Dikenal Sebagai Akademisi Idealis, Mohd Din Putra Gayo Sandang Gelar Profesor Hukum Pidana USK

oleh

Akhirnya penantian panjang itupun terjawab, seorang guru besar terkonsentrasi pada ilmu hukum pidana kembali lahir di Fakultas Hukum, Universitas Syiah Kuala (USK). Beliau adalah seorang putra kelahiran tanoh Gayo bernama Mohd. Din.

Pak Din begitu ia akrab disapa, dikenal sebagai seorang akademisi yang sangat idealis. Kini jabatan guru besar menjadi tanggung jawab keilmuannya. Dan kini, sempurnalah gelar akamediknya dengan titel Prof. Dr. Mohd. Din, S.H., M.H.

Prof. Mohd Din, lahir di Kalang Rawe, sehingga banyak teman memangginya Reje Kalang. Iapun kini menjadi pakar hukum pidana khususnya Pidana jinayah, ini sesuai dengan riset yang ia geluti.

Dalam menggapai guru besar, beliau telah melewati jalan panjang perjuangan dunia akademis, mulai dari jenjang sekolah dasar (MIN) hingga menyelesaikan sekolah menengah atas di Aceh Tengah.

Beliau termasuk sosok sederhana dan humanis, ini terbukti dalam keseharian beliau, ketika berada di antara teman dan koleganya. Ada hal yang sangat khas pada diri beliau, yaitu sifat humoris yang diselingi tawa kecil yang kerap muncul dalam setiap celutukannya.

Meski SK Guru Besar sudah diterima 22 September 2023 lalu, namun sifat sederhana dan rendah hatinya tetap ia tunjukkan.

Benar sekali pepatah orang zaman “seumpama padi makin berisi makin merunduk”. Padahal jabatan guru besar merupakan sesuatu yang sangat prestise dikalangan dunia akademik, namun karena sifat pribadinya yang sangat low profile menjadi jawaban sebagai cerminan hidupnya.

Hari ini dan ke depan akan menambah kesibukan beliau sebagai seorang pakar pidana, baik dalam menjalani kewajiban akademik terhadap mahasiswanya maupun dalam memenuhi kewajiban sosialnya sebagai seorang pakar yang akan memberi kontribusi terhadap kehidupan masyarakat melalui pemikirannya yang tajam dan kritis.

Apa yang diperoleh oleh putra dari pasangan bapak M. Samin dan ibu Rukiah (Almh) ini bukanlah hal yang kebetulan. Akan tetapi hasil sebuah rintisan melewati titian panjang jenjang akademik.

Jejak kepakarannya sudah mulai nampak selepas menyelesaikan pendidikan di sekolah menengah SMA Muhammadiyah dan MAN Takengon.

Dimana ketika itu tahun 1982 beliau diterima di Fakultaas Hukum Unsyiah. Tak menunggu lama setelah lulus tahun 1989, berkat prestasinya beliau kemudian diterima sebagai dosen muda di tempat yang sama.

Setelah beberapa saat kemudian melanjutkan pendidkan master hukum di program Pasca sarjana Universitas Indonesia (UI) dan lulus dengan prestasi yang sangat memuaskan.

Karena kehausan ilmu, ia kembali melanjutkan Program Doktoral, agar nuansa dan iklim akademik berbeda kali ini beliau memilih Pasca Sarjana UNPAD sebagai tempat berlabuh mengenyam Pendidikan Doktoralnya dan dapat menyelesaikannya pada tahun 2010.

Dan kini semua capaian itu menurutnya tak lepas dari anugerah yang Allah berikan, kekuatan doa dari keluarga besar M. Samin serta ibu Zaorah yang selalu setia mendampinginya menjadi penguat cita-cita mulia Sang Profesor Ideologis.

Disertai dengan doa ananda Sulthanan Nashira dan Ahmad Nashirin menjadi semakin sempurnalah cita cita itu.

Barakallah Pak Prof. Dengan kata bijaknya saat pragmatisme menjadi sahabat kehidupan, maka idealisme akan menyemai perlawanan.  Lahaula walakuata Illabillah, semua ini karena tuhanku.

[Redaksi]

 

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.