IAIN Takengon Menanti Pemimpin Religius Humanis

oleh

Oleh : Prof. Dr. Lukman Hakim A. Wahab, M.Ag*

Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Takengon Aceh Tengah dalam waktu dekat ini akan memiliki rektor baru untuk masa jabatan 2024-2028.

Alhamdulillah, ada tiga akademisi terbaik telah mendaftarkan diri sebagai calon Rektor untuk berkhidmat memajukan lembaga pendidikan ternama di dataran tinggi Gayo ini.

Ketiga bakal calon dimaksud adalah Prof. Dr. Ridwan Nurdin MCL, Dr. Marhamah, M. Kom. I dan Dr. Shaumiwaty SS, M. Hum. Ketiga Bakal Calon ini telah melewati tahapan pemeriksaan dan validas berkas serta syarat administrasi pada 11-15 Desember 2023 lalu.

Senat Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Takengon juga telah melaksanakan sidang tertutup pada Jumat 5 Januari 2024.

Dalam sidang yang dipimpin oleh ketua Senat IAIN Takengon Dr. Al Musanna, M.Ag ini ketiga calon telah menyampaikan visi misi, komitmen, program kerja dan gagasan strategis untuk memajukan lembaga pendidikan ini menjadi lebih baik dan bermartabat.

Setelah penyampaian visi misi ini kemudian semua anggota senat memberikan pertimbangan dan penilaian kwalitatif terhadap ketiga calon rektor sebagai kelengkapan berkas untuk kemudian diserahkan kepada kepada Menteri Agama RI.

Proses selanjutnya akan berlangsung di Kementerian Agama RI hingga akhirnya akan terpilih salah satu yang terbaik untuk menjadi rektor yang menahkodai IAIN Takengon ke depan.

Banyak doa dan harapan dari sivitas akademika dan masyarakat lintas tengah Aceh agar nantinya yang terpilih menjadi sosok pemimpin yang mampu mengaktifkan fungsi kampus dan dapat mengangkat marwah IAIN sebagai sentra pendidikan keagamaan di dataran tinggi Gayo.

Figur pemimpin yang memiliki azam yang kuat untuk menjadikan IAIN Takengon sebagai ladang pengabdian dan menjalankan kepemimpinan dengan karakterik seorang pemimpin humanis.

Pemimpin Religius Humanis

Tulisan ini akan mengetengahkan tentang sosok pemimpin religius humanis. Pemimpin religius humanis yang dimaksudkan adalah sosok pemimpin yang dalam dirinya terhimpun kecerdasan spiritual sekaligus rasa kemanusiaa yang tinggi.

Memiliki integritas dan kepribadian yang diasaskan pada iman, ilmu dan rasa kemanusiaan dalam menjalankan kepemimpinan menuju ridha Allah Swt.

Saat ini sosok pemimpin agamis humanis inilah yang dinantikan dan didoakan oleh seluruh sivitas akademika IAIN Takengon dan masyarakat Gayo secara keseluruhan.

Ada beberapa karakteristik mendasar yang melekat pada sosok seorang pemimpin agamis humanis: Pertama, memiliki integeritas spiritual.

Pemimpin yang memiliki integritas spiritual akan dijiwai oleh sebuah kesadaran bahwa kepemimpinan adalah amanah Allah swt yang harus diemban sebagai ibadah dalam agama yang diyakininya.

Pemimpin berbasiskan agama dibangun atas kesadaran bahwa kelak kepemimpinannya akan dimintakan pertanggungjawaban di sisi Allah swt.

Sebagaimana yang nukilkan dalam sabda nabi bahwa “setiap kamu adalah pemimpin, dan akan dimintakan pertanggung jawaban atas kepemimpinanmu”.

Kedua, memiliki keseimbangan akhlak. Pemimpin yang agamis humanis adalah yang memiliki keseimbangan akhlak. Ia adalah sosok yang memiliki kesalehan kepada Allah juga memiliki pola komunikasi yang baik dengan sesama manusia.

Melalui sikap ini ia akan mampu menjaga keseimbangan antara hablumminallah (hubungan dengan Allah) dan hablumminannas (hubungan sesama manusia).

Dengan keseimbangan pola komunikasi ini maka diyakini sosok agamis dan humanis ini akan memimpin dengan menebar kebaikan keadilan, merangkul yang lemah dan mendorong yang kuat untuk lebih kuat menuju pencapaian yang gemilang.

