Desember dan Tahun Baru Untuk Masyarakat Gayo

oleh

Oleh : Drs. Jamhuri Ungel, MA*

Orang dan Tanah Gayo

Masyarakat Gayo adalah penduduk yang tinggal di bagian tengah dari Provinsi Aceh, mempunyai wilayah domisili di tiga Kabupaten (Aceh Tengah, Gayo Lues dan Bener Meriah), sebagian yang lainnya tinggal sebagai penduduk Gayo masyarakat di (Kabupaten Aceh Tengah, Gayo Lues, Bener Meriah, Aceh tenggara, Aceh Timur dan juga Aceh Barat) dan juga telah menyebar diseluruh Aceh, Indonesia bahkan sampai ke luar negeri.

Kebanyakan penduduk suku Gayo dan suku-suku lain yang tinggal di wilayah Gayo (utamanya Aceh Tengah dan Bener Meriah) berprofesi sebagai petani, di samping itu ada juga sebagai pedagang, pegawai swasta, pagawai negeri, TNI, Polri dan lain-lain.

Usaha pertanian unggulan masyarakat di Kabupaten Aceh Tengah dan Kabupaten Bener Meriah adalah kopi dan tanaman palawija berupa kentang, tomat, kol, bawang dan lain-lainnya.

Kopi karena kualitasnya yang bagus sehingga menjadi komoditi ekspor dan mendapat lable kopi terbaik di dunia, kopi juga menjadi kebutuhan utama di seluruh Indonesia, sehingga malahirkan banyak para pedagang kopi bahkan banyak juga menjadi eksportir.

Demikian juga dengan palawija yang setiap harinya banya para pedagang dari luar Gayo berdatangan untuk membeli hasil pertanian danselanjutnya dijual ke luar daerah, seperti Medan, Banda Aceh, Pekan Baru dan Pulau Jawa.

Tanaman kopi yang terbentang luas sejauh mata memandang ditambah lagi dengan pengunungan yang berbaris membuat kokohnya dunia menambah keindahan panorama dataran tinggi Gayo.

Keindahan lain adalah danau Laut Tawar yang berisikan ikan depik sebagai ikan khas danau Laut Tawar yang mempunyai legenda bermula dari kayu pembuatan kapal Nabi Nuh, ditambah lagi dengan legenda setelah adanya laut tawar yaitu legenda Petri Pukes, Petri Ijo, Loyang koro dan lain-lainnya. Membuat semua orang berkeinginan menghabiskan waktu di dataran tinggi Negeri Antara tersebut.

Ribuan tahun sudah orang menetap di Gayo, ini dibuktikan dengan penemuan arkeolog terhadap tengkorak manusia di Loyang Mendale. Dari penemuan ini juga diketahuai kalau orang Gayo telah memiliki peradaban yang tinggi, mereka telah mempunyai kerabah yang punya ukiran, mempunyai alat pertanian dan yang lainnya.

Ini merupakan pembuktian ilmia yang tidak boleh diragukan lagi, tugas kita lebih lanjut adalah mensosialisasikan dan memeliharanya, karena ketika bukti ilmiah hilang maka satu bangsa akan kehilangan bukti tingginya peradaban.

Desember dan Tahun Baru

Bulan Desember tahun ini menjadi rahmat bagi masyarakat Gayo dimana Allah melalui alam yang mereka tempati memberi rizki dengan banyaknya buah kopi dan harga juga juga bisa menutupi kebutuhan sehari-hari mereka.

Pemerintah dan tokoh masyarakat Gayo menjadikan momen ini memperbanyak kegiatan yang dapat mendatang orang-orang luar Gayo ke tanah Gayo, diantara kegiatan yang dikemas dengan desember kopi adalah membicarakan tentang Gayo prasejarah, desember kopi, kuyun lues belang, Gayo Enduro dan lain-lain kegiatan.

Para pimpinan negara (menteri dan anggota dewan) dari pusat berdatangan ke Gayo, ditambah lagi dengan pejabat-pejabat provinsi serta para tamu dan peserta yang ikut dalam kegiatan.

Ini sebagai bukti bahwa daerah Gayo bukan lagi menjadi daerah asing dari bayangan orang-orang, mereka yang dating bukan hanya karena momen pertunjukan dan undangan tetapi juga untuk berwisata melihat keindahan alam Gayo, menikmati dinginnya udara bahkan sebagiannya berkeinginan menginvestasikan kekayaan mereka untuk mengembangan Gayo.

Dalam hitungan hari ke depan orang-orang dari luar Gayo akan berdatangan berlibur untuk mencari ketenangan dari penatnya pikiran selama setahun melaksanakan tugas rutinitas.

Tentu mereka menginginkan ketenangan sesuai dengan harapan mereka, dicelah istirahat mereka juga ingin melihat keaslian budaya dan tradisi masyarakat Gayo, ingin menyantap lezatnya kuliner tradisional masyarakat. Mulai dari minuman, makanan, dan juga ketika pulang mereka tentu berkeinginan membawa sopenir khas Gayo untuk leluarga mereka.

Untuk Siapa?

Semua kegiatan yang dilakukan sesuai dengan momen desember kopi dan datangnya tahun baru tentu semua orang berharap bisa memberi makna dan tujuan untuk mensejahterakan masyarakat Gayo, karena mereka yang datang tentu saja mebawa uang untuk kebutuhan mereka selama berada di Gayo, mereka akan mebawa oleh-oleh untuk keluarga yang mereka tinggalkan.

Lalu, apakah semua kebutuhan mereka telah disiapkan oleh maasyarakat baik itu kebutuhan selama di Gayo atau juga sopenir ketika mereka pulang.

Bila itu telah disiapkan berarti masyarakat kita sudah siap menjadi masyarakat daerah widata dan bila belum disiapkan berarti pemerintah harus bertanggungjawab untuk melatih dan mendidik masyarakat. Sehingga kemajuan yang diharapkan akan berakhir dengan kesejahteraan masyarakat.

*Penulis adalah Dosen Fakultas Syariah dan Hukum UIN Ar-Raniry dan Peengurus Bidah Hukum Adat Pada Majelis Adat Aceh (MAA)

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.