Cuaca Ekstrem karena Gelombang Rossby, Apa Itu?

oleh

Oleh : Yopi Ilhamsyah*

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Blang Bintang Aceh Besar mengeluarkan press-release di mana disebutkan dalam beberapa hari ke depan hujan lebat masih melanda wilayah Aceh. Salah satu indikator yang mengakibatkan gangguan cuaca di Aceh adalah kemunculan Gelombang Rossby.

Apakah Gelombang Rossby itu?
Saat ini pada bulan Desember, di belahan Bumi utara tepatnya di Benua Asia sedang mengalami musim dingin sementara wilayah Aceh yang berada di utara Khatulistiwa sedang terjadi pelepasan panas.

Panas ini bersumber dari lautan Aceh yang menghangat akibat penyinaran matahari.
Mekanisme fisikanya, lautan Aceh yang luas ini menyerap panas terlebih dahulu sampai pada kedalaman tertentu, ketika telah mencapai kapasitas panasnya (heat capacity) maka panas akan kembali dilepas ke atmosfer. Kondisi ini ditandai dengan timbulnya penguapan dalam jumlah besar ke angkasa.

Uap-uap air ini kemudian mengembun (kondensasi) lalu membentuk awan. Kondisi lingkungan yang panas akibat proses kondensasi (perubahan wujud dari gas menjadi air) mengakibatkan udara di angkasa menjadi tidak stabil, akibatnya terbentuk awan Kumulonimbus berdiameter besar dan menjulang tinggi lalu hujan deras disertai hembusan angin kencang turun di permukaan.

Kita bisa perhatikan, ketika kita di Aceh mengalami kondisi terik selama 1 hingga 2 minggu maka bisa dipastikan setelahnya akan turun hujan dengan intensitas tinggi bahkan dalam beberapa kasus turun hujan es disertai hembusan angin kencang bahkan terbentuk pusaran angin yang bergerak dalam arah vertikal atau puting beliung.

Jadi ada jeda beberapa waktu antara penyinaran matahari yang memanasi lautan dengan pelepasan panas dari lautan hingga tumbuh awan Kumulonimbus.

Lalu apa hubungannya dengan Gelombang Rossby?

Udara hangat memiliki kerapatan massa (densitas) yang renggang. Udara hangat renggang ini dengan mudah naik melayang ke angkasa. Di lapisan atas, udara hangat berdensitas renggang ini mengalami divergensi lalu mulai menyebar ke utara dan selatan.

Dalam pergerakan udara hangat renggang ke utara, udara hangat dari Aceh ini bertemu dengan udara dingin yg turun dari Benua Asia. Udara dingin memiliki densitas yang lebih rapat sehingga berkumpul di dekat permukaan. Pertemuan udara dingin dan udara hangat terjadi di lepas pantai utara Aceh.

Karena Bumi berputar pada sumbunya, kondisi ini membangkitkan Gaya Coriolis. Gaya ini lalu membangkitkan osilasi berbentuk gelombang di sepanjang pertemuan udara dingin dengan udara hangat. Osilasi di angkasa ini yang kemudian kita kenal dengan istilah Gelombang Rossby yang bergerak dari timur ke barat.

Rossby adalah nama ilmuwan yang menemukan fenomena tersebut.

Daerah yg terdampak Gelombang Rossby akan mengalami hujan lebat dalam beberapa hari ke depan. Hal ini dikarenakan osilasi Gelombang Rossby menjebak/memerangkap awan Kumulonimbus di dalamnya. Gelombang Rossby diprediksi berlangsung selama 7 hari dan dalam seminggu ini hujan masih melanda Aceh.

Apakah turunnya hujan dapat kita ketahui?
Ya, kita dapat mengetahui jika sebentar lagi hujan akan turun. Secara alami, biasanya jelang hujan lebat tubuh kita merasakan gerah/panas. Umumnya jika kita merasakan kondisi gerah pada subuh maka siang hari akan turun hujan lebat.

Secara sains, kondisi gerah ini berkaitan dengan kelembapan udara yang mencapai 90 persen. Dengan menggunakan alat ukur kelembapan udara (higrometer), kita dapat merancang sebuah alat di mana ketika kelembapan udara telah mencapai 80 hingga 90 persen maka akan tersambung dengan sirine atau alarm yang berbunyi secara otomatis.

Alat yang dilengkapi sirine/alarm ini kita tempatkan di kantor Keuchik (Kepala Desa) sebagai pengganti kentongan pertanda hujan lebat akan turun.

Dengan demikian kesiapsiagaan akan bencana akan terbangun dari level desa sehingga resiko bencana (hidrometeorologi) dapat kita minimalisir.

Untuk ini diperlukan aksi cepat dari masyarakat. Dengan adanya sirine/alarm pertanda hujan lebat akan datang, kita dapat bersiap-siap dengan aksi bebersih saluran air/drainase/got dari sampah, membuat lubang-lubang biopori agar halaman rumah/kantor kita tidak tergenang air hujan. Selain juga menggalakkan penghijauan di lingkungan sekitar kita. Ayo, bersama-sama membersihkan dan mengelola alam kita.

*Dosen Meteorologi Laut, Fakultas Kelautan dan Perikanan USK. Peneliti Sains Atmosfer Pusat Riset STEM USK

 

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.