Ketiga, memimpin dengan hati dan kemanusiaan. Pemimpin agamis humanis adalah sosok pemimpin yang memiliki keluhuran budi dan dan menjaga martabat kemanusiaan di setiap lini kepemimpinannya. Karakteristik ini tentunya wujud pemimpin yang dapat menunjukan uswah dan ukhwah dalam kepemimpinannya.

Memperlakukan bawahannya sebagai mitra kerja, menunjukkan keteladan dan mengayomi dalam kebersamaan. Dengan karakteristik ini akan melahirkan pola manajerial kampus yang inklusif, karena hakikatnya semua manusia ingin dirangkul secara manusiawi dan kekeluargaan.

E.M Kelly, seorang negarawan Amerka Serikat mengatakan bahwa “ Ingat perbedaan bos dan pemimpin. Bos akan berkata kerjakan! Sedangkan pemimpin berkata mari kita kerjakan!”

Keempat, memiliki visi futuristik dan ide transformatif. Karakteristik mengandaikan kemampuan melihat, membaca dan menganalisis masa depan. Dengan kemampuan itu kemudian ia merancang langkah-langkah strategis untuk menciptakan perubahan ke arah yang lebih baik secara terukur.

Semangat membangun dengan gagasan cemerlang dan trobosan brillian mengangkat citra IAIN Takengon menjadi sebuah lembaga pendidikan Islam idaman di dataran tinggi Gayo yang eksotik.

Dengan keempat pilar karateristik pemimpin agamis dan humanis ini akan mampu menjalankan tanggung jawabnya menuju IAIN Takengon yang lebih maju dan bermartabat.

Dalam kontek tanggung jawab ini, Jack Welch, seorang tokoh leadership berkebangsaan Amerika bekata bahwa “Ketika anda menjadi pemimpin, anda tidak diberi mahkota tetapi anda diberi tanggung jawab untuk mengeluarkan yang terbaik dalam diri orang lain”. ”

Menuju IAIN Takengon yang Bermartabat.
Tentunya semua sivitas akademika dan semua masyarakat Gayo mendambakan IAIN Takengon dapat bertranformasi menjelma menjadi pusat pendidikan Islam yang berwibawa di dataran tinggi Gayo.

Sebuah lembaga bermartabat yang menjadi pusat peradaban keilmuan, keislaman dan budaya di tengah oase sejuk dataran tinggi Gayo di lintas tengah Aceh.

Sebagai Perguruan Tinggi, IAIN Takengon ini adalah sebuah rintisan cemerlang dari founding fathers yang telah berkorban dan berjasa untuk mewujudkan sebuah lembaga pendidikan tingkat tinggi di Gayo.

Lembaga ini dalam sejarahnya telah diinsiasi oleh para tokoh pendidikan Gayo seperti Drs. H.M. Din AW, Dr. H. Mahmud Ibrahim, MA dan beberapa tokoh lainnya tentunya memiliki impian agung.

Impian inilah yang perlu diestafetkan keberlanjutan dan tanggung jawabnya kepada segenap sivitas akademika IAIN untuk dijaga dan dibangun bersama menuju arah yang lebih bermartabat.

Untuk mewujudkan IAIN Takengon yang bermartabat inilah diperlukan sosok pemimpin agamis humanis yang mampu menakhodainya dengan segenap kepribadian yang luhur dan mulia.

Pemimpin yang bertanggung jawab melanjutkan impian dan harapan para perintis awal (founding fathers) dan mampu menciptakan perubahan dengan ide-ide futuristik.

Merangkul semua sumber daya insani, menciptakan jalinan komuniskasi yang efektif dengan sengenap stake holder, menampung aspirasi dan mengelaborasi setiap ide menjadi aksi semesta masyarakat Gayo memartabatkan IAIN Takengon menuju kejayaan.

Doa dan harapan kita, semoga Allah memilih pemimpin agamis dan humanis untuk kejayaan IAIN Takengon. Sosok pemimpin yang mampu menghangatkan jalinan ukhwah dan menunjukkan uswah dalam menjalankan amanah kepemipinannya. Tutur katanya adalah kenyamanan dan seluruh gerak geriknya adalah keteladanan. Pemimpin yang mampu membawa perubahan.

Fethulah Gulen, seorang pemikir Islam kontroversial asal Turki menyatakan bahwa “Dalam membangun institusi diperlukan pemimpin yang bermentalitas seorang pemadam kebakaran, yang siap bertarung dalam memadamkan api demi menyelamatkan masyarakat yang dipimpinya dari keterpurukan berkepanjangan” Semoga..! Wallahualam bishawaf.

*Dosen Teologi Islam pada Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Ar-Raniry Darussalam Banda Aceh

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.