ACEH TAMIANG-LintasGAYO.co : Kepala Dinas Pendidikan Aceh, Drs Alhudri MM, menyerahkan 11 komputer jinjing (laptop) kepada 11 guru inti di Aceh Tamiang. Alhduri berharap laptop tersebut dipergunakan sebaik-baiknya untuk meningkatkan kemampuan guru dan murid di sekolah dalam menguasai teknologi komputer.
Dalam sebuah seremoni sederhana di kantor Cabang Dinas Pendidikan Aceh di Aceh Tamiang, Alhudri juga meminta guru penerima laptop memeriksa sistem operasi dan spesifikasi laptop yang mereka terima. Laptop berukuran 13 inci itu dilengkapi dengan prosesor Intel core i7.
“Kalau ada yang tidak sesuai atau bermasalah segera beritahu,” kata Alhudri, 5 September 2022.
Ke-11 guru itu adalah bagian dari 230 guru inti penerima bantuan laptop dari seluruh Aceh. Mereka dijanjikan untuk mendapatkan laptop setelah mengikuti pelatihan di Banda Aceh tahun lalu.
Alhudri mengungkapkan bantuan laptop itu merupakan ikhtiar bersama untuk mendorong peningkatan kualitas guru. Karena itu dia berharap perangkat tersebut digunakan sepenuhnya untuk kepentingan pendidikan.
Urgensi penguasaan teknologi informasi, terutama penggunaan komputer, kata Alhudri, adalah sebuah keharusan. Dinas Pendidikan Aceh berkewajiban untuk menyiapkan guru dan murid terbiasa menggunakan perangkat komputer untuk meningkatkan daya saing.
Alhudri juga meminta seluruh guru di Aceh memahami penggunaan komputer. Dia mengatakan komputer merupakan kunci untuk banyak hal. Saat guru menguasai komputer, maka mereka dapat mendorong anak didik untuk mampu mengoperasikan komputer dan mengarahkan penggunaannya sesuai norma-norma.
“Masa depan itu hadir saat ini. Mengingat pentingnya fungsi komputer, maka tidak ada cara lain bagi para guru untuk menghadapi hal itu sebaik mungkin dengan menguasai penggunaan komputer,” kata Alhudri.
Alhudri mengatakan saat ini tidak ada hal yang tidak berhubungan dengan komputer. Zaman terus melahirkan hal-hal baru berdasarkan komputerisasi. Alhudri mengatakan hal ini tidak bisa diabaikan jika generasi Aceh ingin bersaing di tingkat global.
Syahdan, dalam sebuah kunjungan ke Aceh Timur, Alhudri melihat seorang guru yang tidak bisa mengoperasikan komputer. Padahal banyak ujian yang harus dilewati seorang guru menggunakan sistem CAT (computer assisted test). Hal ini membuat dia merasa miris. Perlu upaya bersama untuk membangun ekosistem digital yang menjadi sebuah keniscayaan pada masa depan.
Lewat penguasaan teknologi komputer, Alhudri berharap para guru dapat membimbing seluruh anak didik untuk berpikir jauh ke depan. Pengetahuan itu tidak cukup hanya untuk hidup esok hari. Cara pandang jangka pendek ini membuat banyak anak didik terjebak pada kepentingan pragmatis. Lewat penguasaan teknologi, anak didik di seluruh Aceh akan lebih mandiri.
“Kita perlu mempersiapkan diri untuk tantangan yang lebih besar. Itulah ikhtiar kita. Insya Allah, dengan modal bismillah dan penguasaan teknologi, kita bisa menjadi bangsa yang mandiri,” kata Alhudri.
[SP]