TAKENGON-LintasGAYO.co : Berbagai kejanggalan terkait Tour de Aceh, kegiatan sepeda gembira berbiaya 1 Milyar yang diselenggarakan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Aceh. Satu-satu mulai mengemuka.
Acara yang menurut Kabid Pemasaran Disbudpar Aceh, T. Hendra Faisal punya gol untuk memberi warna baru untuk pariwisata Aceh Tengah ini ternyata hanya memposisikan Aceh Tengah sebagai tempat penyelenggaraan tanpa diberi peran signifikan.
“Alih-alih memberi manfaat untuk pariwisata Aceh secara luas, bahkan untuk dua daerah tempat diselenggarakannya kegiatan ini, manfaat yang didapat sangat diragukan,” ungkap Wen Syatria Agustino, seorang tokoh pemuda Gayo yang baru mengetahui adanya acara ini dari berita sebuah media online terbitan Banda Aceh.
Tokoh pemuda asal kampung Bale ini merasa miris melihat bagaimana Aceh sebagai daerah termiskin di Sumatera tapi pemerintahnya menghambur-hamburkan uang negara tanpa jelas manfaatnya.
Laki-laki yang akrab dipanggil Agustino ini menyatakan, sebenarnya dirinya sangat mendukung banyaknya event yang diselenggarakan di Gayo. Karena menurutnya ini sangat membantu peningkatan ekonomi masyarakat daerah ini.
Untuk kegiatan bersepeda saja, tahun lalu ada Tour de Gayo dan Gayo Enduro, menurut Agus.
Agus menyatakan dirinya sangat mengapresiasi dua kegiatan itu, sebab meskipun dua kegiatan diselenggarakan oleh swasta, hampir tak menggunakan dana negara, tapi mereka (panitia) sangat menghargai dan peduli dengan pelaku wisata dj daerah ini.
Menurut Agus, panitia dari dua penyelenggara sebelumnya, sebelum menyelenggarakan acara, mereka terlebih dahulu meminta pendapat warga. Jauh-jauh hari mereka sudah melakukan persiapan, bekerjasama dengan masyarakat setempat dalam mempersiapkan acara, sehingga UMKM juga mendapat manfaat.
Ini sangat berbeda dengan Tour de Aceh, yang baru tiga hari menjelang acara baru sibuk melakukan koordinasi.
Di tempat terpisah Kadis Pariwisata Aceh Tengah, Jumadil Emka yang dihubungi LintasGAYO.co melalui sambungan telepon, mengatakan kalau dinas yang dia pimpin memiliki hubungan dan komunikasi yang sangat baik dengan Disbudpar Aceh.
Terkait acara Tour de Aceh yang akan dibuka tiga hari mendatang, pihaknya sudah berkomunikasi dengan Disbudpar Aceh sejak beberapa bulan yang lalu.
Tapi saat ditanyakan, apakah Disbudpar Aceh ada meminta saran seperti apa bentuk kegiatan dan peran seperti apa yang diberikan oleh Disbudpar Aceh kepada Dispar Aceh Tengah. Jumadil Emka menjelaskan kalau peran Dispar Aceh Tengah hanya sebatas memastikan kelancaran acara ini.
Dinas pariwisata Aceh Tengah juga tak dimintai rekomendasi oleh Disbudpar Aceh untuk melibatkan pelaku pariwisata lokal untuk berbagi manfaat dalam mendukung acara yang dibiayai dengan anggaran negara ini.
Bahkan koordinasi terkait penyelenggaraan acara inipun baru dilakukan hari ini, rabu 11 Mei 2022, hanya tiga hari menjelang hari pelaksanaan.
Selanjutnya, Agustino yang secara khusus menelepon redaksi LintasGAYO.co untuk menyampaikan uneg-unegnya menyatakan kalau dirinya sangat geram pada ulah Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh yang menurutnya terkesan sangat melecehkan intelektulitas dan kemampuan warga yang hidup di dataran tinggi ini.
“Ini kalau koordinasinya baru dilakukan tiga hari menjelang acara, manfaat apa yang bisa diambil pelaku wisata di daerah ini, kapan UMKM mau bersiap-siap? Tour de Gayo dan Gayo Enduro yang jelas-jelas diselenggarakan oleh swasta saja masih menghargai kita, memberi peran besar pada masyarakat setempat,” tegasnya.
“Ini mereka lembaga pemerintah yang membuat kegiatan dengan uang negara kok tidak memandang kita bahkan sebelah mata, apa mereka anggap kita ini bangsa jajahan yang tak punya hak setara sebagai manusia?” Tandasnya.
(Adrien AQML)