TAKENGON-LintasGAYO.co : Dayah Terpadu Darul Mukhlisin, Bur Jimet, Kecamatan Bebesen Aceh Tengah menggelar upacara 17 Agustus bersama para santri dan dewan guru.
Pengibaran bendera sang saka Merah Putih itu perdana digelar selama 32 tahun berdiri, semenjak dirintis oleh Almarhum Tengku Haji Muhammad Hasan Tan dan Nur Jannah.
Peserta upacara yang ikut menyaksikan pengibaran bendera itu sebanyak 600 orang dan personil upacara yang terlibat sebanyak 45 orang. Mereka telah dilatih beberapa waktu lalu.
Ketua panitia pelaksana Drs Marjan mengatakan, pelaksanaan tersebut diharap menjadi contoh bagi Dayah lain yang ada di Negeri penghasil kopi arabika terbaik dunia itu.
“Sudah 32 tahun berdiri, ribuan alumni santri telah menyebar di Aceh Tengah, bahkan kini telah menduduki jabatan tertentu, baik Politik maupun mengisi jabatan di Pemerintahan, namun hari ini perdana dilakukan upacara peringatan 17 Agustus,” kata Marjan, Rabu 17 Agustus 2022.
Santri Madrasah Aliyah dan Madrasah Tsanawiyah terlihat khidmat menyaksikan upacara tersebut. Sebagian peserta upacara terlihat berdiri dilantai dua, karena lapangan upacara tak memadai untuk keseluruhan santri.
Seragam putih biru dan putih abu abu menghiasi lokasi acara, sedangkan personel upacara mengenakan seragam hitam dengan kalungan dada berwarna putih disertai peci hitam dengan Pin burung Garuda.
Marjan mengaku, pelaksanaan momen sakral itu dilakukan di Dayah tersebut untuk menepis isu tentang terorisme. Pihak Dayah ingin membuktikan bahwa para Santri Cinta NKRI.
“Tujuannya untuk menepis isu terorisme yang, kami ingin buktikan kepada para santri bahwa NKRI itu harga mati,” katanya.
Ke depan ia berharap, para santri menjadi penerus perjuangan dan mampu mengisi kemerdekaan, sekaligus tertanam nilai percaya diri, sehingga cinta NKRI ini tumbuh dalam dirinya masing-masing.
” Di Pesanteren, mereka tidak hanya dididik menjadi ulama, namun, diharap mampu menjadi generasi yang akan memimpin Negeri ini kedepan,” timpalnya.
Pihaknya komit, pelaksanaan Upacara 17 Agustus tahun 2023 mendatang akan kembali digelar. “Kita upayakan sarana nya lebih luas, sehingga tidak ada lagi santri yang menyaksikan dari lantai dua, kita harap ada perluasan,” tutur Marjan.
Diketahui, sebagai pembina upacara adalah Muchsin Hasan, anak bungsu dari pendiri pesantren Darul Mukhlisin. Sekaligus saat ini aktif terjun di dunia Politik yaitu Ketua Partai Golkar dan anggota DPRK Aceh Tengah.
Dalam amanatnya, ia meminta para santri mencintai NKRI dan mencintai bendera Merah Putih. “Hari ini adalah momentum untuk mengajarkan para Santri mencintai yang telah diperjuangkan oleh para pahlawan Republik Indonesia, mereka telah mengorbankan jiwa raga untuk Bangsa dan Negara ini,” kata Muchsin.
Tugas para Santri selanjutnya adalah mengisi kemerdekaan itu dengan menjaga bangsa dan Negara. “Mudah mudahan momentum ini memberikan semangat baru kepada kita untuk mencintai NKRI. Agama juga mengajarkan hal demikian. Untuk para Santri, hari ini kita ikrarkan siap menjaga NKRI dan mencintai sang saka Merah Putih,” kata Muchsin Hasan.
Kegiatan tersebut berlangsung dengan khidmat dan lancar, ditutup dengan Didong Gayo dan Nasyd yang dipersembahkan oleh para Santri.
Hadir dalam kesempatan itu, TNI/Polri wilayah Bebesen, Aparatur desa, Puskesmas Bebesen dan Perwakilan Anggota DPRK Aceh Tengah Mukhlis serta orang tua Santri.
[Ril]