Oleh : Fauzan Azima*
Pengusaha Amerika Serikat dan Eropa tidak pernah memakai uang pribadinya untuk modal usahanya. Mereka menjajakan proposal rencana bisnisnya kepada orang-orang kaya lainnya untuk mewujudkan impiannya.
Sebelum mempresentasikan bisnis plannya, dia membayar mahal lawyer dan para ahli di bidangnya masing-masing untuk kesempurnaan proposalnya. Sehingga tidak ada lagi celah bagi milyader untuk mengelak berbisnis dengannya.
Tentu saja pengasong proyek itu sudah dikenal kridibel dan mumpuni dalam berbisnis. Sebagai pengusaha, tidak ada niatnya untuk menipu. Dia serius menjalankan tahap demi tahap usahanya sampai berhasil.
Style orang barat dalam berbisnis tersebut, tampaknya akan diperankan mantan orang nomor wahid di negeri kami, Rado mamanya. Siapa pun tahu dia punya banyak uang.
Sebodoh-bodoh orang berkuasa lima tahun, asetnya bisa mencapai Rp. 50 miliar. Apalagi kalau dia sedikit berbakat mengotak atik anggaran. Ratusan miliar dengan mudah masuk ke rekening pribadi dan keluarganya.
Sebagai mana layaknya pebisnis luar negeri, Rado tidak ingin uang tabungannya berkurang sedikitpun, walaupun peruntukannya soal marwah keluarga. Yaitu sebagai uang tebusan anak-anaknya yang disandera oleh kumpulan orang-orang yang berseragam.
Dia menjajakan proposal pengumpulan dana dengan cara meyakinkan untuk mendapatkan dana Rp. 2 Miliar sebagai uang tebusan untuk membebaskan anak- anaknya. Dia memberi kode 2 M untuk mengelabui kapeka.
Rado menyusun cerita halusinasi. Kepada para donatur, dia berjanji, dana dengan kode brankas angka 2 dan huruf M akan dikembalikan setelah dirinya berkuasa kembali pada akhir tahun 2024. Cerita dikarang sedemikian rupa untuk menyihir sasarannya, yakni pengusaha kampung.
Dalam hal merayu donatur, Rado memang ahlinya. Kalau dia bagian dari orang bodoh tidak mungkin mampu menyusun sandi. Hanya orang yang punya inteligensia tinggi yang bisa membuat kode. Tidak sembarang orang mampu menyusun petunjuk lewat huruf dan angka.
Kadang dia sering berpura-pura bodoh untuk mengelabui orang-orang di sekitarnya. Begitulah, kelebihan orang pintar selalu mampu mempermainkan jiwa manusia lainnya. Di manapun di dunia ini orang bodoh selalu menjadi “sesajen” bagi orang yang mengandalkan otaknya.
Rado terlalu sering memposisikan diri sebagai orang yang bermuslihat bloon, sehingga orang-orang di kampung yang bersandiwara bodoh menyebutnya dengan istilah “Gile Rado.” Rado telah menjadi “pengaluten.” Sehingga para orang tua di kampung selalu menasehatkan kepada anak-anaknya, “Enti gile Rado (Jangan gila Rado).”
“Gile Rado” sebuah adegan drama yang bertujuan untuk mendapatkan keuntungan dari sikap berpura-pura hilang akal.
Gile Rado seperti mendapatkan momentum. Perlu “action” segera pada saat butuh bilangan 2 dan abjad M untuk membebaskan anak-anaknya dari sarang penyamun.
Andai saja sejak awal berkuasa Rado bersikap eling. Tentu sekarang dia seorang ayah yang menikmati hidup bahagia. Tidak dikhawatirkan dengan urusan anak-anak yang disandera, tidak direpotkan dengan menyusun kode, dan pasti baginya tidak ada istilah “Pengalutan gile Rado.”
(Mendale, Oktober 28, 2023)