Kabar Tentang Corona

oleh

Oleh : Drs. Jamhuri Ungel, MA*

Masa pandemi atau masa corona (covid-19) telah berjalan hampir setahun semenjak 2019, kini sudak masih akhir 2020. Dalam perjalanan masa ini semua sector kehidupan masyarakat lumpuh tidak berdaya, mulai dari pemerintah tertinggi sampai pada pemerintahan terendah, mulai dari Negara maju sampai kepada masyarakat belum berkembang, mulai dari orang kaya sampai kepada orang miskin semua terkena imbasnya.

Karena penyakit corona adalah penyakit menular maka semua orang bahkan para ahli belum bisa memprediksi kapan selesainya penyakit ini, sedangkan korban setiap harinya terus berjatuhan, sementara di sisi lain obat belum ditemukan.

Penyakit corona ini luar biasa dahsyatnya tidak sama dengan penyakit-penyakit yang lain, penyakit ini tidak mengenal batas wilayah sehingga seluruh dunia terjangkit, tidak mengenal strata manusia sehingga semua orang punya kemungkinan untuk terjangkit.

Anjuran tentang memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak setiap hari siang dan malam terus diumumkan supaya semua orang mematuhinya, karena secara ilmu diyakini bahwa hal tersebut adalah salah satu atau beberapa cara untuk menghindari menularnya virus.

Banyak orang atau anggota masyarakat yang tidak mengindahkan pelarangan tersebut bahkan menganggap spele namun tetap sehat, untuk ini kita hanya bisa katakan kalau dalam lingkungannya tidak ada orang yang terindikasi terkenapenyakit sehingga tidak ada potensi untuk menularkan virus.

Realitanya banyak juga mereka yang menghindar dan menjaga diri dari penyebab-penyebab penularan penyakit corona tidak hanya terbatas pada memakai maskes, mencuci tangan dan menjaga jarak tetapi lebih dari itu mereka adalah orang-orang yang ahli dalam bidang kesehatan, mereka paham betul makanan dan minuman yang dapat meningkatkan imun dalam diri tetapi mereka juga terkapar dan berakhir dengan kematian atau meninggal dunia, untuk mereka ini kita hanya bisa katakan kalau mereka punya penyakit bawaan seperti sesak, diabetes, darah tinggi dan lain-lain.

Artinya kita tidak punya kata yang bisa meyakinkan orang kalau penyakit corona itu adalah penyakit tunggal yang bisa mematikan seseorang.

Kekhawatiran yang sangat dahsyat tidak hanya terjadi pada masyarakat secara individual atau kelompok tetapi juga di seluruh masyarakat dunia, sehingga pemerintah menumpahkan banyak anggaran untuk penanganan penyakit corona tersebut, sayangnya pemerintah juga tidak bisa menjawab sampai dimana sudah dan sampai kapan penanganan corona tersebut berakhir.

Ketidakmampuan pemerintah menjawab batas penanganan covid-19 mengakibatkan pemerintah tidak berani menggunakan anggaran untuk kebutuhan lain walaupun itu untuk kepentingan umum dan mensejahterakan masyarakat.

Kini pemerintah seolah diam tanpa aktivitas karena volume aktivitas untuk mensejahterakan masyarakat sangat kecil berbanding penanganan penghitungan jumlah orang-orang yang terkena penyakit corona. Buktinya apabia ada yang terkena terindikasi dan terkena penyakit corona maka pemberitaanya melebihi yang seharusnya.

Ilmu tentang penyakit menular (pandemi) utamanya yang berhubungan dengan virus kini tersungkur malu tanpa daya, yang awalnya berharap dengan cepat lahirnya vaksin anti corona sampai kini sudah setahun belum ada tanda-tanda keberhasilannya, sehingga dugaan kita tentang bisnis besar dunia tentang farmasi belum berani kita katakanan benar.

Dibalik itu kita bisa katakan bahwa covid-19 merupakan hasil rekayasa yang berakhir dengan kegagalan dan sangatlah kejam mereka yang membuatnya keadaan masyarakat semakin hari semakin memprihatinkan, baik diri sisi kesehatan ataupun juga dari sisi ekonomi.

Dari sisi kesehatan banyak masyarakat yang bertumbangan terkena penyakit corona walau kebanyakannya bisa sembuh dan sebagian kecilnya lagi meninggal dunia. Yang masih menjadi misteri bagi masyarakat sampai sekarang adalah apakah semua yang dinyatakan sebagai corona itu benar atau tidak?

sebagian besar masyarakat meyakini bahwa corona itu ada sebagaimana pengalaman dan pengakuan badan kesehatan dunia, namun apakah orang yang dinyatakan terkena itu benar-benar terkena corona atau sebagiannya hanya terindikasi atau perkiraan terkena, ini juga bisa dikatakan iya.

Karena banyak juga yang sudah dinyatakan terkena dan meninggal dunia akhirnya ketika keluar hasil labnya negative.

Keadaan ekonomi masyarakat secara menyeluruh terimbas oleh corona, baik itu masyarakat dunia atau juga masyarakat local, atau juga masyarakat industry apalagi masyarakat agraris. Keadaan seperti ini menjadi kekhawatiran bersama, karena tidak bisa diprediksi kapan berakhirnya corona.

Berdasarkan ilmu tentang pandemi bahwa kalau penyakit telah tercipta maka tidak ada istilah hilang atau berakhir, karena itu upaya untuk menghindari tetularnya penyakit terus diupayakan dengan tidak mengenal lelah.

Sebagai seorang muslim tentu mempunyai pola pikir yang berbeda dengan masyarakat non muslim, bagi masyarakat muslim apapun penyakit yang menimpa masyarakat maka pasti Allah yang Maha Tahu apa yang terbaik, masyarakat akan menyerahkan semua ketentuan kepada Allah sembari terus berusaha mengikuti aturan berdasarkan ilmu pengetahuan yang dimilikinya.

Kini di sebagian masyarakat corona seolah menjadi fenomena fatamorgana walaupun itu nyata adanya. Betapa tidak ! Karena bila kita berada disuatu tempat seolah kejadian corona di tempat lain luar biasa beratnya sehingga kita tidak berani mendekat ketempat itu, tapi juga ketika kita berada di tempat itu orang akan tanya kepada kita bagaimana keadaan penyakit corona di tempat anda karena berita yang saya dengan di tempat anda sangat berat.

Demikian juga di tempat-tempat lain yang selalu kita khwatirkan sehingga kita lupa dengan keadaan di sekeliling kita, dan orang lain selalu mengkhawatirkan kita sehingga mereka juga lupa dengan keadaan di sekitar mereka.

*Dosen Fakultas Syariah dan Hukum UIN Ar-Raniry Banda Aceh

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.