Waspada Diabetes Pada Anak

oleh

Oleh : dr. Noralina*

Diabetes, sering juga dikenal penyakit darah manis, menjadi salah satu penyakit menular yang paling sering terjadi secara global.

Diabetes merupakan keadaan di mana hormon insulin yang dihasilkan organ pankreas tidak dapat berfungsi menurunkan kadar gula darah. Hal ini terjadi karena produksinya yang kurang, atau tubuh tidak dapat secara efektif menggunakan insulin yang dihasilkannya (resistan). Insulin berfungsi untuk menurunkan kadar gula dalam darah, sehingga jika bermasalah akan menyebabkan peningkatan gula darah.

Jumlah orang yang hidup dengan diabetes terus meningkat. Menurut Federasi Internasional Diabetes, grafik penderita usia 20-79 tahun di Indonesia mengalami kenaikan 4 kali lipat dalam dua dekade (2000-2021), dan diperkirakan akan terus meningkat. Pada tahun 2021, diperkirakan akan ada 537 juta penderita diabetes di Indonesia.

Namun salah satu kekhawatiran saat ini adalah melejitnya diabetes pada anak. Ikatan dokter Anak Indonesia (IDAI) menyatakan kenaikan 70 kali lipat anak-anak yang diabetes per Januari 2023 dibandingkan tahun 2010, dengan kelompok 10-14 tahun mencapai 46, 23%
Penelitian dari Aman Pulungan, dkk menyatakan DM tipe 2 pada anak rata-rata pada usia 13,5 tahun, karena kaitannya dengan pubertas dan fisiologis remaja. Selain itu, Aman dkk juga sepakat keterkaitan peningkatan DM tipe 2 dengan meningkatnya angka overweight dan obesitas pada anak.

Faktor Resiko dan Komplikasi

Penyebab Diabetes Mellitus (DM) tipe-1 pada anak seringnya masalah genetik atau imunitas di mana organ penghasil insulin tidak dapat produksi/ rusak.

Sedangkan DM tipe-2 sangat erat kaitannya dengan gaya hidup tidak sehat seperti berat badan berlebih/ overweight, obesitas, kurang aktivitas fisik, diet tidak sehat, hipertensi, dislipidemia, dan, serta merokok.

Risiko DM tipe 1 sulit diubah, namun risiko DM tipe 2 seharusnya bisa dicegah sejak dini. Apalagi, nantinya diabetes menimbulkan banyak penyakit lain, seperti stroke, penyakit jantung, gangguan saraf, masalah kulit, gangguan hormon dan siklus haid pada perempuan, disfungsi ereksi pada laki-laki, dan penderita diabetes rentan terhadap penyakit infeksi seperti tuberkulosis.

Dengan komplikasi sedemikian rupa, bisa dibayangkan generasi masa depan yang tidak produktif. Karena itu, pencegahan dini harus segera dimulai, bahkan sebelum anak dinyatakan sakit.

Strategi Pencegahan Diabetes pada Anak
Perkembangan industri dan globalisasi memegang peranan penting dalam peningkatan angka diabetes. Banyaknya fasilitas memudahkan kehidupan sehari-hari, namun semakin mengurangi aktivitas harian anak. Televisi dan gadget dan teknologi lainnya membuat anak malas bermain dan bergerak sehingga risiko obesitas makin besar.

Selain itu, menjamurnya makanan cepat saji, serta segala jenis makanan dan minuman kekinian dengan kadar gula tinggi, makin menambah kekhawatiran akan konsumsi gula berlebihan.

Karenanya menjadi tugas bersama (mulai dari keluarga, masyarakat dan pemerintah) untuk mencegah peningkatan anak dan remaja menderita diabetes dengan mengubah gaya hidup.

Keluarga sebagai pilar utama pembentukan gaya hidup anak untuk mencegah risiko penyakit. Sejak dari kecil, pembiasaan diet makanan seimbang penting sebagai standar awal pola makan anak. Selain itu, orang tua dapat berdiskusi dengan anak untuk pembatasan jenis makanan tidak sehat, atau menyediakan bekal dari rumah untuk mengurangi risiko jajan sembarangan yang nutrisinya diragukan. Kebiasaan minum air putih sesuai kebutuhan tubuh juga sebaiknya diajarkan sejak balita, sehingga anak tidak sering meminta minuman manis.

Contoh lain yang dapat diatur orang tua adalah pembatasan penggunaan gadget. Aktivitas anak sangat terbatas bila terpaku dengan gadget, dengan penggunaan terbatas membuat anak lebih aktif dan kreatif dalam bermain untuk menghindari risiko obesitas sebagai pemicu DM.

Pembatasan makanan minuman dengan gula tinggi seperti produk minuman kemasan sudah seharusnya diajarkan dari usia sekolah dasar.
Pihak penyelenggara pendidikan dapat membantu memfasilitasi anak memahami nilai nutrisi produk. Misalnya setiap anak memilih salah satu jajanan atau minuman kemasan yang digemari. Kemudian secara bersama-sama melihat kadar gula pada produk tersebut.

Biasanya jika dilakukan bersama-sama di sekolah, anak akan lebih termotivasi untuk mengurangi konsumsi jajanan tidak sehat.
Kurikulum sekolah juga dapat dimodifikasi menjadi pembelajaran aktif di luar ruangan sehingga anak lebih banyak bergerak yang membuat kadar gula darah dialihkan ke aktivitas otot.

Pemerintah juga harus andil dalam pencegahan diabetes antara lain dengan penyeleksian perijinan produk, peraturan pembatasan kadar gula dalam produk makanan kemasan atau produk lokal, membuat peraturan kantin sehat di sekolah, dan pembatasan iklan rokok. Dinas terkait seperti BPOM juga bisa melakukan inspeksi pada jajanan sekolah, baik di dalam atau di luar pagar sekolah.

Sekolah menjadi rumah kedua di mana anak banyak menghabiskan waktu, jadi sudah sepatutnya jenis makanan minuman di sekolah juga menjadi perhatian dari semua pihak.

Penutup

Diabetes mellitus menjadi penyakit yang sering terjadi di seluruh dunia dan terus mengalami peningkatan kasus penderita. Dalam beberapa tahun terakhir, peningkatan kasus yang sangat tinggi pada anak-anak menjadi perhatian khusus karena menentukan keadaan kesehatan dunia di masa depan.

Perubahan gaya hidup anak adalah cara pencegahan yang sederhana dan bermakna untuk menghindarkan anak dari diabetes dan turut menurunkan angka diabetes yang ditakutkan makin melonjak tinggi di tahun-tahun mendatang.

Perubahan pola makan sehat anak dan seimbang serta peningkatan aktivitas fisik bisa dimulai sejak dini dan dimulai dari dari keluarga dan sekolah. Pemerintah berperan dalam kebijakan, inspeksi dan pembatasan hal-hal yang berisiko menyebabkan penyakit DM. Kerjasama semua pihak dibutuhkan untuk menjaga penerus bangsa tetap sehat dan produktif.

*Mahasiswi Magister Kesehatan Masyarakat, Universitas Syiah Kuala

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.