Oleh : Khaerul Masholeh, S.Ag*
Perjalanan waktu akan terus berjalan maju. Tak akan pernah berhenti. Tak akan pernah berulang. Apalagi surut ke belakang. Detik berubah menjadi menit. Menit berubah menjadi jam. Jam berubah menjadi hari. Hari berubah menjadi minggu. Minggu berubah menjadi bulan. Bulan pun terus berganti, seperti halnya bulan Ramadhan, bulan yang penuh rahmat, bulan yang penuh berkah dan bulan yang penuh ampunan akan segera berakhir…
Perjalanan waktu adalah _sunnatullah_ yang pasti terjadi. Perputarannya adalah arus yang tak bisa terbendung dalam kehidupan. Namun, sebagai seorang Muslim, hendaknya berupaya mengambil pelajaran di dalamnya. Allah Azza wa Jalla berfirman:
“Allah mempergantikan malam dan siang. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat pelajaran yang besar bagi orang-orang yang mempunyai penglihatan.”
(QS. An Nur: 44)
Ayat ini menyebutkan bahwa pergantian malam dan siang terdapat pelajaran bagi orang yang memiliki pandangan hati. Bergulirnya waktu seharusnya menjadi renungan bagi kita untuk mengambil berbagai pelajaran di dalamnya…
Terhadap berakhirnya bulan Ramadhan, biasanya ada tiga kelompok alumni Ramadhan yang memiliki perbedaan sikap dalam menghadapinya.
Ada sebagian orang alumni Ramadhan yang menganggap berakhirnya bulan Ramadhan sebagai sebuah momen kemenangan dari berpuasa sebulan penuh yang harus dirayakan. Untuk itu, mereka memiliki banyak cara untuk memeriahkannya. Ada yang mengisi malam akhir Ramadhan dengan membakar petasan dan kembang api. Mereka ingin menyambut hari raya dengan cara yang membuat mereka gembira.
Bagi sebagian orang alumni Ramadhan yang lain, akhir bulan Ramadhan tak ada bedanya dengan pergantian hari yang selalu mereka lewati kemarin, kemarin lusa, minggu lalu, bulan lalu, dan tahun-tahun sebelumnya. Hanya pergantian dari detik ke detik, menit ke menit, jam ke jam, hari ke hari.
Tak ada yang spesial atau istimewa. Yang mereka lakukan ketika malam akhir Ramadhan adalah apa yang mereka lakukan seperti di malam-malam biasa. Yang biasa tidur, mereka akan tertidur. Yang biasa melakukan hal lain, mereka akan melakukan aktifitas tersebut.
Ada pula sebagian orang alumni Ramadhan yang menyikapi akhir bulan Ramadhan dengan bersedih merasa tidak mampu memanfaatkan bulan Ramadhan dengan amal ibadah terbaik. Sementara di sisi lain menjadi sebuah perenungan bahwa sisa waktu yang tersedia dalam bentuk usia mereka semakin berkurang.
Pergantian waktu hanya akan membuat mereka semakin dekat dengan sebuah akhir perjalanan. Sehingga amaliah di bulan Ramadhannya akan tercermin pada bulan-bulan berikutnya.
Mereka melakukan evaluasi atas apa yang sudah terjadi dan apa yang telah mereka lakukan selama bulan Ramadhan. Mereka menghitung-hitung berapa jumlah amal kebaikan di dalamnya. Mereka juga mengkalkulasi berapa jumlah perbuatan keburukan di dalamnya. Lalu mereka akan menemukan jumlah mana yang lebih banyak…
Tak hanya sampai di situ. Jika mereka menemukan jumlah amal kebaikan yang lebih banyak, mereka akan mempersiapkan diri untuk menjalani hari-hari ke depan agar mereka bisa mempertahankan kebaikan-kebaikan tersebut. Jika mampu, mereka akan menambahkan lagi jumlah kebaikan tersebut agar lebih banyak.
Sebaliknya, jika mereka menemukan perbuatan keburukan yang lebih banyak jumlahnya, mereka akan melakukan introspeksi diri. Mereka akan berusaha untuk tidak mengulangi keburukan yang sama di hari-hari berikutnya. Bahkan mereka akan mempersiapkan diri agar tak akan ada lagi keburukan di masa depan. Agar mereka bisa selamat, bahagia di dunia dan diakhirat.
Amalan itu tergantung pada akhirnya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Sesungguhnya amalan itu (tergantung) dengan penutupnya”. (HR. Bukhari)
Belum ada jaminan kita masih hidup dan akan bertemu dengan Ramadhan di tahun depan. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Allah memiliki orang-orang yang akan dibebaskan dari api neraka, dan itu setiap malam.“. (HR. At-Tirmidzi, Shahih At-Tirmidzi 1/209)
Hasan Al-Bashri berkata:
“Berbuat baiklah di sisa-sisa Ramadhan niscaya diampuni (kesalahanmu) yang berlalu, maka manfaatkanlah hari-hari yang tersisa, karena anda tidak tahu kapan bisa meraih rahmat Allah.” (Hilyah Auliya,11837)
Semoga Allah Azza wa Jalla mengaruniakan hidayah-Nya kepada kita, sehingga kita tetap istiqamah senantiasa mengambil hikmah dan memperbaiki diri agar menjadi alumni Ramadhan yang bertakwa tercermin pada bulan-bulan berikutnya untuk meraih ridha-Nya…
Aamiinb Ya Rabb. Wallahua’lam bishawab.
*Penghulu Muda/Kepala KUA Timang Gajah