Wahai Gadis : Tutuplah Dirimu

oleh

Oleh : Fauzan Azima*

“Tidak kenal maka tidak sayang,” ungkapmu Gadis atas pembelaan diri dari orang-orang yang iri dengki dengan segala yang ada padamu.

Cantik dan mandiri adalah modal utama untuk “digosipkan” para perempuan yang setara dan para lelaki yang engkau tolak cintanya.

Sepantasnyalah aku bertanya kepada engkau langsung tanpa “tualin”, tanpa perantara karena dari sudut pandang etika dianggap terlalu dalam mencampuri urusan pribadimu, Gadis.

Hanya saja aku sebagai sahabat dan ayahmu merasa terusik dan sedih ketika orang-orang berkata tidak baik tentang dirimu. Aku sarankan, tutuplah dirimu dari lingkungan yang tidak kondusif bagi dirimu. Tidak ada maksud lain, kecuali semua aku sampaikan hanya untuk kebaikanmu.

“Terima kasih atas kepedulian Ayah terhadapku,” ucapmu yang terdengar indah dan merdu di telingaku, Nak.

Penempatan posisi sebagai sahabat dan ayah mempertegas kewajaran tanpa syarat serta tidak ada tetek bengek dan lain sebagainya yang perlu diperdebatkan. Sepantasnya berjalan alami sebagai mana air mengalir dari hulu ke hilir menuju lautan luas.

“Langit tidak perlu berkata bahwa dirinya tinggi dan sampah tidak perlu mengungkapkan dirinya kotor,” jawabmu yang mengejutkan kemudian. Sungguh pernyataan yang keren dan membesarkan hatiku sebagai ayah. Percayalah aku faham dengan ungkapan diplomatis itu.

Mata melihat, telinga mendengar dan hidung mencium, namun tidak semua pengetahuan indra itu harus diungkapkan melalui mulut. Pendamlah di dalam hati kalau ada prilaku buruk orang lain yang kalau kita ungkapkan akan menyakiti perasaan orang lain.

“Ayah, semua pembicaraan yang buruk tentang aku akan menjadi motivasi bagiku dan aku siap mengoreksi diri untuk berbuat lebih baik lagi,” katamu lebih lanjut.

Begitulah kerendahan hati yang patut diteladani. Memang benar, tidak harus iri dengki dibalas dengan kesombongan. Batu yang keras sekalipun akan berlubang jika terus menerus ditetesi air. Apalagi manusia jika selalu diberi pengajaran yang baik pasti akan baik juga.

“Beruntung aku hidup dalam keluarga yang penuh kasih sayang dan aku juga punya Allah yang aku larut di dalamnya. Jadi tidak ada yang perlu aku risaukan,” pernyataan penutup yang menunjukkan bangunan karakter dirimu, wahai Gadis.

(Mendale, Selasa, 13 Oktober 2020)


Ikuti channel kami, jangan lupa subscribe :

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.