[Cerpen] Lovania

oleh
ilustrasi

[Cerpen] Lovania
Mazaya Putri Khanza

Semua orang pasti pernah mengalami masa remaja, masa dimana perasaan suka-menyukai mulai muncul. Begitu juga dengan gadis yang memiliki kulit cerah, mata bulat dengan alis lentik, lesung pipi dan rambut blunt bob berawarna coklat tua. Wanita muda ini bernama Hellena Lovania.

Suara kicauan burung yang merdu beterbangan menandakan pagi yang cerah. Terlihat Hellena sedang duduk sambil menyeduh secangkir teh ditemani beberapa potongan roti hangat di ruang televisi.

“Dek, kamu jadi pergi,” seorang wanita paruh baya menghampiri gadis muda itu.

“Jadi bun, bentar lagi adek pergi,” jawab Hellena.
“Sama siapa perginya?”
“Sama Olivia,” ucap gadis itu sambil tersenyum.

Selang beberapa menit, terdengar suara seorang wanita yang sangat tidak asing memanggil Hellena disertai ketukan di pintu depan. Ia adalah Olivia, teman dekat Hellena sejak kecil. Wanita dengan rambut C-Curl Perm dengan senyuman yang memperlihatkan gigi ginsul yang manis.

“Sebentar!” Teriak Hellena pada temannya itu.
“Bun, adek pergi yaa,” pamit gadis itu pada ibunya. Lalu langsung berjalan ke arah pintu depan dan membuka pintu.

“Ibuk, kami pergi yaa,” pamit Olivia dari pintu sambil tersenyum dan melambaikan tangan.

Kedua gadis itu pun berangkat pergi untuk mengerjakan tugas kelompok. Sesampainya di di rumah salah satu temannya, Hellena terlihat bingung melihat seorang pria yang baru pertama kali ia lihat duduk dengan anggota kelompoknya.

“Siapa itu,” bisiknya pada Olivia.
“Nanti tau sendiri, situ dulu yuk,” Olivia mengenggam tangan temannya itu untuk segera ke salah satu meja.

“Udah sehat, na?,” ucap Mahesa teman sekelompok mereka.
“Udah dong,” jawab Hellena sambil tersenyum lalu menoleh ke arah pria di samping Mahesa.
“Kenalin, ini Arion. Temen baru kita di kelas,” ucap Reva sambil menunjuk kearah pria yang dilihatnya.

“Halo, kenalin aku Arion Ezra, panggil Arion,” ucapnya sambil mengulurkan tangan.
“Aku Hellena,” membalas uluran tangan pria yang ada didepannya sambil tersenyum.

Jujur saja, gadis itu terpesona melihat pria di depannya. Denyut jantungnya tiba-tiba terasa berdetak lebih cepat dari biasanya.
‘Yakali baru pertama ketemu aku langsung suka si’, batinnya.

Waktu sudah menunjukkan pukul 10, terasa begitu cepat bagi Hellena yang terus memperhatikan apapun yang dikerjakan Arion.

Menyadari ada seseorang yang terus menatapnya, Arion melangkah ke arah wanita itu lalu duduk di sebelahnya.

“Ada yang sulit, ya?”, ucap Arion sambil menatap mata Hellena.
“Eh, ga kok,” jawabnya lalu tersenyum menunjukan lesung pipi yang manis.

“Wah, ini kamu yang buat sendiri?” Kagum pria itu melihat gores-goresan pensil yang membentuk sebuah gambaran pada buku Hellena.

“Iya, soalnya tadi aku gak tau mau ngapain, makasih ya.” Hellena menunjukkan senyuman manisnya.

“Keren kamu,” ucap Arion lagi sambil menatap wajah gadis yang ada di sampingnya.

Sudah saatnya pulang, jam sudah menunjukkan pukul 1 siang. Sesampainya di rumah Hellena terus menerus tersenyum sendiri karena mengingat interkasinya dengan Arion tadi.

“Kamu kok senyum-senyum sendiri, kek orang gila,” ucap Baswara, kakak laki-laki gadis itu.

“Apasih, ga bisa liat orang senang aja. Lagian siapa juga yang senyum-senyum sendiri,” jawabnya lalu melangkah ke arah kamar dan segera masuk.

Gadis itu melompat ke tempat tidurnya, lalu menutup muka dengan bantal. Ia berteriak dari balik bantal mengingat momen bersama dengan pria yang baru saja kenal.

