Elit Konflik, Siapa yang Rugi?

oleh

Oleh : Hammaddin Aman Fatih*

Sejak berakhirnya jabatan Bupati / Wakil Bupati Aceh Tengah priode 2017-2022, Shabela Abubakar-Firdaus pada 27 Desember 2022 dan terlantiknya Pj Bupati Aceh Tengah, T Mirzuan oleh Pj Gubernur Aceh, Ahmad Marzuki di Anjong Mon Mata Banda Aceh pada tanggal 29 Desember 2022 yang lalu.

Kita sering disuguhkan berita aksi demostrasi menentang kepemimpinannya, yang konon ceritanya masih dimotori oleh elit-elit di lingkungan pemda Aceh Tengah itu sendiri.

Muncul sebuah pertanyaan dihati rakyat. Mengapa hal ini harus terjadi, apa yang dipikirkan oleh elite-elite politik ? Tidakkah mereka memikirkan rakyatnya, yang mungkin hari ini masih berpikir, apa yang akan bisa ku cari untuk menghidupi anak-anakku hari ini?

Mungkin kita menganggap rakyat, biasa-biasa saja. Tapi, kita harus tahu, rakyat sekarang tidak bisa lagi untuk dibodoh-bodohi, mereka tahu mana yang benar, mana yang salah, dan mana yang oportunis sebenarnya.

Media sosial (WhatsApp, Instagram, Facebook, Massenger, twiter, Telegram, TikTok, dan lain sebagainya) telah menjadi sumber literasi digital mencerdaskan mereka setiap harinya dengan sumber-sumber pandangan yang berbeda.

Mengapa Mereka berkonflik ?

Beragam faktor yang melatar belakangi elite penguasa di suatu daerah berkonflik, antara lain mungkin termasuk : Persaingan Kekuasaan:Elite penguasa sering kali bersaing untuk mendapatkan dan mempertahankan kekuasaan politik, ekonomi, atau sosial.

Mereka mungkin memiliki ambisi yang berbeda-beda dan ingin memperoleh posisi yang dominan dalam hierarki kekuasaan.

Perbedaan Ideologi atau Agenda:Elite penguasa dapat memiliki perbedaan ideologi, pandangan politik, atau agenda kebijakan yang bertentangan. Konflik bisa muncul ketika mereka mencoba mendorong kepentingan mereka sendiri atau kelompok mereka dalam pembuatan kebijakan.

Ketidaksepakatan Strategis:Terkadang, elite penguasa tidak setuju tentang strategi yang harus diambil untuk mencapai tujuan bersama. Ini bisa berkaitan dengan kebijakan ekonomi, diplomasi, atau strategi politik yang berbeda.

Kepentingan Pribadi atau Kelompok:Beberapa anggota elite penguasa mungkin lebih fokus pada memperoleh keuntungan pribadi atau kelompok daripada kepentingan umum.

Persaingan internal untuk sumber daya, kekayaan, atau posisi dapat menyebabkan konflik di antara mereka.

Sejarah atau Konflik Lama: Beberapa konflik antara elite penguasa mungkin memiliki akar sejarah yang kompleks atau perselisihan yang telah berlangsung lama. Hal ini dapat membuatnya sulit untuk mencapai kesepakatan atau rekonsiliasi.

Ketidakpuasan Masyarakat : Tekanan dari masyarakat atau kelompok-kelompok tertentu juga bisa memicu konflik antara elite penguasa. Ketika elite tidak mampu atau tidak mau menanggapi tuntutan masyarakat, konflik dapat meningkat.

Siapa Yang Dirugikan ?

Kalau konflik yang terjadi tidak merembes ke kepentingan rakyat, mungkin tidak perlu kita untuk was-was. Tapi, masalah menjadi lain bila konflik mereka berimbas ke hajat kehidupan rakyat kebanyak. Itu harus secepatnya dituntaskan biar tidak menyengsarakan kehidupan rakyat.

Imbas konflik yang terjadi, bisa bervariasi siapa yang untung dan rugi, ini tergantung pada konteks spesifik konflik tersebut. Namun, secara umum, dalam konflik antara elit penguasa, kerugian seringkali dapat dirasakan oleh berbagai pihak, termasuk masyarakat umum, ekonomi negara, dan stabilitas politik.

Elit Penguasa: Dalam beberapa kasus, konflik antara elit penguasa dapat merugikan mereka sendiri dengan mengganggu stabilitas politik dan merusak reputasi mereka di mata publik. Persaingan politik yang keras dapat membagi faksi-faksi dalam pemerintahan dan memperlemah otoritas daerah.

