Oleh : Zarkasyi Yusuf*
Detikinet (20/2/2020) merilis jumlah pengguna internet di Indonesia, tercatat sebanyak 175,4 juta pengguna internet di Indonesia yang berusia sekitar 16 – 64 tahun, 96 persen pengguna internet menggunakan smartphone, 5,3 persen masih menggunakan ponsel fitur. Rata-rata orang Indonesia menghabiskan empat jam 46 menit tiap hari untuk berselancar di internet.
Di Aceh meskipun tidak disebutkan angka pastinya, jumlah pengguna internet semakin hari semakin banyak. Salah satu indikatornya adalah banyaknya dijumpai kios-kios kecil yang menjual kartu, voucher dan paket internet, serta banyaknya anak-anak, remaja bahkan orang tua yang selalu hadir menghabiskan waktu berjam-jam di warung kopi.
Saat ini, Aceh tidak hanya menghadapi wabah pandemik, tetapi juga sedang menghadapi wabah penyakit perjudian melalui game online yang memperjualbelikan chip. Silahkan lihat sendiri, para remaja bahkan sampai orang tua sanggup menghabiskan waktu berjam-jam di warung kopi hanya untuk mengincar chip game online. Tidak cukup waktu siang, mereka rela menghabiskan malam untuk bergadang demi mendapatkan chip game.
Fenomena ini adalah pemandangan memilukan yang kini dipertontonkan di bumi syariat Islam. Saat adzan berkumandang di Mesjid/Meunasah, bukan dua tempat ini yang penuh dengan jama’ah, tetapi warung kopi yang pengunjungnya membludak.
Jika ini terus saja terjadi hingga masuk ke pelosok gampong, dapat dipastikan bahwa akan terjadi ketimpangan sosial, satu diantaranya adalah maraknya pencurian hingga tingginya angka perceraian dan kekerasan dalam rumah tangga. Menyedihkan lagi, anak anak yang masih bersekolah, mereka lalai hanya mengincar chip online, mengabaikan belajar hingga mengabaikan shalat lima waktu.
Menghadapi bahaya laten ini, sudah saatnya para orang tua memperketat pengawasan. Jika pun mereka harus menggunakan smartphone untuk menyelesaikan pekerjaan sekolah yang menerapkan pembelajaran daring, mereka harus tetap dalam pengawasan para orang tua. Jika tidak, mereka pasti akan mengakses dan bermain game online, akhirnya mereka akan kecanduan.
Lalu, apa yang akan dilakukan jika wabah chip game online samakin bertambah, seiring bertambahnya kasus covid-19 yang kini telah mencapai angka 3.352 kasus.
Menemukan Makna Hidup
Mereka yang lalai dengan game online seolah-olah telah kehilangan makna hidupnya, ini kesimpulan sementara yang membutuhkan pembuktian lebih lanjut. Bagi pecandu game online, kesuksesan adalah keberhasilan meraup chip sebanyak-banyaknya (melimpah ruah), dibagikan kepada teman atau ditukar dengan uang.
Target mendapatkan chip sebanyak-banyaknya mendorong mereka untuk mengerahkan segenap kemampuan, baik finansial, waktu dan lainnya untuk mendukung usahanya meraih chip yang sebanyak-banyaknya. Tak heran jika ada yang betah berjam-jam di warung kopi. Jika dibiarkan, generasi chip dan game online akan kehilangan arah dan tujuan hidupnya, salah satu terapi yang cocok diterapkan bagi mereka adalah dengan menemukan kembali makna hidup.
Viktor Emil Frank (1905 – 1997), seorang neurolog dan psikiater asal Austria pernah mempopulerkan istilah logoterapi. Logoterapi adalah tehnik meringankan atau menyembuhkan penyakit melalui penemuan makna hidup. Ada tiga asas yang dianut adalam logoterapi, pertama bahwa hidup memiliki makna (arti) dalam setiap situasi, bahkan dalam penderitaan dan kepedihan sekalipun.
