Ikhlas Versi Sechium Edule (Labu Jepang)

oleh

Oleh : Muhammad Syukri*

Sewaktu ngopi pagi disebuah warkop, beberapa teman bercerita tentang aktivitasnya setelah memasuki masa pensiun.

Salah seorang dari teman-teman itu menyarankan kami untuk meniru cara hidup Sechium Edule.

“Apa itu Sechium Edule?” tanya saya penasaran.

“Itu nama latin labu jepang, dikenal juga sebagai labu siam,” jawabnya sambil menghirup segelas kopi talua panas.

“Koq analoginya ke labu jepang?” sanggah saya.

“Fenomena tanaman itu paling mudah diamati,” jawabnya singkat.

Senior yang kini beralih menjadi petani itu menerangkan, tanaman merambat Sechium Edule tidak manja.

Lempar aja buahnya ke tumpukan sampah atau semak-semak, dia tak pernah kecewa, apalagi merajuk. Bahkan, tak lama kemudian akan tumbuh tunas baru.

Kemudian, dari tunas itu merambat, menjalar dan berkembang menjadi hamparan tanaman Sechium Edule.

Tanaman ini tak minta dipupuk, tak perlu dirawat. Dia berjuang sendiri untuk bertahan hidup.

Meski pucuknya dipatahkan setiap hari, esok lusa akan tumbuh dua atau tiga tunas baru.

Buahnya dipetik, dia tak “mengeluh.” Seminggu lagi akan muncul bakal buah baru.

Tanaman ini tak kenal lelah, terus memberi manfaat kepada siapa saja meski disakiti (dipetik) oleh siapa saja.

Itulah sebenarnya bentuk ikhlas, memberi tak berharap diberi.

Pertanyaannya: mampukah manusia hidup seperti Sechium Edule itu?

“Semua terserah anda, saya hanya menyampaikan analogi menarik untuk mereka yang tertarik,” tutupnya sambil membayar kopi kami. []

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.