Takengon-LintasGAYO.co : Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Aceh mengadakan workshop tentang Bahasa dan Budaya Gayo. Kegiatan ini digelar selama 3 hari, 25-27 November 2022 di salah satu hotel di Takengon.
Rektor ISBI Aceh, Dr. Wildan,M.Pd menjelaskan, workshop dilaksanakan untuk meningkatkan pemahaman dan kapasitas tenaga pendidik di lingkungan Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Aceh.
Acara ini melibatkan sejumlah narasumber yakni Drs. Ibnu Hajar Lut Tawar, Dr. Salman Yoga S dan Dr. Joni MN.
Peserta yang dilibatkan adalah sekumpulan orang yang memiliki minat, keahlian atau profesi pada bidang tertentu dengan tujuan untuk meningkatkan kapasitas dan kualitas keilmuaan, mengajarkan suatu keterampilan secara langsung baik secara teori atau pun praktik, dan memberikan kesempatan kepada peserta untuk berdiskusi dengan topik tertentu.
“Workshop memiliki ruang lingkup yang lebih kecil daripada seminar yang melibatkan peserta yang banyak, maka dengan jumlah peserta yang sedikit, proses transfer pengetahuan dapat dilakukan secara efektif dan optimal. Materi yang diberikan pun cenderung spesifik pada suatu bidang keahlian atau ilmu tertentu, yaitu tentang Bahasa, Sastra dan Budaya Gayo,” jelasnya.
Lebih lanjut dijelaskan, ISBI Aceh dengan semangat meningkatkan kapasitas dan kualitas sivitas akademiknya, mendukung penuh penyelenggaraan kegiatan workshop Bahasa dan Budaya Gayo.
Adanya workshop ini sebagai tanggapan terhadap pembentukan Jurusan Budaya dan Sastra yang memiliki dua program studi baru, yaitu Program Studi Kajian Sastra dan Budaya; dan Program Studi Bahasa Aceh.
Untuk menunjang peningkatan kemampuan dosen dari segi kebahasaan, maka salah satu caranya adalah menyelenggarakan workshop yang melibatkan akademisi dan praktisi Bahasa dan Budaya Gayo yang telah memiliki kapasitas dan kualitas yang baik.
Kehadiran narasumber yang kompeten di bidangnya diharapkan dapat memberikan ilmu dan pengetahuan tentang Bahasa dan Budaya Gayo mulai dari teori hingga praktik.
Sementara tujuan pelaksanaan workhsop Bahasa dan Budaya Gayo, yaitu memberikan dukungan dan fasilitasi pada dosen untuk meningkatkan kapasitas keilmuan di bidang Bahasa dan Budaya Gayo; dan memberikan ruang dialog bersama pakar dan praktisi Bahasa dan Budaya Gayo.
[AR/DM]