Terdengar suara notifikasi yang menggangunya, membuat gadis itu segera mengambil hp-nya. Notif itu berasal dari nomor tidak di kenal, namun setelah melihat obrolan di dalamnya, Hellena kembali berteriak, pesan itu berasal dari Arion.

Besoknya gadis itu pergi berangkat ke sekolah seperti biasa. Ia segera masuk ke kelas lalu duduk di salah satu bangku. Olivia duduk di bangku depannya, lalu datanglah pria yang ia tunggu dan berjalan ke arahnya.

“Di sini ga ada yang duduk kan?” Tanyanya sambil menunjuk ke arah bangku kosong di samping Hellena.

“Ga ada kok,” ucap Olivia cepat melihat wajah temannya memerah, lalu tersenyum menunjukkan gigi ginsulnya.

“Hellena, kamu sakit? Kok muka kamu merah” ucap Mahesa yang baru datang dan langsung duduk di bangku samping Olivia.

“Siapa yang bilang boleh duduk di sebelahku,” ucap Olivia melihat ke arah pria yang yang di sebelahnya.

“Emang kenapa? Jangan bilang kamu suka aku Oliv,” ganggu Mahesa sambil tertawa.

“Ga lah, geli aku dengarnya”, ucap Olivia lalu mengangkat tangannya seakan ingin memukul.

“Kamu masih sakit?” Tanya Arion yang tertawa melihat tingkah teman yang berada di bangku depan, lalu menoleh ke arah gadis yang di sampingnya. Pria itu meletakkan telapak tangannya pada kening Hellena untk memastikan suhu tubuhnya.

“Eh engga kok, karena panas aja, makanya muka aku ikut panas.” Gugup Hellena merasakan tangan Arion yang berada di keningnya.

Jam sekolahpun akhirnya berakhir, semua murid Kembali pulang menuju rumahnya masing-masing.

“Kamu pulang sama siapa?” Ucap Arion pada Hellena
“Dijemput, kamu?”
“Aku bawa motor, sama aku aja mau ga? Sekalian keliling-keliling nyari angin.”
“Emang boleh? Aku mau-mau aja si,” ucap Hellena, tersenyum menunjukkan lesung pipinya.

Mereka berdua lalu pulang bersama, Arion menepati janji nya untuk keliling kota mencari angin dan sesekali berhenti membeli makanan.

Kedatangan Arion membuat kehidupan sekolah Hellena berubah, berwarna-warni dan manis.

Bulan pun terus berganti, sekarang mereka berdua sudah semakin dekat dan Arion menjadi seorang pria pujaan gadis itu. Siang hari yang cerah, Hellena bersiap-siap untuk pergi main bersama Olivia.

“Aah lama banget, oh ya kan mau ketemu Arion!” Ganggu Olivia.

“Kayaknya aku lebih lama nungguin kamu siap-siap tadi deh. Oh ya, gimana gak lama, kan mau ketemu Mahesa,” ejek Hellena pada Olivia.

Setelah beberapa menit, mereka pamit pada ibu Hellena dan langsung pergi dengan membawa cemilan dan juga makan siang yang sudah disiapkan sebelumnya.

Kedua gadis itu sangat antusias ketika sampai ditaman dan langsung menghampiri Arion dan Mahesa yang sedari tadi sudah sampai.

Hellena terkesima melihat pesona Arion yang memakai kaos hitam dengan celana berwana cream, rambut yang baru di potong dengan potongan layered bowl cut berwarna dark brown berpadu manis dengan warna kulitnya yang terang.

Begitu juga dengan Olivia ketika melihat Mahesa dengan kemeja putih dan celana hitam, rambut potongan undercut berwarna hitam berpadu manis dengan warna kulit tan.

Keempat orang itu kemudian duduk bersama, memakan makanan yang dibawa, tertawa satu sama lain, bercerita dan mengabadikan momen keseruan hari itu untuk dikenang sampai hari nanti. Masa cinta waktu remaja adalah masa yang paling indah. Tidak akan terulang dan tak akan terlupakan.[SY]

*Penulis adalah seorang siswi di SMP IT Cendekia. Cerpen ini ditulis bersama kelas menulis yang diampu ustadzah Fauraria Valentine. Bercita-cita menjadi seorang dokter dan mempunyai hobi membaca, jalan-jalan juga menonton.

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.