[Puisi] Merenung Di Simpang Jalan
Zulkifli Abdy
Bosan sudah aku pada sunyi,
yang membawaku ke lorong-lorong yang serasa mati
Jenuh aku mendengar bunyi,
yang tak lagi hirau akan jeritan hati nurani
Hidup dalam toleransi yang penuh basa-basi,
dan diantara sesama saling membenci
Tetapi satu yang pasti, aku tak akan pernah benci pada negeri
Yang memiliki segalanya untuk menjadi bangsa yang mampu
berdiri di atas kaki sendiri
Di zaman yang terasa semakin edan ini
Hanya bisikan hati nurani yang patut kita dengar
Karena hati nurani tak akan pernah berdusta,
apalagi berkhianat pada ibu pertiwi
Lihatlah di simpang jalan ini
Orang diam bagaikan mati suri
Orang berteriak tak lagi berarti
Yang dijilat merasa terhormat
Yang menjilat merasa nikmat
Burung-burung beo terus saja bernyanyi
Sementara yang membeo pun tak jua mau berhenti
Berdusta pada hati nuraninya sendiri,
demi memenuhi hasrat duniawi
Kita kini hidup di zaman yang penuh misteri
Kebenaran seakan bersembunyi
Kebatilan telah pula menjadi bukti,
bahwa kita memang telah jauh
Dan semakin jauh meninggalkan hakikat dan jati diri
Sehingga terhanyut dan terlena dalam buaian dunia
Abai dan lupa akan cita-cita mulia sebuah bangsa
Dimana rakyat nyaman sejahtera,
berkeadilan dan bermartabat
Kalau orang baik tidak mau peduli,
niscaya orang jahatlah yang akan memimpin dan menguasai negeri
Banda Aceh, April 2022
Zulkifli Abdy, lahir di Jambi 01 01 1959. Tinggal di Banda Aceh.
[SY]