Sifat Ibu Bukan Hanya untuk Perempuan

oleh

Oleh : Fauzan Azima*

Sifat itu tidak terjebak pada wujud, tetapi lebih kepada penghargaan pesan yang disampaikan untuk membangkitkan kesadaran. Sifat juga tidak mengenal jenis kelamin. Seperti rasa garam, laki maupun perempuan, ketika mengecapnya akan merasa asin.

Semar sebagai tokoh utama dalam punakawan di pewayangan Jawa bersifat arif dan bijaksana bukan dominasi laki-laki. Perempuan pun kalau arif dan bijaksana bisa disebut sebagai Semar.

Begitupun ibu adalah sifat yang tidak mengenal jenis kelamin. Sifat ibu itu di antaranya, welas asih atau sikap yang merasakan penderitaan orang lain dan tergerak hatinya untuk meringankannya.

Sifat merasakan itu melahirkan ungkapan “Ojo rumongso, tapi kudu ngerumongso (Jangan hanya bisa berbicara, tetapi juga harus bisa merasakan)”.

Dengan begitu, kita harus merasakan terlebih dahulu kalimat yang akan kita sampaikan sebelum diucapkan. Kalau rasanya membuat orang tersinggung, sebaiknya tidak diungkapkan.

Orang mulia selalu menjaga sikap kehati-hatian dalam berbicara. Tidak heran apa yang dinyatakan dengan lisannya akan menjadi wangsit (bahasa Nusantara), petunjuk dan wahyu (bahasa penganut Islam).

Perjuangan kesetaraan gender, emansipasi wanita atau apapun namanya sepatutnya tidak berjuang untuk perbedaan jenis kelamin, tapi lebih kepada menguasai sifat. Gagah berani adalah sifat dan laki maupun perempuan bebas menyandangnya. Jadi gagah berani bukan peruntukannya hanya untuk laki-laki.

Dalam sistem pemerintahan kerajaan dulu; raja atau bapak dan ratu atau ibu menyandang penyebutan dan tugas yang sama-sama penting dan tak terpisahkan. Raja yang bersifat bijaksana dan Ratu yang memegang pe-ratu-ran.

Sedangkan dalam pedoman hidup kata ibu dan bapak satu pasangan yang juga tidak terpisahkan sebagai jalan selamat; yaitu bapak jujur dan ibu benar serta manusia sadar. Begitupun dalam pelambangan alam semesta juga disebutkan bapak langit ibu bumi.

Sebagaimana ibu bumi atau ibu agung bukanlah bermaksud menggantikan kodrat Rama agung (Bapak) sebagai manusia berjenis kelamin laki-laki, tetapi perjuangan melaksanakan sifat-sifatnya agar seperti garam, siapapun yang mengecapnya akan terasa asin.

(Mendale, Mei 20, 2023)

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.