Winara, Nelayan Lut Tawar hingga Dalang Juara Arung Jeram

oleh

Berpendidikan hanya sampai SMK, lalu berstatus yatim piatu tentunya tidak bisa berharap banyak mendapatkan pekerjaan mengandalkan otak atau di belakang meja.

Anak ke 7 dari 11 bersaudara dari ayah alm Adnan Iskandar dan ibu almh Nurjannah ini berjibaku melangsungkan hidup sebagai petani, buruh jemur kopi Gayo hingga akhirnya juga sebagai nelayan di Danau Lut Tawar.

Waktu berjalan, Winara yang dalam aktivitasnya di air berkesempatan bergabung bersama Persatuan Olahraga Selam Seluruh Indonesia (POSSI) Aceh Tengah di tahun 2006 dimana merupakan tahun kelahiran POSSI Aceh Tengah.

Winara (tengah) bersama tim selam POSSI Aceh Tengah

Winara terpilih sebagai atlit selam membela Kabupaten Aceh Tengah selaku tuan rumah Pekan Olahraga Daerah Aceh (PORDA) saat. Kurang persiapan dan miskin pengalaman, Winara tidak menorehkan prestasi di even itu.

Di PORA berikutnya di tahun 2010 dengan tuan rumah Bireuen, Winara bersama sang pelatih Munawardi serta Usmar Efendi menggembleng atlit.

Karena memiliki skill di perairan terbuka, Winara dan kawan-kawan kerap diminta atau tidak diminta melakukan pencarian orang tenggelam baik di Danau Lut Tawar ataupun di sungai. Tak mengenal waktu, siang atau malam.

Sejumlah kasus orang tenggelam berhasil ditemukan dan dievakuasi Winara dan kawan-kawan penyelam lainnya dari Gayo Diving Club (GDC) yang bernaung dibawah Persatuan Olahraga Selam Seluruh Indonesia (POSSI) Aceh Tengah.

Tahun 2014, Winara bersama Ketua FAJI Aceh Tengah usai mengarungi sungai Peusangan dari Tan Saril hingga Lukup Badak dengan ban dalam mobil

Hingga tahun 2014 Winara, akhirnya bergabung bersama Federasi Arung Jeram Indonesia (FAJI) Aceh Tengah dan untuk pertama kalinya menjadi atlit di even Kejurda di Puteri Betung Kabupaten Gayo Lues di tahun 2015.

Tim dengan manajer Usmar Efendi bersama atlet selam lainnya Winara, Mude Angkasa, Irham Rahmadi, Iwan Tanmiko, Hardi Wan Do’a, Razi, Edy Sahputra berhasil menggondol peringkat 2 umum setelah tim senior dari Aceh Tenggara.

Pembersihan sampah sungai Peusangan

Waktu berjalan, hampir setiap tahun tim atlet arung jeram Aceh Tengah yang kini berjuluk Badak Peusangan tim Hambo (pembuyar lawan) ini rutin mengikuti even, tidak hanya di daerah namun juga hingga level nasional. Tentu saja dengan betotan pelatih tim Winara.

Di level nasional, tahun 2021 mengikuti Kejurnas di Way Besai Lampung, berhasil mengondol prestasi secara umum terbaik 3 kategori Men Junior Jawa Barat dan Jawa Tengah. Juga Terbaik 4 Women Open setelah Jawa Barat dan Jawa Tengah dan Jatim.

Winara dkk membuang sampah dari sungai Peusangan ke TPA Silihnara

Berikutnya di tahun 2022, berhasil di peringkat 5 di kategori Open Men.

Dan yang yang paling menggegerkan, di akhir tahun 2022 di even PORA XIV Pidie. Tim binaan Winara dan kawan-kawan berjuluk Badak Peusangan tim Hambo berhasil menyapu bersih seluruh medali Emas yang diperebutkan sebanyak 8 emas baik putra maupun putri.

Lalu apa kunci sukses Winara?

Jawabnya tentu belajar dan belajar. Mencari dan membaca referensi yang ada serta tak malu bertanya. Selalu mengevaluasi diri, juga belajar dari pengalaman lapangan.

Kunci utama lainnya adalah kedisiplinan, sabar serta senang menerima saran dari orang lain. Tidak merasa paling bisa.

Penentu keberhasilan lainnya adalah kerjasama tim pendukung, tentu dari pengurus Federasi Arung Jeram Indonesia (FAJI) Aceh Tengah.

Dukungan sarana prasarana serta dana tentu urusan wajib. Dulu awalnya sulit, namun setelah pengurus dan atlet FAJI Aceh Tengah membentuk Koperasi Wisata Alam Gayo dan menjalankan usaha jasa wisata arung jeram yang dikenal dengan Gayo Adventure Arung Jeram Lukup Badak sejak 2017, persoalan dana dan sarana prasarana tidak lagi menjadi kendala utama.

Jika ada hal-hal besar dan kecil, satu rasa atau kebersamaan tim menjadi penawar kendala.

Aktivitas di perairan ini juga menjadikan Winara merasa miris dengan sampah plastik yang ditemukannya saat menyelam atau saat memandu wisatawan arung jeram. Dia kerap terlibat membersihkan sampah di Danau dan di sungai bersama sukarelawan pencinta lingkungan.

Dipastikan, Winara selalu menjadi salah seorang relawan terdepan jika ada agenda bersih sampah bersama-sama maupun individu dalam aktivitasnya.

Sosok yang hemat bicara ini jarang terlihat marah ataupun sedih. Namun menurut sejumlah rekannya, Winara menangis berurai air mata saat mengetahui tim binaannya menjadi tim terbaik di ajang PORA Pidie 2022 yang dipastikan setelah result kategori paling bergengsi Down River Race (DRR) diumumkan panitia.

Begitulah sepintas perjalanan sang pejuang ini. Selaku manusia, tentu punya keinginan dan cita-cita. Winara bersama keluarga kecilnya ingin punya rumah sendiri tanpa harus mengontrak sana-sini. Kini dia menabung dari penghasilan utamanya sebagai Pemandu Wisata Arung Jeram.

Tim FAJI Aceh Tengah di PORA 2022 Manee Pidie

Satu lagi, berkarir sebagai pelatih, dirinya ingin membawa timnya menjadi tim terbaik di ajang PON 2024 mendatang dimana Aceh sebagai tuan rumah.

Mari bersama kita Aamiin-kan harapan sosok yang rajin beribadah ini. Semoga dikabulkan Allah SWT, Aamiin….

[Kha A Zaghlul]

Comments

comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.