Oleh : Agung Pangeran Bungsu M.Sos*
Lingkungan merupakan faktor besar dalam mempengaruhi kehidupan seseorang. Baik buruk seseorang tidak dapat dipisahkan dari mana lingkungan ia dilahirkan. Seperti halnya nilai-nilai yang ditanamkan sejak lahir tentunya akan menjadi karakter bagi seseorang ketika ia tumbuh dewasa.
Ketika lingkungan ia dilahirkan senantiasa membiasakan perkara yang dicela oleh syariat dan agama, tentu saja ketika berada di tengah-tengah masyarakat ia akan menjadi bulan-bulanan banyak oarang.
Begitu pula sebaliknya ketika ia dilahirkan dengan kondisi lingkungan yang senantiasa membuatnya selalu dekat dengan Allah ta’ala tentu saja ia akan menjadi penyejuk di tengah terik dan gersangnya kebaikan yang dirindukan oleh ummat.
Sangatlah tepat sabda Rasulullah dari Abu Hurairah tentang kesucian seorang hamba berikut ini
كُلُّ مَوْلُودٍ يُولَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ -وَفِي رِوَايَةٍ: عَلَى هَذِهِ الْمِلَّةِ -فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ، وَيُنَصِّرَانِهِ، وَيُمَجِّسَانِهِ، كَمَا تُولَدُ الْبَهِيمَةُ بَهِيمَةً جَمْعَاءَ، هَلْ تُحِسُّونَ فِيهَا مِنْ جَدْعَاءَ
Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah (suci). Riwayat lain menyebutkan: dalam keadaan memeluk agama ini (Islam), maka kedua orang tuanyalah yang menjadikannya seorang Yahudi atau seorang Nasrani atau searang Majusi, seperti halnya dilahirkan hewan ternak yang utuh, apakah kalian merasakan (melihat) adanya cacat padanya? (Bukhari-Muslim)
Salah satu dari banyaknya nikmat yang jarang disyukuri oleh banyak orang adalah nikmat keislaman. Kebanyakan dari umat manusia meremehkan anugerah yang besar ini padahal nikmat ini tidak Allah berikan kepada semua orang.
Dengan nikmat keislaman ini pula manusia dapat membentengi dirinya dari perbuatan buruk yang dapat merusak diriya dan orang-orang yang ada di sekelilingnya.
Perkara yang masih sangat dekat dengan kita semua adalah kasus kejahatan Jenderal Polisi yang menghiasi media sejak tiga bulan yang lalu hingga hari ini misalnya, dapat dipastikan bahwa alasan terbesarnya adalah karena petunjuk Islam tidak Allah ta’ala berikan pada mereka semua.
Masih dengan framing yang sama karena dilakukan oleh penegak hukum yaitu kasus tertangkapnya hakim Agung beberapa waktu lalu, tertangkapnya gubernur Papua beberapa waktu yang silam semakin meyakinkan kita semua bahwa produk hukum manusia tidak akan pernah mampu mengadili dan memberikan keadilan kepada seseorang.
Fenomena yang sangat menyedihkan pada hari ini ketika dengan keislaman yang dimiliki seseorang ia tidak mampu membuat lingkungannya menjadi lebih baik lagi.
Atau bahkan karena ia salah memilih lingkungan membuatnya terjerumus kepada lingkungan yang semakin menjauh dari Allah ta’ala, na’udzu billah.
Adapun pendapat bahwa lingkungan bukanlah satu-satunya penentu arah kehidupan seseorang melainkan individu itu sendiri yang akan menjadi penentu baik buruknya seseorang tidaklah dapat diterima sepenuhnya.
Sebab banyak diantara orang-orang yang mendeklarasikan dirinya mampu menjaga kebaikan dan keislaman yang dimilikinya pada akhirnya terjerumus pada kerikil-kerikil kecil keburukan itu sendiri, hingga akhirnya ia dijatuhi reruntuhan keburukan. Tetaplah menjadi baik dengan cara yang baik tanpa menjatuhkan orang lain.
Tetaplah menjadi baik tanpa harus menunjukkan diri yang terbaik. Wallahu a’lam bish shawab. (*)