Masyarakat Umum : Konflik antara elit penguasa seringkali mengakibatkan ketidakstabilan politik dan ekonomi, yang pada gilirannya dapat merugikan masyarakat umum. Misalnya, ketidakpastian politik dapat mengganggu investasi dan pertumbuhan ekonomi, serta mempengaruhi keamanan sosial dan kesejahteraan rakyat.

Ekonomi Daerah: Persaingan antara elit penguasa dapat mengganggu kebijakan ekonomi yang konsisten dan berkelanjutan, yang pada akhirnya dapat merugikan pertumbuhan ekonomi dan stabilitas keuangan daerah.

Stabilitas Politik: Konflik antara elit penguasa bisa mengancam stabilitas politik suatu daerah, mengakibatkan ketidakpastian dan ketegangan yang dapat berujung pada kerusuhan atau bahkan konflik bersenjata.

Oleh karena itu, dalam konteks konflik elit penguasa, tidak hanya satu pihak yang mungkin rugi, tetapi kerugian dapat tersebar luas dan mempengaruhi berbagai aspek kehidupan sosial, ekonomi, dan politik suatu daerah.

Berdamailah ?

Mendamaikan elit politik bisa menjadi tantangan yang besar, terutama jika terdapat sejarah perselisihan atau rivalitas antara mereka. Namun, berdamai antara elit politik memiliki potensi untuk menciptakan lingkungan politik yang lebih stabil dan berfokus pada kepentingan masyarakat.

Menurut penulis ada beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mencapai perdamaian antara elit politik:

Dialog Terbuka: Mengundang elit politik yang terlibat dalam konflik untuk berpartisipasi dalam dialog terbuka dan jujur adalah langkah penting. Dalam dialog semacam itu, mereka dapat memahami perbedaan mereka, membangun rasa saling percaya, dan mencari titik-titik kesamaan.

Kompromi dan Kesepakatan: Mencari kesepakatan yang dapat diterima oleh semua pihak melalui proses negosiasi dan kompromi merupakan langkah penting dalam mencapai perdamaian. Hal ini dapat melibatkan pengorbanan dari semua pihak, tetapi hasilnya dapat berarti perdamaian yang langgeng.

Memperbaiki Hubungan Personal: Memperbaiki hubungan personal antara elit politik yang berselisih bisa menjadi langkah penting. Mengadakan pertemuan informal atau bahkan acara sosial di luar lingkungan politik dapat membantu dalam membangun kepercayaan dan mengurangi ketegangan.

Fokus pada Kepentingan Bersama: Mendorong elit politik untuk fokus pada kepentingan bersama, seperti kemakmuran ekonomi, keamanan nasional, atau kesejahteraan masyarakat, dapat membantu mereka melepaskan ego dan ambisi politik pribadi mereka demi kebaikan yang lebih besar.

Penghargaan atas Langkah-Langkah Positif: Memberikan penghargaan dan pengakuan kepada elit politik yang mengambil langkah-langkah positif menuju perdamaian dapat mendorong orang lain untuk mengikuti jejak mereka. Ini juga bisa membantu memperkuat komitmen mereka terhadap proses perdamaian.

Pembentukan Lembaga dan Mekanisme Perdamaian: Membentuk lembaga atau mekanisme khusus yang didedikasikan untuk meresolusi konflik politik dan memfasilitasi perdamaian dapat membantu menopang proses perdamaian.

Dukungan dari Masyarakat: Masyarakat sipil dan lembaga non-pemerintah juga dapat memainkan peran penting dalam mendukung upaya perdamaian antara elit politik dengan membangun tekanan untuk perdamaian, memberikan pemahaman tentang konsekuensi dari konflik yang berlarut-larut, dan memobilisasi dukungan untuk solusi damai.

Penutup

Konflik antara elite penguasa dalam tararan pemerintahan sering kali merupakan hasil dari dinamika kompleks kekuasaan, kepentingan, dan persaingan di antara mereka dan perdamaian antara elit politik tidak selalu mudah, tetapi bisa menjadi langkah penting dalam menciptakan lingkungan politik yang lebih stabil dan berkelanjutan.

Mari sekarang kita fokus mencari pemimpin Aceh Tengah 1 dan 2 untuk lima tahun kedepan lagi ! Semua akan berakhir. Firaun yang mengklim dirinya tuhan. Akhirnya tumbang karena kebijakannya sendiri. Kepemimpinan itu ada masanya.

Biar semua berjalan dan semua pasti berlalu. Jadikan kritikan yang muncul sebagai kecupan tanda sayang, bukti bahwa mereka masih peduli terhadap kondisi kita hari ini untuk menata masa depan yang lebih baik lagi….

*Penulis adalah antropolog dan penulis buku Gere I Beteh Kati Gere Mukale dan People of the Coffee Gayo Award 72+…..Jema yang berdomisili di seputaran kota Takengon.

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.