Rentan Punah, Balai Bahasa Provinsi Aceh Gelar Pelatihan Guru Master Revitalisasi Bahasa Gayo di Takengon

oleh

TAKENGON-LintasGAYO.co : Balai Bahasa Provinsi Aceh menggelar pelatihan Guru Master revitalisasi bahasa daerah Gayo untuk tunas bahas ibu di Aceh Tengah.

Kegiatan ini, kata Kepala Balai Bahasa Provinsi Aceh melalui koordinator kegiatan pelatihan, Ibrahim Sembiring, S.S, digelar mulai 20-22 Juni 2023, yang diikuti 84 peserta mulai dari guru SD dan SMP sederajat.

“Pelatihan ini, kita gelar di 3 kabupaten, minggu lalu di Bener Meriah, hari ini di Aceh Tengah dan Gayo Lues akan dilaksanakan pada Juli 2023 nanti,” kata Ibrahim Sembiring, Kamis 22 Juni 2023.

Kegiatan ini, katanya lagi, merupakan hasil dari diskusi kelompok terpumpun (DKT) dengan mengundang seluruh stake holder yang digelar beberapa bulan lalu.

“DKT ini, diikuti oleh pemangku kebijakan di daerah Gayo, tokoh adat, agama, bahasa dan lainnya, dengan menghasilkan kesepakatan membuat 6 modul terkait revitalisasi bahasa Gayo, yang kini statusnya menurut penelitian di tahun 2019, berstatus rentan alias mudah punah,” kata Ibrahim Sembiring.

Melihat kerentanan kepunahan bahasa Gayo, dari hasil penelitian Balai Bahasa Provinsi Aceh, maka revitalisasi diperlukan.

“Dari hasilnya membuat 6 modul berbahasa Gayo, mulai dari modul cerite singket untuk kategori cerita pendek, puisi Gayo untuk sastra, kekeberen untuk mendongeng, pedato untuk pidato, seni berakah untuk stand up komedi dan denang jangin untuk tembang tradisi.

“Jadi keeenam modul yang sudah disepakati dari hasil DKT itu, kemudian dikembangkan untuk melatih guru-guru di Aceh Tengah, sebagai guru master,” kata Ibrahim.

Lebih jauh dikatakan, para Guru Master yang sudah dilatih tersebut, kemudian akan menjadi mentor di sekolah masing-masing, khususnya di mata pelajaran muatan lokal, untuk mengajarkan ke guru dan siswa.

“Jadi dalam dua bulan ke depan, kita dari Balai Bahasa Provinsi Aceh juga akan melakukan monitoring dan evaluasi ke sekolah-sekolah yang disudah ditunjuk,” ujarnya.

“Setelah itu, akan ada lomba di tingkat kabupaten, kemudian pemenangnya akan diikutkan di festival tunas bahasa ibu tingkat provinsi,” sebutnya.

“Tujuan utamanya, tak lain mempertahankan dan melindungi bahasa Gayo, yang kini statusnya rentan,” tambah Ibrahim.

Untul itu, pihaknya meminta, keaktifan Pemkab di Gayo, sebagai komitmen bersama dalam mempertahankan bahasa Gayo.

“Banyak generasi muda saat ini mulai berkurang menggunakan bahasa Gayo, harusnya mereka dengan bangga menggunakan bahasa daerahnya. Lebih itu, ini juga sekaligus usaha mempertahankan seni budaya Gayo. Karena, jika bahasa Gayo punah, otomatis seni dan budayanya juga punah. Karena, pengantar dari seni dan budaya itu kan menggunakan bahasa Gayo,” tegas Ibrahim Sembiring.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Aceh Tengah, Drs. Uswatuddin, M.AP melalui Kabid Kebudayaan, Fuadi Zahar, ST mengatakan, pihaknya sepakat berkalaborasi dengan Balai Bahasa Provinsi Aceh, sebagai komitmen bersama mempertahankan bahasa Gayo.

“Karena memang status dari bahasa Gayo sudah rentan, maka diperlukan kalaborasi bersama dalam mempertahankannya. Ke depan, kita akan membuat program-program yang lebih mengarah ke pelestarian bahasa Gayo,” kata Fuadi.

Program-program yang dia maksud, bisa seperti membuat buku-buku menggunakan bahasa Gayo, baik fiksi dan non fiksi, sastra Gayo, dan event-event bahasa Gayo lainnya.

“Tentunya, ini semua juga harus didukung dengan pendanaan yang memadai. Programnya akan terus kita usulkan,” tandasnya.

[Darmawan]

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.