Bermuamalah Baik Dengan Pasangan, Ikhtiar Merawat Rumah Tangga

oleh

Oleh : Muhammad Nasril Lc. MA*

Pernikahan merupakan awal mula kita meniti kehidupan baru bersama pasangan, mengucapkan ikrar janji setia, komitmen bersama menyemai cinta hingga usia senja, menikmati hari-hari bersama, saling melengkapi, berbagi dan menggapai visi yang sama serta meraih ridha Allah SWT.

Berbagai dinamika mungkin saja terjadi dalam rumah tangga yang berujung pada perpisahan, tidak mengenal siapa dan bagaimana. Apalagi akhir-akhir ini, angka perceraian semakin meningkat yang dilatar belakangi oleh berbagai penyebab, di sini kita dituntut berhenti sejenak untuk menata kembali apa dan bagaimana kita merawat dan berjuang mempertahankan rumah tangga menuju dermaga bahagia.

Menikah ibarat membangun rumah baru yang tenang dan nyaman, atapnya dibangun dengan cinta dan kasih sayang, dindingnya terbuat dari keterbukaan, saling memahami dan pondasi utama adalah agama dan taqwa.

Pernikahan merupakan salah satu ibadah inti, karena di sana kelak akan melahirkan generasi berikutnya. Sebuah keluarga tidak hanya sebagai tempat berkumpulnya suami, istri, dan anak. Akan tetapi lebih dari itu, keluarga memiliki fungsi dan peranan yang penting dalam menentukan nasib suatu bangsa.

Tidak hanya sekedar ibadah, para ulama mengatakan bahwa pernikahan merupakan salah satu ibadah durasinya paling panjang, karena susah payah dan suka duka kehidupan dilewati bersama pasangan, tetesan keringat mencari nafkah, lelah berkhidmat untuk pasangan dan anak kelak akan bernilai pahala, dan merawat pernikahan juga termasuk bagian dari ibadah.

Dasar hukum dan anjuran menikah sangatlah kuat dan jelas, diantaranya Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman dalam Surah Ar Rum ayat 21, Artinya: “Di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah bahwa Dia menciptakan pasangan-pasangan untukmu dari (jenis) dirimu sendiri agar kamu merasa tenteram kepadanya. Dia menjadikan di antaramu rasa cinta dan kasih sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir. (Ar-Rūm [30]:21)

Kemudian Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam bersabda: “Nikah adalah Sunnahku”. Dalam hadits yang lain Rasulullah SAW bersabda: “Wahai sekalian pemuda, barangsiapa di antara kalian yang sudah mampu untuk menikah, maka segeralah menikah, karena nikah akan lebih menundukkan pandangan dan lebih menjaga kehormatan.” (Muttafaqun alaihi).

Oleh karena itu, setelah prosesi akad nikah yang merupakan ikrar cinta komitmen kesetiaan melalui ijab qabul, maka masing-masing pasangan harus memusatkan perhatian kepada pasangan, menerima apapun yang dimiliki oleh pasangan, baik kelebihan maupun kekurangan, kemudian berjuang bersama sama merawat pernikahan dan menjadi rumah tangga yang indah.

Dalam menjalani kehidupan rumah tangga, masing-masing pasangan memiliki tugas, tanggung jawab dan amanah yang kelak akan diminta pertanggung jawaban.

Seorang suami akan menjadi Imam, ibarat nahkoda dalam mengarungi bahtera rumah tangga, ia dituntut untuk membimbing, mendidik dan memuliakan istrinya. Begitu juga dengan istri dituntut untuk menjadi makmum yang baik, sebagai awak kapal yang senantiasa mendukung dan membantu sang nahkoda dalam mengarungi bahtera rumah tangga bersama sama, taat dan patuh kepada sang imam, menjaga kehormatan dan wibawanya.

Menjadi makmum yang baik, tawadhuk, tidak sombong dan menjadi istri shalehah, perhiasan terindah dan istimewa yang dibanggakan oleh suami.

Kalau ada perbedaan, perdebatan dan percekcokan selesaikan dengan cara baik-baik, dengan menggunakan kaidah Fiqh Ad Dhararu yudal, yaitu segala sesuatu kemudharatan atau yang dapat menghancurkan rumah tangga untuk dihilangkan.

Setiap pasangan dituntut untuk senantiasa berusaha meninggalkan egois, meninggalkan kesombongan dan berusaha memahami pasangan.

Selain itu, ada satu hal yang paling penting dalam pernikahan, membangun keharmonisan dan kebahagiaan dalam rumah tangga yaitu bermuamalah dengan baik antara suami istri. Muamalah yang baik dengan pasangan dapat membantu menjaga komunikasi yang efektif dan membangun kepercayaan, serta membantu dalam menyelesaikan permasalahan yang mungkin terjadi di dalam rumah tangga.

Dengan baiknya muamalah juga dapat membantu menjaga hubungan yang saling menghargai antara suami istri. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman: “…Pergaulilah mereka (istrimu) dengan cara yang patut. Jika kamu tidak menyukai mereka, (bersabarlah) karena boleh jadi kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan kebaikan yang banyak di dalamnya.(An-Nisā’ [4]:19)

Dalam ayat yang lain Allah berfirman: ” … Mereka adalah pakaian bagimu dan kamu adalah pakaian bagi mereka…
(Al-Baqarah [2]:187)

Muamalah antara suami dengan istri diibaratkan seperti pakaian yang senantiasa melekat langsung dengan kulit, karena hubungan yang sangat dekat, baik fisik maupun batin dan mengharuskan mereka saling melindungi dan menutupi aib/kekurangan masing-masing, memberi rasa nyaman, saling membutuhkan, menjaga dan memperlakukan dengan baik.

Seperti disampaikan oleh salah seorang ulama dari Mesir bahwa Allah SWT menganjurkan suami istri untuk berlemah lembut dan berkasih sayang. Allah juga mewajibkan setiap pasangan untuk berinteraksi dengan penuh cinta dan kasih sayang, saling mencintai dengan keihklasan. Allah melarang pertengkaran. Bukankah mereka sahabat dalam suka dan duka? teman di saat senang dan susah?. Sehingga siapapun yang memilih untuk menjadikan kehidupan perkawinan mereka penuh kekacauan dan derita dibandingkan dipenuhi oleh kasih sayang, dia tidak akan pernah merasakan kenikmatan berumahtangga.

Oleh karena itu, pergaulilah istrimu dengan cara terbaik, bimbing dan tegur saat dia salah. Jangan kasari dia!! tingkatkan pengabdian kepada pasangan anda akan menemukan keindahan yang sesungguhnya.

Semua kita mendambakan keluarga sakinah, mawaddah, dan rahmah. Karena di sanalah sumber pahala. Untuk itu berjuanglah meraihnya menjadikan rumah seperti surga, karena dengan menikah pula jalan kita untuk meraih surga hakiki. Sehebat apapun kita hari ini tidak ada jaminan untuk bertahan setidaknya bermuamalah dengan baik, saling memahami, sabar dan bersyukur adalah jalan merawat pernikahan. []

*Penghulu Muda pada KUA Kuta Malaka Aceh Besar

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.