Titik Balik Kebangkitan Pancasila : Bangkit Bersama Membangun Peradaban Dunia

oleh

Oleh : Feri Yanto*

Bangsa Indonesia belakangan ini mengalami degradasi nilai Pancasila dalam berbangsa dan bernegara, hal itu dapat dilihat dari dinamika kebangsaan yang belakangan tampak jelas dan terang terlihat khususnya dalam demokrasi politik yang telah menciptakan polarisasi kebangsaan yang tajam, akibatnya benturan antar kelompok yang saling berseberangan terus mewarnai dinamika kebangsaan kita dan saling mendikotomi pancasila dan toleransi antar anak bangsa.

Bangsa Indonesia perlu kembali bertafakur dan mengkaji lebih dalam mengenai nilai-nilai filosofis dan historis atas perumusan Pancasila yang dicetuskan oleh panding father kita, yang kemudian dirumuskan dan menjadikan Pancasila sebagai dasar negara.

Tentu, Pancasila bukan hanya gugusan kata-kata yang tidak memiliki makna, namun telah ditelaah melalui kajian-kajian filsafat dan historis bangsa Indonesia sebagai bangsa yang merdeka.

Pancasila dicetuskan pertama kali pada 1 Juni 1945 oleh Bung Karno dalam uraian pidatonya di muka sidang badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI), karenanya, 1 Juni telah ditetapkan sebagai hari lahirnya Pancasila dan hari libur nasional melalui Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 24 Tahun 2016.

Pancasila yang kita peringati ini semakin menghadapi tantangan yang berat untuk mempertahankan eksistesinya dalam arus perubahan zaman yang begitu cepat, era baru dunia dengan digitalisasi sistem dan keterbukaan menjadi satu hal yang penting untuk dikaji, bagaimana Ideologi suatu bangsa dapat bertahan.

Sementara, gerakan liberalisme terus merangsek bersamaan dengan arus digitalisasi kedalam jantung-jantung kebangsaan kita.

Pancasila yang sejatinya adalah pandangan hidup bagi bangsa Indonesia (Way of Life), melekat dan tidak dapat dipisahkan dari setiap individu, Pancasila merupakan kepribadian yang membentuk kesetaraan dan kebersamaan dalam wujud ke-gotong royongan.

Namun, tampaknya nilai-nilai itu mulai lekang dalam kehidupan berbangsa kita Indonesia.
Sikap-sikap intoleran dan anti kebinekaan dan keragaman pandangan dan pemikiran bukanlah pengejewantahan nilai-nilai Pancasila dalam prakteknya.

Justru sikap-sikap yang belakangan dipertontonkan dalam ruang demokrasi kita adalah antitesa dari nilai Pancasila itu sendiri. Politik identitas yang dimainkan dan menjadi komoditas politik telah menjadi residu yang mengancam eksistensi dari Pancasila itu sendiri.

Pancasila sejatinya akan mengantarkan kita pada ruang dialektika dialogis yang sehat dalam membangun narasi-narasi besar kebangsaan, bukan menjebak dalam ruang perdebatan yang menjerumuskan dalam keretakan sosial dan membentuk polarisasi kepentingan yang temporer.

Harapan kita, peringatan hari Pancasila tahun ini yang mengangkat thema “Bangkit bersama, Membangun Peradaban Dunia”. Merupakan titik balik untuk membangkitkan semangat Pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia, ideologi bangsa yang besar dengan keragaman suku-bangsa, keragaman keyakinan, dan keragaman kebudayaan.

Pancasila sejatinya bukan hanya sebatas ideologi Bangsa Indonesia, tapi juga ideologi bangsa-bangsa di dunia, sebab Pancasila dibangun atas dasar nilai-nilai universalitas yang berdasarkan pada Ketuhanan, kemanusiaan, kebersamaan dan kesetaraan, demokrasi dan keadilan.

Nilai-nilai dasar inilah sebagai nilai yang selama ini juga diperjuangkan ummat manusia diberbagai belahan dunia, Pancasila hadir sebagai ideologi yang menyatukan segala pertentangan. Pertentangan antar agama, antar ras dan antar golongan yang menjadi sumber konflik diberbagai negara di dunia.

Maka tidaklah berlebihan jika Pancasila bisa dibangkitkan akan menjadi satu pedoman hidup yang besar dalam kehidupan global.
Oleh karena itu, bangsa Indonesia memiliki modal yang cukup besar dan kuat sebagai bangsa pemersatu dan menciptakan perdamaian diseluruh dunia dengan mengusung semangat Pancasila sebagai jalan membangun peradaban dunia yang aman dan damai.

*Wakil Ketua KNPI Aceh Tengah, Ketua DPC Perkumpulan Gerakan Kebangsaan Aceh Tengah

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.