Peran Pemuda Berpartisipasi Dalam Membangun Desa

oleh

Oleh : T. Raja Said Multazasyah*

Pemuda merupakan generasi yang sangat berpengaruh terhadap proses pembangunan dalam suatu bangsa.

Di setiap daerah pemuda juga selalu menjadi harapan bagi generasi terdahulu terhadap kemajuan desanya, yaitu untuk merubah pola pikir dan menjadi tumpuan untuk mengembangkan ide, gagasan yang di landasi dengan keilmuan dan wawasan.

Dan saat ini jika kita berbicara tentang pemuda yang membangun desa, tentu sangat menarik rasanya. Meskipun pada kenyataanya sudah tidak banyak lagi pemuda peduli dengan desanya, apalgi era sekarang kemajuan teknologi sangatlah pesat. Sehingga mempengaruhi atau merubah pola pikir anak muda untuk berperilaku hedonis dan menjadi apatis.

Akibatnya muncul pertanyaan sekarang pemuda bisa apa? Apa peran pemuda dalam membangun desa? Hal ini tentu menjadi pekerjaan rumah bagi kita selaku anak muda untuk menjawab, dan memperbaiki bersama sebagai pemuda.

Dalam membangun sebuah desa, pastinya akan ada sebuah tantangan atau hambatan dalam perjalanannya. Oleh karena itu perlu adanya komitmen dan rasa keikhlasan dalam berjuang membangun desa.

Seperti ucapan bung Hatta, bapak pendiri bangsa itu mengatakan, “Saya percaya akan kebulatan hati pemuda Indonesia, yang percaya akan kesanggupannya, berjuang dan menderita”.

Sepertinya benar sekali ungkapan beliau. Pemuda pada kondisi sekarang ini perlu mempunyai integritas atau kebulatan hati membangun desanya. Kesadaran pemuda pada kondisi sekarang, dibutuhkan untuk membulatkan hati, bergerak dan bersatu membangun desanya.

Tanpa adanya tekat yang kuat, serta semangat membangun desa, bisa di pastikan akan kalah dengan budaya individualis dan perkembangan teknologi yang seakan melalaikan kita semua.

Selanjutnya jika di maknai kutipan yang bung Hatta ucapkan, “yang percaya akan kesanggupannya, berjuang dan menderita”. disini mengatakan bahwa pemuda harus memupuk mental yang kuat untuk membangun desa. Yaitu siap berjuang dan menderita.

Artinya kita harus berani untuk berjuang, melakukan sesuatu hal yang kebanyakan orang tidak melakukanya, yang siap merangkul siapapun tanpa memandang apapun, yang siap di hina, tidak dihargai siapapun atas perjuangannya, siap gagal dan terus mencoba.

Mental seperti itulah yang harus dibangun pemuda di desa kita, yaitu berani mencoba dan tekat yang besar untuk mewujudkan.
Menjadi pemuda pada masa sekarang adalah sebuah tantangan yang perlu dijadikan motivasi untuk kita.

Pemuda selalu mempunyai peran besar dalam membangun desa dan bangsa. Dari desalah pemuda lahir menjadi generasi masa depan pemimpin bangsa. Yang siap merangkul siapapun tidak membeda-bedakan kelas sosial (status sosial).

Dalam sejarah tiap-tiap bangsa yang lama tertindas, pemudalah yang menjadi pelopor, perintis jalan menuju perbaikan nasib bangsa atau desa. Maka dari itu pemberdayaan pemuda perlu dilakukan dari dukungan masyarakat dan pemerintah desa. Sehingga menjadi bibit unggul yang siap bersaing melawan zaman.

Perubahan sangat identik dengan sebuah kemajuan dan kemunduran, maka dari itu sang peloporlah yang menjadi kunci perubahan dan Spirit terjadinya perubahan terletak pada peran pemuda yang sering kali menjadi tokoh utama dan mampu berperang melakukan suatu transfigurasi.

Kini sudah saatnya pemuda menjadi lokomotif atau menjadi bagian rangkaian perubahan yang siap mendorong desanya agar menjadi masyarakat yang beradab dalam membangun, menjalani dan memaknai kehidupanya.

