Hari Pahlawan ; Apakah Generasi Gayo Hari ini Butuh Sosok Pahlawan?

oleh
Sertalia

Oleh : Sertalia Gali*

Selain hari kemerdekaan, Indonesia juga selalu memperingati hari-hari besar lain, salah satunya adalah hari pahlawan yang diperingati pada tanggal 10 November setiap tahunnya.

Peringatan ini menunjukkan kalau Indonesia adalah satu bangsa yang sangat menghargai para pahlawannya. Karena itulah para generasi mulai dari tingkat TK, SD, SMP, SMA/MA hingga di tingkat bangku perkuliahan, melalui pelajaran sejarah, dikenalkan kepada sosok-sosok pahlawan yang dulu memperjuangkan kemerdekaan Indonesia atau bertaruh nyawa melawan para penjajah yang menguasai negeri kita di masa lalu.

Berbicara soal sejarah, di daerah kita, seringkali ilmu ini dimaknai sebagai kisah yang selalu diceritakan orangtua-orangtua kepada anak-anaknya entah itu dongeng atau cerita fakta di masa itu.

Terkait sejarah kepahlawanan ini, sebuah fakta tidak mengenakkan harus kita terima sebagai orang Gayo.

Meskipun Gayo tercatat dalam sejarah dunia sebagai daerah yang sangat kuat melawan Belanda, sebagai wilayah terakhir di Aceh yang bisa ditundukkan Belanda, yang karena begitu sulitnya menaklukkan Gayo,

Fakta pahit yang harus kita terima saat ini adalah, belum ada satu namapun dari pahlawan yang berasal dari tanah Gayo baik dari Aceh Tengah, Aceh Tenggara, Gayo Lues, Bener Meriah, Serbejadi atau Kalul yang tercatat sebagai pahlawan nasional.

Padahal, sekali lagi saya katakana, berdasarkan cerita orang tua dan tulisan-tulisan yang dibuat oleh Belanda sendiri, Gayo adalah benteng terahir Aceh yang sangat sulit mereka masuki. Ketika wilayah Aceh lain sudah mereka taklukkan, Gayo masih tegak melawan.

Begitu sulitnya Belanda menaklukkan Gayo, sampai-sampai seorang Snouck Hurgronje, sebagaimana dia akui sendiri, memutuskan untuk menulis buku tentang Gayo agar daerah ini bisa ditaklukkan oleh militer Belanda.

Atas kekosongan nama pahlawan nasional yang berasal dari Gayo. Kami, sebagai generasi Gayo saat ini, mulai bertanya-tanya. Apakah tidak ada masyarakat Gayo yang berkeinginan memliliki seorang pejuang Gayo yang namanya tercatat sebagai pahlawan nasional?

Atau, jangan-jangan pemkab-pemkab di Gayo sendiri yang sebenarnya kurang bersemangat dalam mengajukan nama nenek moyang yang dulu bertaruh nyawa melawan penjajah, untuk dijadikan salah seorang pahlawan nasional yang secara admistrasi diakui oleh negara.

Secara pribadi, saya menilai betapa pentingnya sosok pahlawan itu bagi generasi Gayo ke depan, sebab ini terkait dengan konsep diri yang menimbulkan rasa bangga dan merasa diri berharga. Konsep diri seperti ini sangat dibutuhkan oleh remaja.

Mereka membutuhkan figur yang dekat dengan keseharian mereka untukmenjadi role model (panutan) yang membantu mereka untuk mengeksplorasi identitas dirinya. Dengan begitu remaja dapat mengembangkan personal value yang positif,”

Jika remaja memiliki figur ideal dalam kehidupannya, seperti pahlawan, maka mereka dapat mengeksplorasi lebih lanjut karakteristik khas yang mereka anggap penting oleh, kala itu tercapai, akan terbangun keperibadian-keperibadian dari sosok yang mereka idamkan.

Sosok pahlawan sendiri, sudah barang pasti menjadi contoh pada anak dan remaja, karena mereka memang pada umumnya memiliki figur hero, entah itu dalam dongeng atau imajinasi atau tokoh nyata, yang pada gilirannya akan dapat memengaruhi pandangannya pada setiap gerak laku kehidupannya.

Inilah sebabnya, mengapa memiliki sosok pahlawan nasional yang kemudian dikenal berasal dari wilayah mereka sendiri, menjadi penting.

Dengan adanya pahlawan yang berasal dari daerah sendiri, kalau terus diajarkan, pahlawan itu akan mereka jadikan role model. Karena jangankan seorang pahlawan nasional, setiap gerak dan perbuatan orang tuanya saja bisa menjadi contoh dan semangat bagi anak anak kita apalagi ini sudah di ajarkan sejak dini bahwa pahlawan, si polan berasal dari tanoh Gayo.

*Penulis adalah putra asli Linge yang saat ini menjabat sebagi Ketua KIP Aceh Tengah

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.