Kedua, setiap manusia memiliki kebebasan yang hampir tak terbatas untuk menemukan sendiri makna hidupnya, ketiga setiap manusia memiliki kemampuan untuk mengambil sikap terhadap penderitaan dan peristiwa tragis yang tidak dapat dielekkkan yang menimpa diri sendiri dan lingkungan sekitar, setelah upaya mengatasinya telah dilakukan secara optimal tetapi tidak berhasil.
Berbicara makna hidup, Islam telah memberikan solusinya sebelum Frankl menemukan logoterapi, tinggal saja bagaimana kita melakukan pemaknaan kembali (re-interpretasi) anugerah kehidupan yang diberikan oleh Allah, sehingga setiap denyut nafas yang kita habiskan akan bermakna dan bermamfaat, baik untuk pribadi, orang lain dan lingkungan sekitar kita.
Kadang, untuk menemukan makna hidup, kita membutuhkan nasehat dan teguran dari orang lain, belajar dari pengalaman pribadi ataupun orang lain.
Salah satu tujuan hidup adalah untuk menyembah Allah dengan ikhlas dan taat kepada-Nya, sebagaimana dijelaskan Allah dalam surat al-Bayyinah ayat 5, “Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus”.
Rasulullah mengingatkan bahwa tujuan hidup adalah untuk memberi mamfaat, sehingga manusia yang baik adalah mereka yang mampu memberikan mamfaat kepada yang lain, inilah sabdanya yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, At-Thabrani dan ad-Daruqutni, “Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia”. Melalui hadis ini, dapat dipahami bahwa makna hidup adalah untuk memberikan mamfaat bagi yang lain, kualitas manusia diukur dari kualitas dan kuantitas mamfaat yang dapat diambil oleh manusia lain.
Makna hidup adalah untuk ta’at kepada Allah dengan penuh keikhlasan, serta mampu memberikan mamfaat kepada orang lain, mungkin makna ini diabaikan oleh pecandu game online, sehingga mereka rela menghabiskan waktu hanya untuk mengincar chip. Untuk itu, tugas kita semua menyadarkan mereka agar menemukan kembali makna hidup yang selama ini telah mereka abaikan.
Orang tua harus mampu menemukan makna hidup anaknya yang telah diabaikan karena fatamorgana game online. Seorang istri harus mampu menyadarkan suaminya, bahwa game online tidak akan pernah menyelesaikan permasalahan keluarga yang dihadapi. Pemilik warung kopi harus mampu memberikan nasehat kepada pelanggannya yang kecanduan game online, agar tidak duduk berjam-jam hanya menikmati segelas kupi pancong.
Pemerintah harus mampu menyadarkan rakyatnya yang tertipu dengan chip game online, serta mengambil sikap tegas. Sebagai penguasa, Pemerintah memiliki alat kekuasaan untuk mengambil tindakan tegas, atau memberikan sanksi kepada pecandu game online serta siapapun yang terlibat mendukung kegiatan tersebut. Pemerintah sejatinya tidak terlalu disibukkan dengan proyek insfrakstruktur, sehingga mengabaikan memperhatikan penyakit sosial yang sedang menggejala, yaitu perjudian online yang melibatkan lintas generasi.
Logoterapi adalah trik sederhana serta mudah dilakukan oleh siapa pun, semoga kepedulian kita semua mengantarkan mereka menemukan kembali makna hidup yang kini dipertaruhkan dalam berburu chip game online.
Saya, Anda dan kita semua tidak mengharapkan bahwa generasi kita tidak memiliki cukup bekal untuk menatap masa depannya, kita pasti akan bersedih jika mereka menjadi lost generastion hanya karena chip game online, kita pun tidak menghendaki bahwa rumah tangga saudara-saudara kita hancur hanya karena chip game online. Mulai sekarang, mulai dari diri sendiri, keluarga serta lingkungan sekitar untuk memberantas perburuan chip yang telah melenyapkan makna hidup dari saudara saudara kita. Do it or never.
*ASN Pada Kanwil Kementerian Agama Provinsi Aceh
Ikuti channel kami, jangan lupa subscribe :