TAKENGON-LintasGAYO.co : Senin 1 November 2021, Kampung Merah Mersa, Kecamatan Lut Tawar secara resmi meluncurkan Posyandu Remaja, diresmikan oleh Plt Kadis Kesehatan Aceh Tengah dr. Yunasri.
Reje Kampung Merah Mersa Ismail Wahab, dalam sambutannya di hadapan para hadirin, antara lain Sekda Aceh Tengah Subhandy dan camat Lut Tawar, Hardi Selisih Mara mengatakan bahwa Posyandu Remaja yang diluncurkan kampung ini adalah yang pertama di kecamatan Lut Tawar dan merupakan yang kedua di Aceh Tengah setelah Bies.
dr. Linda Yanthy, Kepala Puskesmas Lut Tawar yang juga ikut memberi sambutan mengatakan bahwa, tujuandibuatnya Posyandu Remaja, adalah untuk meningkatkan kesadaran remaja akan kesehahan, terutama sekali kesadaran akan kesehatan reproduksi, kesadaran atas penyakit tidak menular, seperti penyakit jantung, hipertensi dan diabetes.
Di hadapan para kader Posyandu Remaja Merah Mersa yang diketuai oleh Silfani Azri Maisa, dr. Linda menyampaikan bahwa saat ini penyakit-penyakit tidak menular itu sudah menjadi masalah yang sangat besar dan merenggut banyak nyawa di Indonesia.
Selanjutnya, saat meluncurkan Posyandu Remaja ini secara resmi, Plt. Kadis Kesehatan Aceh Tengah, dr. Yunasri menyampaikan, kalau sebenarnya untuk tahun 2021 ini Aceh Tengah menargetkan 17 Posyandu Remaja atau paling tidak, satu untuk setiap kecamatan.
Menurut dokter yang juga warga Merah Mersa ini, selain Posyandu Remaja, sebenarnya ada Posyandu lain, seperti Posyandu Ibu Hamil, Posyandu Bayi dan Balita serta Posyandu Lansia.
Menurut dr. Yunasri, salah satu peran penting Posyandu Remaja ini adalah untuk memberikan kesadaran pada remaja untuk berbagai isu, mulai dari untuk tidak menikah muda. Karena ada banyak masalah yang bisa terjadi dengan menikah muda, sebab mereka terlalu muda menjadi orangtua, belum siap secara mental dan juga pengetahuan.
Dia kemudian mencontohkan kejadian di Ise-ise, akibat kurangnya pengetahuan seorang ibu berusia 16 tahun memiliki anak berusia 8 bulan yang mengalami gizi buruk. Untungnya, mereka dari dinas kesehatan cepat melakukan aksi, membawanya ke Takengen dan kemudian merujuk ke RSU Zainoel Abidin dan sekarang sudah mulai membaik keadaannya.
“Kejadian seperti ini menurutnya membuat Aceh Tengah masih menjadi locus stunting secara nasional. Dia berharap dengan adanya Posyandu Remaja, hal-hal seperti ini bisa dikurangi karena masyarakat terutama remaja bisa diberikan kesadaran,” katanya.
Akhirnya, dr. Yunasri menambahkan bahwa fungsi dari Posyandu Remaja ini bukan hanya melulu untuk urusan kesehatan tapi juga untuk penyuluhan pertanian dan keagamaan. Misalnya, Posyandu Remaja bisa menggundang ulama untuk melakukan bimbingan rohani.
[Win Wan Nur]