Mengadopsi Jiwa Besar Leluhur Untuk Generasi Yang Besar

oleh

Oleh : Syarifuddin, M.Ag*

Hari ini Sabtu 16 Juli 2022, hari yang mungkin tidak terlalu penting bagi orang lain. Tetapi hari ini menjadi tonggak bersejarah bagi kami sekumpulan yang berpikir dan bertindak di luar cara pandang orang lain. Out the box.

Dikutip dari wikipedia.org yang dimaksud dengan berpikir di luar kotak atau berpikir di luar kebiasaan adalah cara berpikir di luar batasan masalah yang ada ataupun cara berpikir dengan menggunakan perspektif yang baru. Yang dimaksud kotak dalam hal ini adalah perumpamaan pembatasan diri seseorang pada saat melihat suatu permasalahan.

Dari situs yang serba tau ini juga dijelaskan bahwa dalam definisi yang lebih luas, berpikir di luar kotak dideskripsikan sebagai suatu cara pikir baru di luar kebiasaan dari cara berpikir yang sebelumnya, cara berpikir yang berbeda dari orang-orang pada umumnya, cara berpikir kreatif, di luar kemampuan diri dan kelompok, dan cara berpikir yang mungkin tidak pernah terpikirkan oleh siapapun sebelumnya.

Pada intinya, berpikir di luar kotak berarti berani untuk berpikir lebih jauh, tidak terfokus hanya pada apa yang dihadapi dan apa yang biasanya orang pikirkan, tetapi untuk berpikir lebih jauh dari kemampuan dan kebiasaan yang ada dan orang-orang pada umumnya.

Kami berpikir dan bertindak dan menjadi satu puncak kebahagiaan tersendiri. Bagaimana tidak pada hari ini kami dan tim dari keluarga Alumni Yogyakarta (Kagayo) melakukan ekspedisi mencari jejak leluhur, 817 tahun yang lalu pernah lahir tokoh pemimpin sekaligus tokoh yang disegani oleh Kerajaan-kerajaan lain di sekitarnya.

Sosok yang kami maksud adalah Merah Johansyah yang berhasil menaklukkan beberapa kerajaan di daerah Banda Aceh dan Aceh Besar saat ini.

Mengingat sekilas perjalanan kehidupan beliau mungkin tidaklah mudah terkait saksi sejarah yang mulai sedikit dan buku/dokumen referensi yang sedikit. Sebagai generasi muda sebaiknya kita harus mengenal sejarah dimasa lalu, karena hal tersebut membuka wawasan kebangsaan dan sebagai pembelajaran kehidupan.

Seperti ada dua peribahasa yang mengatakan “orang bijak belajar dari sejarah” dan “sejarah akan terus berulang”. Sudah seharusnya kita mengenal sejarah bangsa kita sendiri jangan sampai justru negara lainlah yang mengambil sejarah kita.

Tokoh Merah Johansyah di eranya bukanlah tokoh yang bisa di pandang sebelah mata, karena beliau mempunyai kemampuan yang luar biasa tentang bagaimana menaklukan musuh dan menyatukan kerajaan-kerajaan kecil menjadi satu kerajaan besar yang di segani, Kerajaan Islam Aceh Darussalam.

“Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati jasa pahlawannya”. Sudah saatnya kita mengingat, menghargai, dan belajar dari tokoh bangsa dimasa lalu untuk membangun generasi muda yang lebih baik.

Kutipan dari Franklin D. Roosevelt “…. Kita tidak selalu bisa membangun masa depan untuk generasi muda, tapi kita dapat membangun generasi muda untuk masa depan”. []

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.