Permasalahan di Balik Era Serba Online

oleh

Oleh : Intan Wahyuni*

Teknologi masa kini sudah sangat jauh berkembang pesat sampai membuat kita terlena dengan kecanggihannya.

Berbagai fungsi dan manfaat yang diberikannya sangat mempermudah dalam segala jenis kegiatan. Tak heran jika saat ini semuanya bisa serba instan dan serba cepat dengan adanya teknologi.

Berbicara tentang instan dan cepat melalui perantara teknologi, kita juga mengenal istilah online/daring dimana penerapannya sudah hampir menyeluruh sejak covid 19 melanda dunia.

Segala aktivitas dilakukan melalui media online dengan menggunakan smartphone atau komputer yang semuanya hanya serba klik tanpa susah berpergian untuk menyelesaikan pekerjaan atau sekedar bertanya kabar.

Sangat jauh berbeda dari zaman sebelumnya yang menggunakan media tulis dan harus dikirim dengan waktu yang cukup lama jika dibandingkan sekarang yang hanya hitungan detik saja.

Segala yang dilakukan secara online memanglah mudah, namun pernahkah kita berpikir dampak buruk yang ditimbulkan dari kehidupan yang serba online ini.? Banyak dari kita mungkin sudah merasakannya baik sadar maupun tidak sadar.

Media online sering kali digunakan oleh pihak tak betanggung jawab dalam melancarkan aksinya, seperti menyebar berita hoaks, menipu, dan kelakuan bejat lainnya.

Selain itu, dalam melakukan kegiatan secara online, sepertinya dapat membuat setiap tindakan tidak lagi mengedepankan unsur realitas dimana yang berbicara kebenaran bisa saja ditutupi, yang menang bisa jadi kalah, yang lulus bisa gagal, semuanya dipermainkan oleh pihak tak punya hati yang membuat ketidak adilan sering dialami banyak orang. Seakan bersembunyi dibalik layar, kadang yang melakukannya adalah pihak yang memiliki wewenang yang diakui.

Sebagai contoh, misalnya anda mengikuti perlombaan atau tes secara online, dengan semua usaha yang telah anda lakukan dan ternyata gagal, mungkin sedikit terbersit di pikiran bagaimana cara lawan anda melakukan itu dan apakah dia layak untuk itu, karena seluas-luasnya jaringan online, tetap kita semua tidak dapat melihat sepenuhnya.

Mungkin saja memang benar adanya seperti itu, tapi kepercayaan tidak dapat sepenuhnya diberikan jika bukan mata sendiri yang menyaksikan.

Ketidak puasan juga mungkin menjadi kendala, karena kegiatan hanya dapat disaksikan dari layar kaca yang kadang belum tentu sama dengan kenyataannya. Kesalahan teknis, data yang tidak sesuai, atau apapun itu yang memberi dampak buruk bagi orang lain apalagi mereka juga memberikan usaha maksimal namun pupus begitu saja.

Jika dibandingkan dengan luring(luar jaringan) atau secara langsung, mungkin itu jauh lebih efisien dan bisa membuat kepercayaaan jauh lebih meningkat. Ibaratnya seperti ujian dengan kertas, kita dapat mengoreksi secara langsung jawaban kita sendiri dan soal yang kadang juga salah penulisannya.

Walaupun pada kenyataannya sama saja, mau online ataupun tidak penyelewengan itu akan tetap terjadi, hanya caranya saja yang berbeda. Akan tetapi dengan cara ini, kita lebih mudah menjangkau dan mengantisipasi jika sesuatu yang tidak diinginkan terjadi, ada kepuasan tersendiri yang dirasakan.

Namun kita tetap harus mengikuti perkembangan zaman, dalam artian kita lagi yang harus menyesuaikan diri dengan selalu teliti dan hati-hati dalam menggunakan media online.

Menanamkan sikap apa adanya dan selalu percaya pada diri sendiri.

Semoga kedepannya tidak ada tindak penyelewengan dalam media online lagi dan apapun yang ada memanglah benar berdasar pada nilai yang ditetapkan tanpa ada maksud lain.

Bukan berarti segala yang serba online itu merugikan, banyak manfaat yang kita dapat jika menggunakannya dengan sebaik mungkin.

Menghilangkan kata “curang demi cuan” itu jauh lebih membuat hidup tenang. Mengambil keuntungan dengan bersembunyi dibalik layar tidak membuat kita hebat dalam apapun jika itu merugikan orang lain.

*Siswa SMAN 3 Timang Gajah

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.