25 Tahun Konflik Gajah vs Manusia di Aceh : Dari Utara ke Selatan

oleh

Oleh : Maharadi*

Konflik Gajah di Aceh sudah berlangsung selama ¼ abad. Gubernur dan Bupati silih berganti, namun konflik belum berhenti. Konflik terjadi akibat adanya kesamaan namun berbeda tujuan dalam satu ruang yang sama.

Manusia dan gajah sama-sama butuh hidup, sama -sama mencari rezeki. Manusia mencari rezeki dengan merawat tanaman dan memanen hasilnya, sedangkan gajah biasanya memanen tanaman disepanjang jalur yang dilalui.

Sebagai hewan mamalia, gajah memakan tumbuhan baik daun maupun buah yang dapat dijangkau. Sedangkan dikawasan dengan tutupan lahan padat dipenuhi pohon kayu yang tinggi pada umumnya minim pakan gajah yang dapat dijangkaunya.

Itu sebabnya gajah mencari pakan dipinggir hutan dengan tutupan yang didominasi oleh semak belukar terutama disekitar area yang memiliki sumber air.

Kawasan pertanian masyarakat pada umumnya mulai dari pinggir hutan sampai ke area yang lebih padat penduduk disekitar kawasan yang memiliki sumber air.

Baik manusia maupun gajah, sama-sama membutuhkan area yang lebih terbuka dan memiliki sumber air. Kesamaan ini yang kemudian memicu terjadinya konflik.

Menurut catatan Mongabay.co.id, Sepanjang tahun 2002 – 2007, konflik menyebabkan 8 orang meninggal dunia, 11 luka-luka dan 68 gajah mati dan dalam kurun waktu selama 2005 – 2015 penurunan jumlah individu gajah mencapai 300 ekor.

Konflik tersebut masih terus berlangsung sampai hari ini, korban nyawa dan harta benda sudah cukup banyak. Biaya yang dikeluarkan oleh masyarakat dan pemerintah sudah cukup banyak, mulai dari biaya pengiringan gajah, pembangunan parit anti gajah, kawat kejut dan berbagai upaya lain menelan biaya yang tidak sedikit.

Sebagai contoh disekitar perbatasan Aceh Tengah, Bener Meriah dan Bireuen, upaya penanganan konflik seperti “main ping-pong” pengiringan gajah liar sampai sebatas “net” keluar dari area. Ketika gajah berada di area seberang, pengiringan kembali dilakukan sampai sebatas “net”.

Dengan asumsi jika kawanan gajah liar sudah melewati “net” maka gajah akan menuju ke hutan belantara lain. Namun pada kenyataannya kawanan gajah liar hanya sampai lahan masyarakat diseberang. Ketika konflik mulai jenuh dan melelahkan, mulai dibangun parit anti gajah, namun konflik tidak kunjung selesai bahkan semakin menyempit.

Jika sebelumnya di perbatasan ketiga Kabupaten sering diberitakan soal konflik, akhir-akhir ini konflik yang menjadi sumber berita tinggal di Kabupaten Aceh Tengah atau Bener Meriah seiring dengan bertambahnya luas areal perkebunan sawit.

Konflik yang sudah berlangsung cukup lama, sampai saat ini masih belum menunjukan tanda-tanda akan berakhir, puncak konflik disekitar DAS Peusangan menimbulkan keresahan masyarakat sekitar bulan November hingga Februari, meski sepanjang tahun konflik kerap terdengar.

Saat ini area konflik mulai meluas di Kabupaten Aceh Tengah, jika sebelumnya area konflik di Aceh Tengah tertinggi berada di Kampung Bergang dan Karang Ampar, kini Kampung Pantan Reduk yang berada disebelah Selatan mulai terdampak, artinya area konflik sebelumnya mengarah ke Utara (Kabupaten Bireuen) kini mulai berpindah ke Arah Selatan.

Diperkirakan jika area konflik semakin ke Selatan, dampak konflik akan semakin meluas dengan kerugian akan semakin besar.

Berdasarkan catatan sejarah, konflik di Aceh Cuma bisa diselesaikan oleh bangsa lain, perang Aceh – Belanda selama 80 tahun lebih diselesaikan Jepang kurang dari 8 bulan, perang Aceh – Jepang selama 3 tahun diselesaikan Amerika kurang dari 3 minggu, haruskan konflik satwa liar ini juga di selesaikan oleh bangsa lain?

Untuk itu kami mengundang semua pihak terkait untuk mendiskusikan ini, pada Sabtu 25 November 2023 di Catimore Cafe, Kampung Lemah, Bebesen. untuk mengetahui kenapa hampir 25 tahun konflik ini tidak dapat diatasi?

Undangan ini terbuka untuk umum siapa saja boleh hadir dilokasi dan boleh memesan apa saja dan bayar sendiri-sendiri, sesuai prinsip kearifan lokal eteng-eteng iyak.

*Penulis adalah Pemerhati sosial, politik dan Budaya Aceh

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.