Untuk mencapai hal itu, tentu peran pertama pemuda adalah, membangun sinergi bersama Tokoh-tokoh di desa. Serta perangkat desa setempat.

Namun keberadaan tokoh desa tidak menutup kemungkinan dapat menjadi penghambat gerakan pemuda desa jika tidak adanya sinkronisasi antara tokoh-tokoh di desa dengan pemudanya. Sehingga tentunya diperlukan adanya pendekatan antara keduanya, dengan memprioritaskan rasa saling memahami. Sehingga bisa membuat para orang-orang tua yang berada di desa itu, bisa mengerti dengan apa yang sedang di tuju dari anak-anak muda di desa. Tentunya dalam konteks yang positif dan membangun.

Dalam hal tersebut, keterlibatan perangkat desa juga diharapkan mampu membantu berlangsungnya organisasi pemuda, sehingga jika adapun permasalahan yang timbul dapat diselesaikan secara terkendali.

Kemudian peran pemuda yang selanjutnya adalah, membangun sinergi bersama pemuda – pemuda lainnya, maksud pemuda dalam hal ini adalah pemuda yang belum mempunyai visi misi yang sama.

Di sini pemuda harus bisa berperan fleksibel merangkul pemuda lain yang belum mempunyai visi-misi yang sama, butuh pemuda yang tidak mudah baperan dan bisa ikut bergabung di kondisi sosial manapun. Menjadikan pemuda tersebut bisa mengerti kondisi mereka dan bisa mengajaknya ke tujuan visi-misi membangun desa dengan caranya masing-masing.

Berikutnya pemuda bisa ikut serta dalam organisasi dan mengorganisir diri dalam lembaga kemasyarakatan desa yang dapat menjadi wadah atau tempat bagi pemuda untuk menyalurkan ide, berdinamika, berkreasi.

Mulai dari aspek olahraga, kesenian, hingga wirausaha. serta bisa memanfaatkan sumber daya manusia dan sumber daya alam sekitar. Dan tentunya, jika hal ini terwujud akan membrending desa yang sebelumnya terlihat tidak aktif, akan menjadi aktif dan menjadi desa yang hidup kemudian bergairah dengan banyaknya kegiatan kepemudaan.

Lalu peran selanjutnya adalah, pemuda harus mampu memanfaatkan teknologi dengan maksimal. Maksudnya dari teknologi kita bisa mendapatkan ilmu pengetahuan dan informasi sebanyak-banyaknya yang bisa kita terapkan di desa kita, bisa menjadi ladang ketrampilan seperti bisa edit video, editing desain grafis atau media sosial sebagai media komunikasi untuk eksistensi kegiatan di desa dan menjadi ladang usaha bagi pemuda untuk memperkenalkan produk dari usaha desa dan usaha masyarakat.

Selanjutnya peran pemuda yang terakhir adalah, bagaimana pemuda melihat peroses pembangunan desa kedepannya. Tentunya hal ini sangat diperlukan pemuda untuk dapat mengawasi serta mengontrol kebijakan maupun pembangunan yang dilaksanakan oleh pemerintah desa. Karena selain pemuda memiliki idealisme yang tinggi, juga tidak banyak memiliki kepentingan terselubung dalam melakukan aktivitasnya. Maka peran pemuda disini menjadi penyetabil kebijakan dan bisa menjadikan selaras dengan tujuan
desa.

Sebagai masyarakat yang tinggal di dataran tinggi Gayo, tentu dalam adat Istiadat sebagai unsur Kebudayaan Gayo, menganut perinsip “Keramat mupakat, Behu berdedele”, (kemuliaan karena mufakat, berani karena bersama). Atau dalam istilahnya, membangun daerah yang mengutamakan musyawarah dan kebersamaan dalam melalukan pembinaan, baik itu akhlak, moral dan pembangunan.

Yuk, berbenah mulai dari hal kecil yang akan berdampak besar. Mari bersama kita munculkan rasa untuk saling peduli, menghargai, dan menghormati lagi. Yaitu dimulai dari desa kita sendiri untuk berpartisipasi dalam membangun negeri.

*Penulis adalah Alumni Fisip Universitas Gajah Putih Takengon

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.