Hidup dalam Masa Lalu

oleh
jamhuri

Oleh. Drs. Jamhuri Ungel, MA*

Menurut ilmu bahasa bahwa masa itu ada tiga, yakni masa lalu, masa kini atau sekarang dan masa depan atau akan datang. Secara sederhana dan semua orang dengan mudah dapat menjawab kalau ditanyakan kapan masa lalu itu, pasti jawabannya adalah masa yang sudah lewat; tadi, barusan, kemaren, minggu lalu, bulan lalu, tahun lalu dan seterusnya kebelakang.

Tetapi kalau ditanyakan kapan mulai masa lalu, keraguan seseorang dalam menjawab mulai terlihat, karena dia harus diam sejenak untuk memikirkan apa yang harus di jawab.

Ada yang menjawabnya semenjak lahir, ada yang menjawabnya semenjak ibu dan bapaknya menikah, ada juga yang menjawab semenjak neneknya punya cita-cita mempunyai cucu.

Jadi jawaban kapan mulai adanya masa lalu itu sangat tergantung kepada orang yang menjawabnya, dan kapan persepsi penjawab tentang masa lalu itu. Secara ilmu pengetahuan jawaban masa lalu itu dimulai dari semenjak adanya alam ini, karenanya sebelum adanya alam maka belum ada yang namanya masa lalu.

Jadi masa lalu itu sudah sangat lama adanya, bahkan sudah sejak jutaan tahun bahkan lebih. Selanjutnya masa lalu itu dibatasi oleh manusia tergantung dengan kebutuhannya.

Bila ia membutuhkan pengetahuan tentang manusia maka mulailah pembahasannya dari semenjak nabi Adam, maka masa lalu manusia dimulai dari Allah menyatakan kalau Iya hendak menciptakan manusia kepada Malaikat dan Jin, lalu manusia (Adam) itu diciptakan dari tanah.

Kalau ingin mengetahui bagaimana manusia berada di benua dan pulau yang berbeda sedangkan awalnya manusia berasal dari sepasang Adam dan Hawa, maka pengetahuan harus dimulai dari pemikiran kalau alam ini juga dulu menyatu lalu, selantujnya berpisah dengan mencairnya es di dunia, dan ada juga mereka yang bepergian ke suatu tempat kemudian (karena awalnya manusia adalah nomaden) mereka menetap di suatu tempat, sehingga berpisah dengan kelompoknya dan memunculkan kelompok baru. Demikian seterusnya.

Ketika pertanyaan kapan adanya masa lalu dipertanyakan kepada diri kita secara individu, maka jawabannya juga pasti berbeda. Kalau jawaban hukum dalam Islam maka kita harus menjawab semenjak kita baligh, karena semenjak itulah hukum dibebankan kepada kita.

Jika pertanyaan secara hukum juga kapan orang lain mempunyai beban hukum terhadap kita maka jawabannya semenjak kita ada dalam kandungan ibu kita karena semenjak itu ayah wajib memberi biaya kepada ibu untuk kita dan ibu wajib menjaga kandungannya.

Semua yang telah disebutkan adalah masa lalu dari berbagai aspek atau sudut panda yang kita kaji. Lalu permasalahan selanjutnya akan muncul dengan pertanyaan untuk apa sebenarnya masa lalu itu ? Apakah hanya sekedar menjalani, melewati atau untuk apa, yang jelas adalah masa lalu itu untuk masa depan.

Banyak orang yang masih terlena dengan masa lalu, berpikir dengan pikiran masa lalu, bercerita dengan cerita masa lalu, semua sisi kehidupan merupakan cerminan masa lalu. Mereka yang hidup dengan masa lalu selalu merasa cukup dan tidak ingin lebih dan harapannya kedepan hanya untuk memperbaiki apa yang kurang pada masa lalu dan tidak berkeinginan membuat sesuatu yang baru pada masa depan. Mereka yang seperti ini akan hidup tertinggal dan tidak mempunyai masa depan.

Bila kita telah terjebak dengan masa lalu maka ingatlah masih ada masa depan, karena nanti ketika sampai pada masa depan maka tidak ada lagi masa depan. []

 

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.