Halland Si No. 9 Yang Mendapatkan Panggung

oleh

Oleh : Teuku Fadli*

Membaca beberapa berita tentang Halland
“Debut mengecewakan,”kata media
Tetapi kemudian Halland membuat dua hatrick. Kemudian saya membaca status bang
Win Wan Nur tentang Halland.

Saya perhatikan, dia sudah beberapa kali antusias terhadap pemain ini dari awal-awal. Kelihatan dia menaruh harapan pemain ini menjadi sensasi baru sepak bola.

Semenjak dibeli Dortmund Halland mulai memanas. Kiprahnya disandingkan terus dengan bakat gemerlap Mbappe. Walaupun sensasi berita jelas lebih awal diraup Mbappe.

Bahkan sebahagian pemberitaan malah tidak menganggap Halland ada di dalam level yang sama dengan Mbappe.

Tapi ada yang aneh menurutku, setelah dia menunjuk Dortmund ketika dia diincar tim-tim raksasa.

Aku menduga ada tim kreatif di belakang Halland yang bertanggungjawab membawa dia ke puncak tertinggi dunia sepakbola.

Ini terprogram sekali. Halland diincar klub raksasa tentu dengan gaji dan uang kontrak yang spektakuler.

Tapi alih-alih tergiur, dia malah menunjuk Dortmund sebagai klub berikutnya. Kemudian ada suara di sekitar dia.

“Dortmund adalah batu loncatan Halland untuk menjadi pesepakbola papan atas, dia tak akan mengambil resiko dengan langsung jadi pemain klub raksasa.”

Aku heran. Dengan kuasa dan rayuan uang besar yang selama ini jadi hal yang paling benar dan pembenaran di dalam semua kegiatan keputusan tindakan dunia sepak bola, Halland malah ke Dortmund.

Dia main baik disana, dan yang penting dia mulai bertemu klub klub raksasa sebagai lawan, Bayern semisalnya.

Dia kurasa belajar dan dia menjadi tak canggung lagi. Kemudian tentu saya raksasa kembali datang kepadanya.

Dan kali ini dia tidak menolak, City jadi tempat labuhnya. Bang Win Wan Nur keheranan, kenapa City dapat dia dengan harga “miring”

Menurut aku harga miring itu krn faktor Mbappe. Loh? Kenapa?

Mbappe mulai menjadi fenomena baru di dunia sepak bola. Anak ini terus terus berusaha di “selamatkan” masa depannya oleh Real Madrid.

Tapi ya seperti itu, awal-awal Madrid tidak beruntung. Akhir akhir Madrid kalah dengan sensasi yang ditawarkan dunia sepakbola kepada Mbappe.

Saat Halland sedang ambil “kursus” di Dortmund, Mbappe sedang di puncak sensasinya. Kurasa nggak ada yang mendapat pemberitaan pujaan kekaguman perhatian dari dunia sepak bola melebihi Mbappe saat itu.

CR7 Vs. M.10 sudah menuju jalan istrirahatnya.

Jadi saat itu Mbappe sensasi Wonder Kid, bintang masa depan. Memenangkan piala dunia, Perez menunggu dia di teras rumahnya. Semua sensasi yang bisa ditawarkan sepakbola sudah dimilikinya

Kemudian ada berita “Jangan sematkan wonderkid lagi dia sudah 22”

Maka perlu adanya sensasi baru dan tak ada sensasi di dunia sepak bola yang melebihi dari mengganti ROMANSA kisah Cinta dua Dunia Messi Ronaldo

Mbappe menunjuk Halland sebagai “lawan mainnya” di film KOLOSAL yang “katanya” akan diproduksi setelah film Messi Ronaldo usai.

Halland kulihat ikut semangat,
biasa anak muda ditawarkan ketenaran.

Tapi hebatnya, dia tidak larut, dia teruskan pendidikan di Dortmund dengan baik. Dia
lulus dengan mengagumkan, mencetak 70 gol dari 72 pertandingan yang dia lakoni bersama Dortmund.

Lalu kenapa harganya “Murah” ?
Kenapa tidak banyak klub raksasa yang menawar dia dengan serius?

Madrid contohnya! Ya, jawaban di atas sangat tepat. Faktor Mbappe. Mbappe adalah tipe penyerang modern yang sangat ideal di dunia sepakbola.

