TAKENGON-LintasGAYO.co : Permohonan pemilihan kepala desa (Pilkades) di Mulie Jadi, Kecamatan Silihnara, Aceh Tengah seharusnya menjadi urusan pihak DPMK dengan pihak Kecamatan.
Masyarakat seharusnya mendesak pihak Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Kampung (DPMK) melalui Kecamatan Silihnara untuk ekstra berkoordinasi dengan pihak Provinsi Aceh.
“Bukan malah mengorbankan banyak masyarakat yang terimbas bau busuk sampah di Pusat Kota Takengon,” kata Lumbung Informasi Rakyat (LIRA) Aceh Tengah, Wisnu Hasan, Minggu 29 Oktober 2023.
Menurutna, dengan sikap yang demikian, hanyak hal yang dikorbankan, selain merusak indahnya tata kota Takengon di hari libur, wisatawan juga terganggu dengan pemandangan kota dengan sampah berserakan.
“Sampah dibiarkan menumpuk dan dibuang sembarangan bisa memicu datangnya berbagai bakteri, virus dan parasit yang masing-masing dapat membawa penyakit,” ujarnya.
Katanya lagi, penyakit yang disebabkan bakteri dari sampah, seperti salmonellosis, shigellosis, keracunan makanan stafilokokus, infeksi kulit dan tetanus, sangat rentan menulari warga Aceh Tengah.
“Apalagi dibiarkan di pusat kota, banyak warga yang berdagang, para pelancong tengah menikmati keindahan Aceh Tengah, ini malah di hiasi dengan tumpukan sampah,” tegasnya.
Menurutnya, tindakan gegabah yang dilakukan masyarakat Mulie Jadi, Silihnara dengan memboikit Armada sampah tidak nyambung.
“Apa hubungannya Pilkades dengan sampah. Seharusnya tokoh tokoh masyarakat di sana juga terlibat menyejukkan situasi ini, bukan malah didukung,” sesal Wisnu.
Saat ini, Pemkab tengah meminta petunjuk dari Pj Gubernur Aceh, Achmad Marzuki terkait tuntutan masyarakat. Seharusnya, sembari permohonan itu bergulir, ijinkan armada sampah untuk membuang sampah di Mulie Jadi.
Pemkab juga harus mampu menjelaskan kepada masyarakat terkait moratorium pemilihan kepala desa itu bukan hanya untuk Aceh Tengah, melainkan seluruh Indonesia lantaran menghadapi Pemilu dan Pilkada serentak 2024 mendatang.
“Jangan hanya mengandalkan surat, fasilitasi masyarakat, jelaskan ke mereka situasi yang dihadapi, ajak warga bermusyawarah,” harap Wisnu.
Ia berharap, polemik ini segera berakhir, jangan hanya sedikit – sedikit masalah boikot. Pikirkan nasib masyarakat banyak, jangan hanya mementingkan ego.
“Semua harus dipikirkan, jangan hanya ego masing – masing,” demikian Wisnu Hasan.
Diketahui, beberapa titik di Aceh Tengah saat ini sampah menumpuk, armada sampah penuh terparkir dan tak diijinkan membuang ke TPA, kondisi ini berlangsung selama 3 hari.
[Red]