Oleh : Rizkan Abqa, SM.MM*
Hidup adalah sebuah proses aktifitas manusia yang berjalam menurut waktu (disebut usia) Salah satu makna kata hidup adalah masih terus ada, bergerak, dan bekerja sebagaimana mestinya yang diwarnai dengan berbagai kegiatan yang bersangkutan, sehingga akan memberikan corak atau warna mengenai kualitas seseorang dalam memanfaatkan waktu tersebut.
Fungsi kehidupan manusia di dunia ini ialah sebagai khalifah yaitu membangun dan mengelola segala potensi alam sesuai dengan kehendak Allah SWT. Kedudukan yang dipegang dan peranan yang dimainkan kelak di akhirat akan dipertanggung jawabkan dan dinilai serta diperhitungkan oleh Allah SWT.
Islam sebagai agama, diturunkan Allah SWT bukan hanya untuk mengisi atau menuntun manusia dalam perjalan waktu hidupnya sebagai alat peribadatan saja, sebagaimana persepsi kebanyakan manusia, namun juga merupakan alat bagaimana aktivitas manusia dapat dijadikan sebagai bentuk beribadatan yang mempunyai nilai dalam pandangan Allah SWT.
Allah SWT juga memerintahkan kepada semua manusia untuk merubah keadaan mereka yang lebih baik dan Allah juga akan merubah keadaan mereka dari yang buruk ke yang baik begitupun sebaliknya dari yang baik ke yang tidak baik dan dari yang baik akan menjadi lebih baik dan yang buruk akan menjadi lebih buruk keadaannya (sesuai kehendak-Nya) dengan cara berusaha.
Allah SWT Berfirman:
Artinya: “Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia” (QS Ar-Ra’d: 11)
Dewasa ini banyak manusia yang tidak bisa bisa membedakan antara nasib dan takdir, nasib bisa dirubah oleh manusia, kalaupun itu harus dengan ijin dari Yang Maha Kuasa, karena Allah SWT berfirman “tidak akan kurubah nasib seseorang, ketika ia sendiri tidak mau merubahnya”, ayat tersebut merupakan isyarat bahwa Allah telah memberi ijin kepada manusia untuk merubah nasibnya dengan kerja keras dan doa. Sedangkan takdir milik Allah semata.
Takdir adalah Qadha ketetapan Allah SWT sejak sebelum penciptaan alam semesta (zaman azali). Penetapan qadha sesuai kehendak Allah SWT, tentang berbagai hal yang berhubungan dengan makhluk Nya.
Takdir dibagi menjadi dua Pertama takdir Mubram yaitu Ketetapan ini adalah mutlak dari Allah SWT yang pasti berlaku. Manusia tidak diberi peran untuk mewujudkan takdir ini.
Contoh takdir mubram adalah kematian, kelahiran, dan jenis kelamin. Kedua Takdir Mu’allaq yaitu Ketentuan ini masih bisa diubah melalui usaha, kerja keras, dan doa. Misal belajar dan berusaha untuk memperbaiki prestasi sekolah, taat aturan tiap saat, dan menjalankan pola hidup sehat untuk mencegah sakit.
Di dalam Tafsir Al-Mishbah di jelaskan Siapaun, baik yang bersembunyi dimalam hari atau berjalan terang-terangan di siang hari, masing-masing ada baginya pengikut-pengikut, yakni malaikat-malaikat atau makhluk yang selalu mengikutinya secara bergiliran, di hadapannya dan juga di belakangnya, mereka, yakni para malaikat itu menjaganya atas perintah Allah.
Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum dari positif ke negatif atau sebaliknya dari negatif ke positif sehingga mereka mengubah apa yang ada pada diri mereka, yakni sikap mental dan pikiran mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap suatu kaum, tetapi ingat bahwa Dia tidak menghendakinya kecuali jika manusia mengubah sikapnya terlebih dahulu.
Jika Allah menghendaki keburukan terhadap suatu kaum, maka ketika itu berlakulah ketentuan-Nya yang berdasar sunnatullah atau hukum-hukum kemasyarakatan yang ditetapkan-Nya bila itu terjadi, maka tidak ada yang dapat menolaknya dan pastilah sunnatullah menimpanya.
Iman kepada qada dan qadar, selain dilakukan dalam hati, juga di amalkan dalam perilaku sehari-hari. Jika seseorang memahami konsep qada dan qadar, maka ia tidak akan pasrah pada takdir, namun terus berikhtiar jika ingin meraih tujuan dan keinginannya.
Allah tidak akan menyalahi hukum-Nya, Allah berlaku dengan adil dan sesuai dengan ketetapan yang maha bijaksana. Karena itulah, seorang muslim tidak boleh mengeluh dan menyalahkan keadaan yang sedang menimpa kehidupanya, sesulit apa pun itu. Dan Tidak boleh sombong jika sudah mencapai suatu prestasi atau pencapaian yang tinggi. Segala hal yang terjadi sudah pasti karena campur tangan dan dengan izin Allah SWT.
Wallahu a’lam bish-shawabi.