“Cepat sekali”
“Punya finising”
“Arogan”
Dapat di mainkan untuk skema agresif dalam bentuk yang atraktif.

Dunia mematok Mbappe adalah “standart penyerang super”

Sedangkan Halland
Dia lahir sebagai pemain no.9
Dia kuat
Dia cepat
Dia tangguh sekali
Dia punya durabilitas tinggi
Dia oportunis.

Masalahnya
Dan dia penyerang tengah
Dia pemain no.9

Pemain ini sama seperti pemain no. 10
Sudah tak mendapatkan tempat lagi di skema sepakbola modern

Anda punya Halland. Sama dengan anda punya Drogba, Shevchenko, Inzaghi dan Bobo Vieri.

Mereka jaminan gol. Mereka jaminan buat tim akan mencetak gol. Mereka ditakuti lawan.
Tapi tim akan bermain dgn kuno.

Tim tak bisa memeragakan sepakbola modern dengan mengakomodasi mereka. Mereka tak berguna jika tim mementingkan atraktifitas serangan.

Maka itu faktor-faktor yang membuat Halland jadi “murah”

Pep berjudi
Dia terpaksa
Champions nggak dapat-dapat.

Dia sadar kurasa sekarang. Mencegah Barca, Bayern, Madrid, PSG membobol gawang City di ajang Champions adalah hal mustahil. Sekarang kuduga dia mengambil “jalan” berbeda.

Dia akan “menerima ” tim-tim spektakuler” membobol gawangnya. Tapi dia akan membobol gawang mereka lebih banyak lagi.

Untuk itu dia perlu DROGBA, SHEVCHENKO, VIERI, INZAGHI. Dan dibelilah HALLAND Dan benar adanya. Laga debut adalah kenyataan bagi tim modern memakai no.9

Tak maksimal dan sungguh canggung lini serang. Kemudian di media Pep mulai mangancam. “Pada normalnya Foden akan membawa bola dari samping menusuk ke tengah dan membuat tendangan, biasanya akan menghasilkan gol.”

“Tapi Foden harus tau sekarang kita punya Halland yang sudah menunggu di kotak pinalti lawan maka biasakanlah langsung mengumpan padanya”

Itu ancaman bagi pemain menyerang City.
Tinggalkan aktratifitas kalian di sepertiga akhir lapangan lawan. Cari dan umpan saja pada Halland.

Dan…
Crystal Palace jadi korban. Sepanjang pertandingan. Halland mencoba menempatkan dirinya pada posisi yang ideal di dalam kotak pinalti lawan. 2 golnya adalah indentik Inzaghi
Satu gol indentik dengan Bobo.

Pertandingan berikut Notthingham 3 gol Halland adalah gol Drogba. Dia menggunakan ketangguhan dan nalurinya untuk “berkelahi merebut kesempatan” dengan pemain bertahan lawan.

Gol-gol yang indentik dengan Shevchenko yang belum kulihat, tapi di Dortmund sudah dia perlihatkan.

Andaikan City mau benar-benar merubah gaya mainnya menjadi lebih “RETRO”
Maka kita para penikmat sepakbola
MENYAKSIKAN kembali aksi pemain NO. 9 yang sudah punah.

Tingal apakah City benar akan mengakomodasi kemampuan HALLAND dengan mengubah gaya mainnya menjadi lebih “RETRO”

Akan janggal tentunya, sama janggalnya dengan melihat Noel Gallagher berambut afro dan memakai celana cutbrai (entah betul itu tulisannya)

Sedikit lagi, film kolosal HALLAND Vs MBAPPE nampaknya tak akan terwujud.

Mbappe sudah “hilang” auranya. Ke depan, Romansa CR7 M10 nampanya tak akan tergantikan.

Mungkin juga akan ada pengganti Mbappe yang akan bersaing dengan Halland.

Mungkin paling dekat nantinya adalah tuan muda Madrid.

Itu jika saja Vini mampu membuang sifat kekanak-kanakan ala Neymar dalam dirinya dan menambah durabilitas tubuhnya, maka akan seru melihat perebutan puncak pemberitaan antara Halland dan Vinicius.

Tapi hari ini Vinicius masih ada 3 atau 4 tingkat di bawah Halland sebagaimana yang sudah dia perlihatkan di Dortmund.

*Pemerhati Sepak Bola

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.