Cerita dari Kampungku (Episode 12) : Peje Bupati dan Lelaki Haram Memakai Emas

oleh

Oleh : Fauzan Azima*

SATU waktu seseorang meminta saya menulis isu yang sedang hangat di Aceh. Dia meminta saya menulis isu penolakan terhadap rencana penambangan emas yang ramai diberitakan.

Isu ini membuat mahasiswa, aktivis lingkungan, dan masyarakat, berulang kali berunjuk rasa menolak rencana eksplorasi dan eksploitasi salah satu perusahaan terhadap mineral yang ada di dalam perut bumi Aceh.

Kepadanya, saya tegaskan, “bukan kapasitas saya untuk mempresentasikan untuk menerima atau menolak kehadiran tambang emas perusahaan pete el-em-er yang berubah-ubah namanya. Saat ini, perusahaan itu berubah menjadi “pete be-er.”

Perusahaan itu kabarnya tengah dalam proses perpanjangan izin untuk beroperasi di Aceh Tengah. Perusahaan ini pula yang kabarnya mengatur agar putra daerah Aceh Tengah tidak menjadi penjabat bupati daerah itu.

“Kalau orang itu yang menjadi peje, usaha tambang emas tidak akan jadi,” kata pembisik yang mengarahkan peje bukan orang Gayo. Dan Jakarta pun pura-pura tidak tahu peta sebaran suku di Aceh.

Di kalangan masyarakat, beredar kabar bahwa penjabat bupati telah bekerja sejak enam bulan lalu untuk mendapatkan kedudukan itu. Dia berusaha meyakinkan perangkat pemerintah di kampung kami untuk mengizinkan perusahaan tambang itu beroperasi.

Jika perusahaan itu beroperasi, maka rakyat bakal sejahtera. Iming-iming lain, kepala desa juga bakal mendapatkan gaji fantastis, hingga Rp. 120 juta per bulan.

Janji itu memang berlebihan. Bahkan melebih janji-janji yang biasa disampaikan para politikus menjelang pemilihan kepala daerah. Saya hanya bisa menggeleng-geleng mendengarkan hal itu. Sungguh luar biasa pembodohan terhadap orang-orang di kampungku.

Segelintir orang di kampungku memang senang dengan mengejar uang receh. Mereka bersikap “terihdi gere ker” dengan mengunggah status di medsos tentang penjabat bupati dan tetek bengeknya.

Padahal kalau semua ini ditanggapi dengan pikiran waras, semua itu hanya jadi dagelan kuno dan justru meruntuhkan harga diri saudara saya itu. Tapi kita tidak sedang membahas tentang tong kosong yang nyaring bunyinya.

Dalam dunia aktivis, kita mengenal dua sikap: idealis dan pragmatis. Tidak ada yang salah dari dua sikap itu. Tergantung dari kaca mana kita memandangnya. Akan tetapi kalau sampai memaksakan kehendak untuk diakui masyarakat luas, itu bisa dikategorikan sebagai sikap merendahkan diri sendiri atau jual diri.

Saya sendiri bukan anti-pembangunan, bukan pula anti-investasi. Yang saya harapkan adalah sedikit rasa hormat terhadap orang-orang di kampungku dengan menanamkan investasi yang ramah lingkungan dan ramah terhadap masyarakat setempat.

Investor dan pemerintah seharusnya mendudukkan masyarakat lokal sebagai manusia. Mereka bukan bagian dari Teori Darwin yang menyatakan manusia adalah evolusi dari monyet.

Investasi itu harus dilakukan secara gentleman; jangan membodoh-bodohi masyarakat. Mencerdaskan masyarakat lokal tidak akan meruntuhkan harga diri investor.

Terlepas dari itu semua, emas pada zaman dahulu digunakan sebagai uang atau alat tukar resmi. Tapi sejak emas bertukar menjadi uang kertas, saya kira fungsi emas hanya untuk perhiasan. Itupun umumnya dikenakan oleh kaum perempuan. Para pria dilarang keras menyematkan mineral itu sebagai perhiasan di tubuh.

Saya belum membaca risalah penelitian tentang mudarat seorang pria memakai emas. Saya hanya berpegang pada hadits Nabi Muhammad SAW yang melarang laki-laki memakai emas karena dianggap menyerupai perempuan.

Baca Juga : Cerita dari Kampungku (Episode 11) : Tengku Malem Dewa, Putri Bungsu dan PJ Bupati

Pandangan saya–kalau saya salah mohon dikoreksi oleh para cerdik pandai serta para ulama dan tuan guru, bahwa yang dimaksud emas itu adalah sebutan “mas” atau laki-laki dalam bahasa Jawa. Jadi benarlah lelaki tidak boleh “memakai” mas atau laki-laki. Karena laki-laki tidak dipasangkan dengan laki-laki. Bahkan saat mereka tidak laku-laku. Wallahualam!

(Mendale, Desember 31, 2022)

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.