TAKENGON-LintasGAYO.co : Perjuangan pemekaran Provinsi Aceh Leuser Antara (ALA) dari masyarakat wilayah tengah Aceh kembali berkumandang. Tak saja di media, gerakan-gerakan kampanye di lapangan juga terus bergelora, pemasangan spanduk-spanduk provinsi ALA kian massif di beberapa kabupaten di wilayah tersebut.
Namun salah seorang tokoh muda Gayo, Maharadi, sedikit pesemis tentang keberhasilan ALA ini. Menurutnya, kalau pola perjuangan masih dengan cara-cara lama dan strategi yang tidak diperbaharui untuk menutup kesalahan-kesalahan di perjuangan sebelumnya, maka ALA akan sulit terwujud.
“Kalau pola nya masih pola lama, dan gaya-gaya perjuangan lama, saya kira sulit mencapai keberhasilan, tinggalkan pola lama,” ungkap Maharadi.
Maharadi juga menyampaikan rasa kecewa nya saat para tokoh-tokoh perjuangan ALA malah mengadakan rapat di Provinsi Sumatra Utara, yang menurutnya ini justru akan membentuk persepsi masyarakat bahwa perjuangan ini adalah perjuangan kelas elit dan eksklusif.
“Rapat ya libatkan seluruh elemen masyarakat, dilaksanakan di Banda Aceh begitu, sebagai pusat administrasi Provinsi Aceh, kok malah ke Sumatra Utara, apalagi saat ini kondisi covid yang cukup mengkhawatirkan,” tegas Maharadi.
Maharadi mengusulkan, perlu kiranya melakukan pembaharuan dalam strategi perjuangan ini, semua pihak harus membangun gerakan ini dari kalangan masyarakat, kemudian melakukan analisa mendalam, serta menyiapkan segala keperluan administrasi, agar kemudian perjuangan ini tidak berakhir dengan kegagalan lagi.
Kemudian saat ini menurut Maharadi, para bupati dan pimpinan yang mengadakan rapat di kota Medan tersebut justru membentuk pemikiran di masyarakat bahwa perjuangan ALA ini hanya untuk menutup kegagalan-kegagalan para pemimpin tersebut dalam melaksanakan pembangunan dan pelaksanaan tugasnya di kabupaten mereka masing-masing.
“Ini kan kalau mau kita jujur, jangan-jangan para bupati dan para pemimpin di daerah masing-masing tersebut justru memainkan isu ala hanya untuk menutupi kegagalan-kegagalan mereka dalam memimpin daerah nya,” ujarnya.
“Tinggalkan pola lama, perjuangan ini perlu reaktualisasi,” demikian Maharadi.
[Darmawan]
Ikuti channel kami, jangan lupa subscribe :