TAKENGON-LintasGAYO.co : Seribuan warga Kampung Blang Kolak 1 memadati Masjid Raudhatul Jannah untuk melaksanakan shalat idul adha 1444 Hijriah.
“Hari kesepuluh Djulhijah, saat ini umat muslim di dunia, termasuk warga Kampung Blang Kolak I, sedang melaksanakan ibadah haji di Mekah,” kata Asrikandi, Reje Kampung Blang Kolak I, saat memberikan sambutan sebelum shalat ied dimulai, Kamis (29/6/2023).
Pada saat itu, dirinya menyinggung soal Idul Adha yang memberikan hikmah tersendiri bagi umat muslim di dunia, khususnya dalam berkurban.
Untuk itu, Kampung Blang Kolak I secara berkelanjutan setiap tahun membuka peluang warganya untuk berkurban setiap pelaksanaan shalat idul adha di kampung tersebut.
“Tahun ini, ada 24 hewan kurban yang disembelih di Blang Kolak I, yakni 5 ekor kerbau, 5 ekor sapi dan 14 ekor kambing. Panitia sudah menyiapkan lebih dari 1000 kupon pembagian daging kurban yang akan dibagikan kepada yang berhak menerimanya,” sebut Asri.
Selanjutnya, Badan Pembangunan Masjid Raudhatul Jannah, selama ini telah memiliki lahan yang akan dipergunakan untuk perluasan dan kemakmuran masjid.
“Kami ucapkan terima kasih pepada pengurus PHBI, panitia shalat ied hari ini, segenap unsur pemerintahan kampung Blang Kolak I, atas upayanya dalam melaksanakan tugas keumatan seperti yang sudah berlangsung pada hari ini,” lanjut Asri, sembari menambahkan ucapkan minal aidin walfaidzin kepada jamaah yang akan melaksanakan ibadah shalat ied beberapa saat kemudian.
Sementara itu Ketua Peringatan Hari Besar Islam (PHBI) Masjid Raudhatul Jannah, Defri menyebutkan, pengumpulan hewan kurban dilakukan sebelumnya dengan menjemput ke rumah masyarakat, baik dalam maupun luar Kampung Blang Kolak I.
“Alhamdulillah Bapak Pj Bupati, Pak Kapolres, juga menyumbangkan hewan kurban di Kampung Blang Kolak I,” ucap Asri.
“Selain itu, kurban dilakukan oleh warga dengan berkelompok,” lanjut Defri.
Sementara itu penceramah idul adha Masjid Raudhatul Jannah, Zahrul Bawadi Muhammad Daud berpesan pentingnya syiar positif yang terus dikembangkan di tengah tantangan kemajuan teknologi seperti yang berlangsung saat ini.
Konten negatif justru menggeser syiar positif, hal ini mengancam keberadaan anak-anak yang terbiasa menggunagan gadget.
Selain itu, alumni Al Azhar, Khairo itu juga menyinggung tentang keberadaan para da’i yang tidak lagi ramah terhadap masyarakat, karena selalu marah-marah dalam setiap ceramahnya, sehingga tidak mengayomi umat yang mendengarkannya.
Selain itu, adanya konten syiar yang menyebarkan aib pribadi seseorang yang sesungguhnya dilarang oleh agama. Pada akhirnya, konten seperti ini berpotensi memuluskan jalan kemaksiatan yang dilakukan oleh seorang muslim.
[SP]