Sumatera Barat-LintasGAYO.co : Payakumbuh Poetry Festival (PPF) yang berlangsung sejak tgl 4-6 Desember 2022 mengejutkan publik sastra Indonesia. Pasalnya ketika sejumlah negara menampilkan penyairnya melalui pembacaan puisi dalam bahasa ibu mereka masing-masing dalam satu panggung.
Dari Indonesia Salman Yoga S tampil pada hari kedua menghentak panggung dengan membaca puisi berjudul “Perau Tue i Danau Lut Tawar” yang dipetik dari buku terbarunya bertajuk “BELBUK” penerbit The Gayo Institute (TGI) 2022.
Dipanggung berbeda di halaman rumah gadang Komunitas Seni Intro penyair asal Vietnam Ali Bao tampil membaca puisi dalam bahasa Tagalog yang merupakan bahasa etnik negara tersebut.
Sementara itu negara Thailand mengirimkan penyairnya Zawawi yang tampil membaca puisi dalam bahasa Melayu- Campa. Zawawi yang sebelumnya juga mempersentasikan makalah tentang eksistensi puisi dalam bahasa ibu di negaranya kurang diminati, tetapi sebagai penulis kita harus tetap berkarya jelasnya.
Dari Universitas Manila tampil juga Dr. Michael Coroza dalam puisi bahasa Inggris dan dalam bahasa Thai.
Penyair Indonesia lainnya yang tampil dengan bahasa daerahnya adalah Hermansyah dari Padang Sumatera Barat dengan puisi bahasa Minang.
Buku puisi dalam bahasa Gayo “BELBUK” sempat menjadi rebutan dari para undangan dari negara tetangga, karena penulisnya hanya membawa dalam jumlah terbatas.
Penyair Coroza, Zawawi, Salman Yoga dan Ali Bao dalam sesi diskusi sempat juga mengkhawatirkan eksistensi bahasa-bahasa daerah di Asia Tenggara.
Menurut mereka karya penyair dan penulislah saat ini yang harus terdepan, dan pihak terkait harus ambil bagian lebih serius dalam usaha ini.
Demikian jelas keempat penyair beda negara tersebut yang selain membaca puisi dalam bahasa ibu juga diterjemahkan dan dibacakan dalam bahasa negara masing-masing. [Ril]