Pencitraan itu, Penting Buat Persiraja

oleh

Oleh : Teuku Fadli*

Saya berharap Persiraja bisa lebih baik pada pertandingan berikutnya. Untuk itu, saya rasa pelatih harus bisa menemukan solusi bagi lini belakang yg sungguh sangat rapuh.

Kita memang mungkin terkendala masalah dana, tapi walaupun begitu masalah seperti itu jangan terlalu diekspose ke luar dari ranah manajemen, sebab ini bisa membuat citra Persiraja menjadi buruk di mata para pemain profesional.

Sebab kalau kondisi seperti ini terus berlanjut dan Persiraja kadung dicap sebagai tim dengan pendanaan morat-marit. Mungkin saja suatu hari nanti Persiraja mampu mengontrak pemain tapi akibat kita sudah dicap sebagai tim yang kurang dana, bisa saja pemain incaran ke depan jadi ragu ragu bermain untuk Persiraja.

Hal ini akan mempersulit manajemen untuk mengontrak pemain bagus Jikalau suatu saat nanti Persiraja mendapat kemudahan dana. Kita bisa berkaca pasa kasus Madrid dan Barca, dua tim penguasa La Liga sekarang.

Madrid selama ini menyembunyikan kesulitannya untuk membeli pemain akibat pandemi dan terkurasnya dana kas klub untuk pembangunan stadion. Masalah performa selalu dicarikan alasan non finansial.

Kepada publik, mereka selalu mengatakan “Tidak belanja pun kami sudah punya materi bagus.” Nah, ketika Madrid punya duit, mereka menawar Mbappe dan Mbappe pun dengan antusias mau ke Madrid.

Hal sebaliknya kita lihat terjadi pada rivalnya,
Barca. Manajemen tim ini selalu mempromosikan kerugian dan kekurangan dana yang mereka alami. Mereka bahkan menyebarkan secara masif bahwa pemain mereka dipotong gajinya.

Dan hasilnya, kita lihat sekarang. Barca dicap sebagai tim miskin. Cap yang menempel di “kening” mereka ini, nantinya akan berpengaruh pada kemampuan mereka mendapatkan pemain incaran. Kalaupun nanti situasi finansial mereka membaik, pemain incaran akan berpikir beberapa kali untuk menerima tawaran mereka.

Nah kembali ke Persiraja. Untuk tim ini, kita jelas melihat lini belakangnya sangat rapuh, lugu dan terkesan apa adanya. Pertandingan terakhir dengan sangat jelas menunjukkan ke “lugu”an pemain belakang Persiraja.

Soal ini, saya melihat ini bukan melulu masalah materi pemain. Tapi saya melihatnya lebih ke semangat dan daya juang pemain belakang yang relatif agak lemah.

Mungkin disini Coach bisa masuk dan memotivasi para pemain terkhusus pemain belakang untuk bisa lebih bergairah dan lebih menyelami filosofi “Lantak laju”.

Tapi terkhusus buat pemain Jepang milik Persiraja, sudah berapa pertandingan saya nilai dia memang tidak layak berada di tim ini.
Lelis sampai dongkol saya lihat kepada dia di pertandingan terakhir.

Selaku pemain bola, saya bisa mengatakan bahwa jiwa gelandang itu dilahirkan dia tidak bisa dibentuk. Sebagai solusi untuk masalah ini, saya rasa pemain muda yang punya kecepatan bisa diberi kesempatan.

Kalau kita tak punya play maker, kita main sama gelandang pekerja saja. Minimal mereka yang punya tenaga dan kecepatan bisa secepatnya meredam serangan lawan dan mempermudah kerja para pemain belakang

Akhirul kalam, mudah mudahan Persiraja bisa meraih hasil yang baik dengan segala keterbatasannya.

Kalau bisa masalah kekurangan dana jangan terlalu diekspose, karena itu lama-lama bisa mengecilkan usaha keras presiden Persiraja yang selama ini sudah berjuang sedemikian luar biasa untuk Persiraja dan persepakbolaan Aceh.

*Pengamat Sepak Bola

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.