Ini Paskibraka Asal Gayo yang pernah ke Istana Negara

oleh

Terpilih sebagai Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) tingkat nasional merupakan impian siswa SMA yang ikut seleksi di jenjang kabupaten/kota dan provinsi di seluruh siswa di seluruh Indonesia dari Sabang hingga Maerauke. Tentunya menjadi seorang Paskibraka haruslah memiliki kemampuan inteligensi yang “lebih” serta kecakapan yang baik diberbagai sektor terutama dalam hal baris berbaris, mental dan perilaku.

Sepanjang sejarah, yang menjadi anggota Paskibraka di Istana Negara saat memperingati hari kemerdekaan Republik Indonesia pada 17 Agustus tiap tahunnya diwakili oleh masing-masing Provinsi dengan mengirimkan 2 orang putra dan putri terbaiknya.

Dalam sejarah itu pula, beberapa putra-putri asal Gayo mampu menunjukkan kemampuan untuk menjadi yang terbaik dalam seleksi Provinsi. Meski tak selalu mengirimkan setiap tahunnya, dari tahun ke tahun pembinaan terhadap putra-putri Gayo untuk bisa menjadi anggota Paskibraka semakin baik.

Dari data yang dihimpun LintasGayo.co ada beberapa putra-putri terbaik Gayo yang pernah merasakan prestasi gemilang menjadi anggota Paskibraka di tingkat Nasional.

Berikut nama-nama putra dan putri Gayo yang pernah menjadi anggota Paskibraka di Istana Negara berdasarkan tahun :

Yuli Wahid

Yulina A
Sejarah pertama dalam dunia Paskibraka di Gayo dimulai pada tahun 1977, dimana seorang putri terbaik Gayo Yuliana A terpilih menjadi anggota Paskibraka mewakili Provinsi Aceh. Tak tanggung-tanggung sosok yang akrab disapa Yulie Wahid terpilih menjadi pembawa Baki bendera Pusaka pada masa itu, dan hal tersebut merupakan rekor dari Provinsi Aceh dimana hingga saat ini, anggota Paskibraka dari Provinsi berjuluk Serambi Mekkah tersebut belum pernah lagi membawa baki dari bendera pusaka tersebut. Dari Aceh, saat itu Yulie bersama Zulkifli Idris.

Siti Hajar Bersama Anggota Paskibraka 1988 dan Menteri P&K Fuad Hasan. (doc. Siti Hajar)

Siti Hajar
Setelah 11 tahun setelah Yuliana A, baru pada tahun 1988, seorang dari Sekolah Pendidikan Guru Negeri (SPGN) Takengon, Siti Hajar terpilih kembali mewakili Provinsi Aceh bersama Jumawal Uhadi dari kabupaten lain di Aceh menjadi Anggota Paskibraka tingkat Nasional dia masuk pada kelompok pasukan 17, ketika itu umurnya baru 18 tahun. Dialah putri Gayo kedua yang mengibarkan bendera pusaka negara RI pada detik-detik peringatan hari kemerdekaan di Istana Negara Jakarta setelah Yuliana A pada tahun 1978. Memang tidak banyak yang tau tentang prestasi dan kontribusinya bagi Gayo selain sahabat dan kerabat dekat.

FAJRIKA-PASKIBRAKA-Nasional-2012-asal-Bener-Meriah-bersama-Presiden-RIFajrika
Harus menunggu waktu lama setelah tahun 1987, untuk kembali anak dari Dataran Tinggi Gayo di pedalaman Aceh merasakan bagaimana menjadi Pasukan Pengibar Bendera Pusaka di Istana Negara, berselang 25 tahun kemudian tepatnya tahun 2012, seorang pelajar asal SMAN 3 Timang Gajah Kabupaten Bener Meriah kembali memecahkan prestasi tersebut. Meski pada saat itu, Fajrika tengah berbalut duka kesediahan, lantaran sang ibu dipanggil menghadap sang khaliq disaat dirinya tengah menjalani latihan bersama anggota lainnya di Jakarta, Fajrika menunjukkan dirinya mampu bangun ditengah kesedihan tersebut. Dia pun terpilih menjadi pengibar bendera pada saat 17 Agustus 2012 di Istana Negara.

Ali dan Dio saat berjabat tangan dengan Presiden Republik Indonesia. (Foto : Ist)
Ali dan Dio saat berjabat tangan dengan Presiden Republik Indonesia. (Foto : Ist)

Ali Alfareasy dan Dio Fany Anggraini S
Nampaknya tahun 2013 menjadi trend positif bagi sejarah Paskibraka asal Gayo. Pasalnya, sejak itu pula daerah Gayo tak pernah absen mengirimkan putra-putri terbaiknya ke istana Negara. Dan sejarah pun tercipta di tahun 2013, dimana 2 orang putra dan putri Gayo terpilih sebagai anggota Paskibraka Nasional. Mereka adalah Ali Alfareasy dan Dio Fany Anggraini.

Tak hanya itu saja, dalam sejarah Paskibraka tingkat nasional sejak pertama kali dilaksanakan, belum pernah ada anggotanya terpilih dari satu Kabupaten/Kota dan satu sekolah pula di Indonesia. Keduanya memecahkan rekor baru dalam sejarah Paskibraka, dimana berasal dari satu Kabupaten dan satu sekolah yakni SMAN 1 Takengon.

Sementara di tahun 2014, anggota Paskibraka Aceh Tengah, Dwi Yuliansyah yang merupakan siswa SMAN 4 Takengon gagal menjadi salah seorang bagian dari Pasukan Pengibar Bendera Pusaka pada peringatan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-69. Dwi Yuliansyah tidak terpilih saat seleksi tingkat nasional di Jakarta.

Teranyar, Rinda Febriola. Di tahun 2022 ini, Rinda akhirnya kembali mewarnai wajah Gayo di kancah nasional, setelah vakum 9 tahun lamanya.

Ia baru saja menyelesaikan tugasnya menjadi pasukan Paskibraka di Istana Negara, 17 Agustus 2022. Rinda berasal dari SMAN 4 Takengon.

Sejak adanya aturan tentang perekrutan anggota Paskibraka yang diwakili oleh siswa-siswi yang berasal dari seluruh Provinsi yang ada di Indonesia, sudah 6 orang putra-putri terbaik Gayo singgah di Istana Negara guna melakukan tugas kenegaraan sebagai jiwa patriotisme mengisi kemerdekaan yang sudah direbut dari bangsa penjajah.

Harapannya semoga ditahun-tahun mendatang, siswa-siswi asal Dataran Tinggi Gayo menunjukkan kemampuannya, sehingga anak-anak negeri ini patut diperhitungkan dalam berbagai hal yang menjadikannya setara dengan daerah-daerah lain.

[Darmawan Masri]

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.