Tingkatkan Kemampuan Bahasa Inggris Siswa, Disdik Aceh Adopsi Sistem Kampung Inggris Pare

oleh

TAKENGON-LintasGAYO.co : Sejak ditunjuk dan dipercaya menjadi Kepala Dinas Pendidikan Aceh, Alhudri yang sebelumnya menjabat sebagai kepala dinas Sosial Provinsi Aceh sudah membulatkan tekad untuk memberikan perhatian lebih pada peningkatan mutu pendidikan Aceh.

Jika pada masa-masa sebelumnya, anggaran gemuk Dinas Pendidikan Aceh banyak dihamburkan untuk pembangunan fisik dan pelatihan-pelatihan yang sebenarnya tidak perlu. Di masa dirinya menjabat Alhudri dengan tegas menyatakan bahwa itu tidak akan terjadi lagi.

Dalam kunjungan kerjanya di SMA Negeri 19 Kecamatan Rusip Antara, beberapa waktu lalu, dalam rangka meresmikan kelas jauh SMA Pameu, Alhudri menegaskan, kalau di masa kepemimpinannya di dinas ini, tidak akan ada lagi pembangunan fisik yang jor-joran, kalaupun ada proyek fisik, itu akan lebih banyak pada rehab gedung-gedung lama. Karena menurutnya dana itu akan lebih baik diperuntukkan untuk peningkatan mutu peralatan pendukung, pelatihan guru dan juga peningkatan kapasitas siswa.

“Hasil dari pengalihan fokus ini sudah kita saksikan bersama, bagaimana pada tahun ajaran ini, Aceh yang biasanya istiqamah berkutat di papan bawah untuk urusan kelulusan lulusan sekolah menengah tingkat atas dan sederajat ke perguruan tinggi negeri. Tahun ini, menghadirkan kejutan besar dengan masuk 10 besar se-Indonesia,” tegas Alhudri.

Tapi pencapaian itu, tidak membuat Alhudri puas, ke depannya dirinya berharap siswa-siswa lulusan Aceh bisa diterima di perguruan-perguruan tinggi 10 besar Indonesia bahkan ke luar negeri.

Alhudri, mengaku miris melihat fakta begitu sulitnya siswa-siswa dan mahasiswa asal Aceh untuk menembus beasiswa di luar negeri, bahkan ke negara seperti Australia misalnya yang sudah memberikan standar yang lebih rendah kepada siswa/mahasiswa asal Aceh dibandingkan asal provinsi lain di Indonesia.

“Tapi tetap saja, sangat sedikit siswa/mahasiswa asal Aceh yang berhasil mendapatkan beasiswa yang diberikan oleh negara-negara itu,” katanya.

Merasa miris dengan adanya fakta itu, Alhudri di masa kepemimpinannya ini bertekad untuk meningkatkan kemampuan penguasaan bahasa Inggris siswa-siswa Aceh agar mampu bersaing dengan daerah lain dan juga tidak gagap menghadapi globalisasi.

Untuk itu, Alhudri berencana untuk mengadopsi sistem kampung Inggris Pare, di Kediri Jawa Timur yang sudah begitu terkenal di seantero Indonesia, karena kesuksesannya dalam membuat siswa-siswanya mampu berbahasa Inggris.

Bukan hanya sekedar rencana kosong di awing-awang alias Cet Langit, untuk mewujudkan ambisinya ini, Alhudri langsung mengambil inisiatif mengundang Junaidi Win Tarmuloe, pemilik Trus English School Pare yang menamatkan pendidikan S3 Jepang untuk bekerjasama dengan Dinas Pendidikan Aceh dalam merancang program peningkatan kemampuan berbahasa Inggris para siswa SMA/SMK di Provinsi Aceh.

Setelah melalui beberapa kali pembicaraan dengan melibatkan pada kepala bidang, Kacabdin serta para kepala sekolah di seluruh Aceh. Mereka menyepakati, untuk tahap awal, menjadikan SMA Negeri 1 Bireun, SMA Unggul Bener Meriah dan SMA Negeri 15 Takengon sebagai model percontohan.

Di samping itu, dimulai sejak oktober nanti, tim dari Pare English School akan memberikan pelatihan bahasa Inggris dengan konsep asrama, selama 2 minggu bagi siswa-siswa SMA dan SMK terpilih di seluruh kabupaten di Aceh, dimulai dari Aceh Tamiang dan berakhir di Pidie Jaya.

[Win Wan Nur]

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.