Oleh : Waladan Yoga*
Sejak Covid-19 merebak di Indonesia, kita juga ikut menyaksikan dan melihat perkembangan tingkat massifnya penyebaran Covid-19.
Dari berbagai sumber yang saya baca, Transmisi Covid-19 dibagi 2 (dua), yaitu: Transmisi Lokal (Paparan virus dari lingkungan masyarakat itu sendiri) dan Imported case (Paparan virus dari luar negeri).
Imported case, di mana seseorang yang terinfeksi Covid-19 terpapar virus ketika melakukan perjalanan ke luar negeri. Artinya virus itu tidak dibawa oleh seseorang dari luar negeri.
Untuk kasus Bener Meriah dan Aceh Tengah penyebaran Covid-19 terjadi akibat adanya transmisi lokal. Sederhananya Transmisi lokal itu terjadi di tengah masyarakat lokal itu sendiri.
Akhir akhir ini, Indonesia mengalami lonjakan pasien Covid-19 yang terinfeksi, bahkan perhari ini Kamis, 29/07/2020 sudah menembus angka 102.051 orang (https://covid19.kemkes.go.id/category/situasi-infeksi-emerging/info-corona-virus/#.XyE7rGkxVaw).
Di Bener Meriah total terinfeksi Covid-19 sebayak 21 orang dengan rincian, 2 orang santri cluster Temboro Magetan (sudah sembuh), hari ini dan kemarin setidaknya terkonfirmasi 19 orang positif Covid-19 terdiri tenaga kesehatan dan warga sipil.
Cluster Pondok Pesantren Temboro Magetan sampai sejauh ini, setahu penulis tidak menularkan kepada yang lain bahkan kepada keluarganya sendiri, hal ini sudah dibuktikan dengan hasil SWAB.
Jika melihat kasus perkasus, kejadian di Bener Meriah hari ini bisa dikatakan terjadi akibat adanya transmisi lokal penyebaran Covid-19, karena penyebaran terjadi di satu orang kepada orang lainnya dilokasi dan waktu yang sama.
Begini, jika kita menyimak dari awal ada dua pasien di Bener Meriah yang di lakukan uji SWAB dan kemudian dinyatakan positif, karena sudah dinyatakan positif kemudian dua pasien yang positif Covid-19 tadi dilacak perjalanannya dan dengan siapa saja pernah kontak fisik.
Setelah ditemukan hasil lacakannya, kemudian 57 orang di SWAB terdiri dari tenaga kesehatan di RSUD Muyang Kute dan beberapa warga yang memiliki hubungan keluarga.
Hasilnya setelah semua hasil SWAB keluar ada 19 orang yang dinyatakan positif Covid-19, terdiri dari tenaga kesehatan dan warga sipil, dari 19 orang yang dinyatakan positif ini akan ada lagi uji SWAB lanjutan, misalnya ditempat kerja seorang Bidan yang ikut dinyatakan positif Covid-19, Bidan tersebut bekerja di Puskesmas Simpang Tiga Redelong.
Menurut hemat penulis seluruh pekerja di Puskesmas Simpang Tiga Redelong dan dilacak siapa saya yang pernah berkunjung untuk sekedar berkunjung atau berobat dilakukan uji SWAB untuk menemukan tingkat penularan Covid-19 kepada yang lain.
Kuat dugaan alur penyebaran Covid-19 di Kabupaten Bener Meriah terjadi dari satu orang, kemudian bersentuhan dengan yang lain dan bersentuhan lagi dengan yang lainnya, begitu seterusnya sehingga ditemukan lonjakan Covid-19 di Kabupaten Bener Meriah.
Menurut hemat penulis, 19 (sembilan belas) pasien yang ada di Bener Meriah dan 3 (tiga) pasien yang ada di Aceh Tengah, tidak memiliki riwayat bepergian keluar negeri atau bahkan ke daerah daerah zona merah Covid-19. Tenaga kesehatan bahkan terinfeksi Covid-19 disaat mereka sedang menajalankan tugas.
Keberadaan Covid-19 di Bener Meriah telah tersebar di tengah masyarakat itu sendiri sehingga seseorang dapat terinfeksi tanpa harus bepergian ke luar wilayah atau bertemu orang asing diluar wilayahnya.
Katakanlah satu pasien Covid-19 menularkan kepada keluarganya sendiri dan kepada satu tenaga kesehatan, kemudian keluarga dan tenaga kesehatan lainnya juga ikut tertular akibat bersentuhan langsung dari satu keluarga serta dari satu tenaga kesehatan kepada tenaga kesehatan lainnya, hal ini dapat disebut sebagai transmisi lokal.
Umumnya, orang yang terinfeksi akan menularkan virus pada keluarga, teman, maupun orang-orang di sekitarnya sehingga transmisi lokal pun terjadi.
Setidaknya dengan pemahaman yang penulis miliki, pembelajaran yang dapat kita petik kejadian Covid-19 di Bener Meriah dan Aceh Tengah lonjakan Covid-19 terjadi akibat adanya transmisi lokal.
Penulis memahami akan ada perbedaan pandangan terkait dengan istilah dan proses transmisi lokal Covid-19 dengan latar belakang yang penulis miliki mungkin agak keliru memahami apa itu transmisi lokal Covid-19, berharap ada pihak yang lebih kompeten memberi penjelasan lebih lanjut.
Setidaknya penulis telah membaca dari berbagai sumber dan menyimpulkan apa yang terjadi di Bener Meriah adalah transmisi lokal Covid-19, penulis berharap tidak ada lagi sanggahan dan bersikeras bahwa apa yang terjadi di Bener Meriah bukan transmisi lokal.
Sebagai penutup, saran saya kepada pihak terkait di Kabupaten Bener Meriah, Kita akui saja bahwa apa yang terjadi hari ini di Kabupaten Bener Meriah telah terjadi transmisi lokal Covid-19, ini bukan aib dan kita temukan solusi pencegahannya, bahwa kemudian saya dan kita semua berdoa semoga transmisi lokal Covid-19 tidak melebar kemana-mana.
*Direktur Ramung Institute





