Oleh : Drs. H. Hamdan, M.A*
Generasi yang baik dilahirkan dari keluarga yang baik pula. Keluarga yang baik tentu diawali dari pembentukkannya, yakni persiapan individu-individu sebelum menikah untuk membangun rumah tangganya itu.
Sepasang calon pasangan suami dan isteri, sebelum menentukan keputusannya untuk menikah, setidaknya sudah cukup matang dalam mempersiapkan segala sesuatunya. Masing-masing sudah mem-planing, atau merencanakan banyak hal.
Cita-cita membangun rumah tangga, yang kemudian ingin terciptanya keluarga yang sakinah mawaddah wa rahmah, sudah menjadi kesadaran sejak awal. Dipastikan mereka sudah bersepakat untuk bisa mewujudkannya.
Di antara yang dipersiapkan oleh para calon pengantin atau calon pasangan suami isteri, adalah memiliki kesiapan dalam hal pemahaman tentang pentingnya pendidikan dalam keluarga.Ya, pendidikan merupakan hal yang sangat urgen dalam sebuah keluarga.
Karena itu, bagi calon pengantin pun setidaknya harus punya wawasan pendidikan berkeluarga. Dan memang, dalam perspektif pendidikan, keluarga merupakan salah satu ‘unit’ pendidikan selain sekolah dan lingkungan masyarakat.
Itulah yang barangkali dapat kita sadari adanya upaya berbagai pihak menyelenggarakan semacam pendidikan pra nikah bagi calon pengantin. Sebutan lain adalah kursus calon pengantin dan bimbingan perkawinan bagi calon pengantin.
Berbagai materi bahan ajar dalam kegiatan bimbingan perkawinan merupakan satu kesatuan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang perlu dimiliki pasangan calon pengantin. Baik dari sisi hukum perkawinan, psikologis, pengetahuan tentang reproduksi, manajemen konflik rumah tangga dan juga masalah keuangan rumah tangga.
Tidak kalah pentingnya adalah dalam hal kesadaran mempersiapkan generasi yang berkualitas yang kelak dilahirkan dalam keluarganya. Generasi yang tentu saja menjadi harapan orangtua, keluarga dan bahkan bangsa dan negaranya.
Islam, sebagai agama rahmatan lil ‘alamin tentu sangat berkepentingan terwujudnya generasi yang berkualitas bagi umatnya. Ayat-ayat al-Quran banyak memotivasi pemeluknya untuk menghadirkan generasi yang berkualitas itu.
Seperti misalnya, dalam surat An-Nisa ayat 9 Allah Swt berfirman: “Dan hendaklah takut (kepada Allah) orang-orang yang sekiranya mereka meninggalkan keturunan yang lemah di belakang mereka yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) nya. Oleh sebab itu, hendaklah mereka bertakwa kepada Allah, dan hendaklah mereka berbicara dengan tutur kata yang benar.”
Di ayat tersebut Allah Swt sangat jelas dan tegas, mengultimatum agar para orangtua menyadari tentang pentingnya generasi yang tidak lemah, dalam artian adalah generasi yang unggul dan terbaik. Baik dalam hal mentalitasnya maupun fisiknya.
Karena itu, modal ketakwaan kepada Allah Swt serta keteladanan para orangtua, sangat diutamakan dalam pendidikan keluarga. Semisal memberikatn contoh tutur kata yang baik (qaulan sadida), adalah contoh penting dalam pendidikan.
Ayat lain yang juga merupakan harapan serta doa, yang tidak asing lagi bagi orang Islam yang beriman dalam hal mencita-citakan generasi yang terbaik, yang membahagiaan orangtua, keluarga serta bangsa dan negara adalah yang termaktub dalam surah Al-Furqan ayat 74.
Firman Allah Swt: Dan orang-orang yang berkata, “Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami pasangan kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa.”
Dalam ayat tersebut juga sangat jelas, bahwa orang Islam yang beriman tentu mengharapkan keluarganya itu adalah keluarga yang menyenangkan hati (qurrata a’yuuna). Mulai dari pasangan yang didapatkan, serta generasi atau keturunan yang dihasilkannya!
Kesadaran akan itu semua seperti yang dipaparkan di atas, tentu penulis ingin mengajak kita semua untuk menjadikan pendidikan dalam keluarga sebagai hal yang sangat penting untuk diperhatikan.
Baik oleh para calon pengantin, bahkan para orangtua dalam keluarga yang sudah terbentuk. Hadirkan keluarga yang menjadikan pendidikan sebagai tambahan fondasi penguat dalam membangun rumah tangga.
Dalam perspektif Pendidikan Islam, dengan pendidikan yang baik dalam keluarga, tentu akan mencetak generasi yang shaleh dan shalehah, untuk generasi penerus bangsa. Generasi andalan yang bisa diandalkan.
Mencermati dinamika keluarga masa kini, tentu juga menjadi kesadaran bahwa pernikahan itu tidak selalu berjalan mulus, layaknya berlayar mengarungi samudra pasti ada halangan dan rintangan, jika tidak disikapi dengan baik, maka akan goyah dan terjadi perceraian.
Ketika rumah tangga itu ada problem, atau masalah dapat disikapi dengan bijak dan secara solutif diupayakan bersama antara pasangan suami istri. Jangan sampai ada di antara calon pengantin, setelah melakukan pernikahan dengan pasangannya hubungannya tidak harmonis lagi.
Sebelum nikah dulu kedua pasangan pengantin selalu mengucapkan kata-kata “sayang” kepada pasangannya. Namun setelah mereka menikah, kata-kata tersebut tidak lagi terucap di antara mereka. Kata-kata “sayang” tersebut terus terdengar di dalam rumah tangga. Tidak semestinya itu terjadi.
Justru sekiranya pasangan pengantin atau suami isteri yang dalam dirinya sudah tertanam kesadaran yang baik, lantaran memiliki pendidikan yang cukup sebagai persiapannya sebelum menikah, insya Allah akan bisa melanggengkan dan mempertahankan kondisi harmonis dalam kehidupan rumah tangganya.
Rumah tangga tidak mudah goyang dan terguncang. Terlebih mereka memiliki pendidikan agama yang cukup dan matang. Kekuatan iman dan takwanya akan membentengi bangunan kuat rumah tangganya.
Dengan kesadaran pendidikan agamanya, mereka tidak sampai ada yang meninggalkan shalat lima waktu, karena shalat merupakan tiang agama. Siapa yang meninggalkan shalat berarti dialah yang meruntuhkan agama.
Dengan pendidikan agama yang baik, mereka tida lupa membaca Al-Qur’an karena Al-Qur’an merupakan petunjuk hidup bagi umat Islam, apabila ingin menuju keluarga yang sakinah mawaddah wa rahmah.
Dengan pendidikan agama yang dimilikinya, mereka bisa membedakan mana yang hak dan batil dalam mengisi dan menjalani klehidupan rumah tangga. Mulai dari pencarian nafkah yang halan dan thayyib, pergaulan dalam keluarga dan sosial yang baik (muasyarah bil ma’ruf).
Intinya, pendidikan agama yang baik dalam keluarga sangat mempengaruhi kehidupan rumahtangganya. Insya Allah.
*Dosen Fakultas Syariah Dakwah dan Usuluddin IAIN Takengon