Catatan Mahbub Fauzie*
Tugas membina generasi muda adalah tugas semua pihak yang berkepentingan dalam hal mewujudkan perbaikan masa depan bangsa. Mulai dari para orangtua di keluarga, masyarakat, tidak terkecuali para ulama dan umara di manapun berada. Tokoh-tokoh masyarakat hendaknya turut andil sesuai dengan kapasitas, tugas dan kedudukannya.
Mulai dari keluarga, para orangtua musti mengawali pembinaannya terhadap putra-putrinya sejak dini. Terutama terkait pembinaan akhlakul karimah, akidah dan juga ibadahnya. Dukungan para orangtua di lingkungan masyarakat juga tidak boleh dilepaskan, mulai dari tingkat dusun, kampung, kecamatan dan kabupaten serta lebih luas lagi.
Itulah di antara simpulan bincang-bincang penulis saat bersilaturrahmi pada Selasa (16 April 2024) sore dengan tokoh Kecamatan Atu Lintang, Pimpinan Dayah (Pondok Pesantren) Nurul Huda Kampung Damar Mulyo, Aceh Tengah, Tgk Sukarno. Sosok Dai Kharismatik yang juga sebagai anggota Komisi C Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Kabupaten Aceh Tengah.
Keperihatinannya melihat kondisi sebagian generasi muda hari ini, sangat dirasakan oleh Teungku yang biasa ceramah dengan bahasa lugas dan apa adanya itu. Miris, manakala melihat eskalasi dekadensi moral sebagian remaja kita. Maraknya prilaku asusila, pergaulan lewat batas, narkoba, perkelahian pelajar dan lain-lain.
Pendidikan akhlak harus kembali menjadi perhatian dan prioritas para orangtua. Semua harus terfokus dalam hal mendidik moral dan adab anak-anak kita. Semua pihak harus bertanggung jawab dalam menghadirkan individu-individu yang ber-akhlakul karimah. Diawali dengan keteladanan semua pihak. Para orangtua di rumah tangga (keluarga), di lingkungan masyarakat juga.
Perbaikan akhlakul karimah adalah misi yang mulia yang merupakan misi kenabian. Rasulullah Muhammad Shalallahu ‘Alaihi Wassalam ditugaskan di muka bumi ini adalah untuk memperbaiki akhlak. Innama bu’istu Li utaamima makarimal akhlaq, Sungguh Aku (Muhammad) diutus adalah untuk menyempurnakan akhlak!, demikian Sabdanya.
Pendidikan akhlakul karimah harus dari contoh. Harus dari keteladanan. Ayah ibu di rumah masing-masing, para pemimpin di lingkungan masyarakat dan pemerintahan, mulai di tingkat dusun, desa (kampung) termasuk unsur sarakopat (reje, Imem, Petue dan RGM), di tingkat kecamatan, kabupaten, provinsi maupun pimpinan tingkat negara. Baik yang duduk di lembaga eksekutif maupun legeslatif.
Semua harus berperan, baik umara (tokoh pemerintahan) maupun ulama (tokoh agama) dan cerdik pandai hendaknys turut andil dan berpartisipasi dalam memberikan keteladanan akhlakul karimah. Baik buruknya masa depan bangsa ini sangat tergantung pada baik buruknya akhlak generasinya!
Wallahu a’lam bish-shawab.
*Penghulu Ahli Madya / Kepala KUA Kec. Atu Lintang, Aceh Tengah