Semoga Tidak Lahir Model Pemimpin yang Pantas Dibuang ke Laut

oleh
Dari kiri; Lyndon B. Pangkali, Abetnego Tarigan, Fauzan Azima. (Dok. Pribadi)

Oleh : Fauzan Azima*

Saya ingat anekdot saudara dari Papua, Lyndon B. Pangkali namanya. Dia salah satu aktivis Organisasi Papua Merdeka yang akhir hidupnya tinggal di Negeri Paman Sam.

Pada tahun 2010, kami sama-sama ikut Program Kunjungan Kepemimpinan Internasional ke Amerika Serikat. Di sela- sela kesibukan kami, Lyndon B. Pangkali sering bercerita ala Mop Papua. Salah satu yang membekas di benak saya, soal sikap aneh penumpang kapal pesiar.

Begini ceritanya, ketika dia keliling Erapa naik kapal pesiar, satu pagi yang cerah, dia melihat orang Amerika sedang menelepon kerabatnya dengan HP iPhone barunya. Selesai berkomunikadi orang Amerika itu melempar iPhone-nya ke laut.

“Kenapa kamu membuang HP itu, padahal masih baru?” dia bertanya kepada orang Amerika itu penasaran.

“Ah, HP iPhone banyak di kota saya,” jawab si Amerika dengan sombong.

Esok pagi harinya, dia melihat orang Jepang sedang mengetik dengan laptop keluaran terbaru. Lagi-lagi setelah menyelesaikan tugasnya, orang Jepang itu pun melempar laptopnya ke Laut.

“Kenapa kamu buang laptop itu padahal masih baru?” dia penasaran dan bertanya kepada orang Jepang itu.

“Ah, laptop sudah terlalu banyak negeri saya,” jawab si Jepang itu penuh bangga dengan sikapnya.

Keesokan paginya, ketika orang Amerika dan Jepang itu sarapan, dia melihat Anak Buah Kapal dan mendorongnya ke laut. Kini, giliran orang Amerika dan Jepang itu yang terheran-heran.

“Hei, kamu sangat kejam, kenapa kamu dorong orang itu ke laut?” tanya si Amerika dan Jepang itu penasaran.

“Orang model itu banyak di kampung saya” jawabnya tidak mau kalah bangganya.

Pelajaran yang bisa kita petik dari anekdot di atas bahwa pemimpin harus punya kemampuan di atas rata-rata masyarakat umum. Profilnya membanggakan dan bukan sekedar meramaikan pemilu.

Seperti yang disampaikan Socrates, “Jadilah orang yang memberikan nilai dan manfaat bagi dunia, sehingga kehadiranmu tidak akan terlupakan.”

Pada dirinya melekat sifat jujur, bijaksana, memberdayakan orang lain, menjadi teladan, inspiratif, tidak diskriminatif dan empati. Pemimpin yang demikian akan melekat di hati dan fikiran masyarakatnya.

Setelah pemilu akan datang, semoga saja tidak lahir model pemimpin yang pantas didorong ke laut karena dianggap terlalu banyak orang sepertinya di kampung.

(Mendale, Januari 11, 2024)

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.