Sadar Atau Tidak, Banyak Yang Melakukan Pembonsaian

oleh

Oleh : Dr. Hamdan, MA*

Semua orang mungkin pernah dan sering mendengar kata bonsai, bonsai biasanya adalah selalu digandengkan dengan tanaman. Bonsai adalah salah satu seni untuk pemangkasan tanaman ataupun pohon, agar tumbuh kerdil, mini atau kecil, dimana kegiatan membonsai tanaman adalah ketika seorang yang berupaya untuk membonsai tanaman sehingga tanaman tersebut sehingga kecil bisa ditanam di dalam pot bunga untuk dijadikan tanaman hiasan.

Kegiatan tersebut memerlukan keahlian, keuletan, kesungguhan dan memerlukan waktu yang relatif lama agar tanaman yang dibonsai menjadi tanaman yang tumbuh sebagai tumbuhan yang dibonsai dengan sempurna agar menjadi tanaman hias yang indah dan mempunyai nilai jual yang tinggi.

Istilah “bonsai” muncul di Jepang pada masa pemerintahan Kamakura(1192-1333), sebuah ilustrasi tentang bonsai muncul dengan gambar yang terkenal milik seorang pendeta bernama Honen, ilustrasi tersebut menggambarkan bonsai dibuat dengan tujuan memenuhi kepuasaan pengggemarnya.

Pada masa itu pohon-pohon dikumpulkan lalu dikerdilkan kemudian ditanam dalam pot; kendatipun istilah bonsai berasal dari bahasa Jepang namun asal mula bonsai konon berasal dari china, sudah ada semenjak dinasti Tsin, kendatipun ada yang mengatakan seni merangkai tanaman bunga ini berasal dari negara India.

Namun dalam tulisan ini, pada dasarnya penulis tidak membahas seni bonsai dengan segala dimensinya, tata cara dan seluk beluk seni membonsai tanaman, namun satu sisi yang menarik penulis adalah bahwasanya bonsai adalah salah satu seni mengerdilkan satu tumbuhan ataupun tanaman, dimana tanaman tersebut pada dasarnya berpotensi besar untuk menjadi pohon yang besar dengan mempunyai batang yang besar dengan dahan-dahan yang banyak.

Namun dengan keahlian seseorang mampu menjadikan tumbuhan yang berpotensi besar tersebut bisa dikerdilkan untuk tujuan-tujuan tertentu.

Ternyata dalam sejarah panjang kehidupan manusia kegiatan membonsai dengan objeknya bukan saja tanaman namun objek apa saja terkadang dibonsai, yang dianggap berpotensi tumbuh besar, kemudian dibonsai agar tumbuh kerdil sehingga bisa dijadikan sebagai sesuatu yang menguntungkan ataupun tidak membuat kerugian bagi yang melakukan.

Meskipun dalam banyak konteks yang lainnya ada yang melakukan hal tersebut tanpa disadari sehingga membawa kerugian bagi yang melakukannya ataupun orang lain.

Dalam sebuah buku yang dikarang oleh Jonathan Einsen seorang Jurnalis Investigatif yang berjudul ”Suppressed Invetions and Other Discoveries dalam buku tersebut berisi mengenai semua penemuan-penemuan dan gagasan-gagasan yang besar telah dikembangkan selama 100 tahun terakhir oleh peneliti dan pemikir berlian dalam berbagai bidang yang seandainya penemuan-penemuan tersebut digunakan maka sangat banyak memberikan manfaat yang tidak kecil bagi kepentingan kemanusian.

Namun ketika penemuan-penemuan tersebut berbenturan dengan kepentingan orang-orang yang punya kuasa yang mampu mengganggu kepentingan-kepentingan mereka maka penemuan-penemuan tersebut sengaja dihilangkan beserta penemuanya.

Dalam buku tersebut banyak menjelaskan tentang penemuan yang sarat manfaat dalam beragam bidang misalnya adalah bidang bahan bakar kenderaan, tentang obat-obatan, listrik, vaksin polio dan lainnya namun dalam buku tersebut ternyata para penemuanya bukannya mendapatkan penghargaan namun tidak sedikit yang yang mengalami kematian, ini disebabkan seandainya penemuan tersebut dipakai untuk orang banyak bisa membuat orang yang sudah merasakan kekayaan dalam bisnis tertentu akan merasakan dampak yang sangat merugikan mereka.

Dalam arti di negara-negara maju dan modren sendiri ditemukan juga banyak ilmuan-ilmuan yang melakukan penelitian-penelitian dan menemukan sesuatu yang berlian dalam beragam bidang yang seanadainya penemuan tersebut dimanfaatkan untuk kemaslahatan dan kepentingan orang tentunya banyak yang mendapatkan kebaikan.

Namun penemuan-penemuan yang mereka temukan ternyata bisa menghancurkan apa yang sudah diperoleh sebagian orang dari bisnis tertentu, sehingga mereka berusaha menbonsai perkembangan ilmu pengetahuan disebabkan akan meruntuhkan dominasi mereka dalam bisnis tersebut.

Dengan perlakuan tersebut mereka dengan sadar membonsai ilmuan sehingga sedikit banyak akan mempengaruhi kreatifitas mereka dengan intimidasi yang sikap mereka terhadap ilmuan tersebut.

Dalam konteks lainnya dalam sejarah betapa bangsa-bangsa di dunia, sengaja melakukan pembonsaian dengan beragam cara agar bangsa lainnya terpasung dalam kemunduran dan mudah dikuasai dan dihancurkannya.

Dalam Al-Quran dijelaskan ketika Mesir di kuasai oleh seorang raja yang bernama Ramses, yang dalam Al-quran lebih terkenal dengan Firaun, dimana disebabkan mendengar berita dari para tukang ramalnya akan ada seorang anak dari keturunan Bani Israil yang akan meruntuhkan kekuasaannya, sehingga dia melakukan beragam cara melakukan ”pembonsaian” terhadap Bani Israil agar apa yang dikwatirkan tersebut tidak sampai terjadi.

Begitu juga mungkin kejadian yang sama yang dilakukan oleh Raja Babilonia menjelang kelahiran nabi Ibrahim AS.

Dalam perputaran perpolitikan di Negara kita pada masa era reformasi, bagaimana pemimpin pada masa itu melakukan “pembonsaian” tehadap apa saja yang dianggap membahayakn apakah dengan menghilangkan orang-orang yang krtiis, media massa bahkan partai politik kesemuanya tersebut dalam upaya melanggengkan kekuasaan.

Pembonsaian dalam aspek politik mungkin masih dianggap positif jika melakukan ”pembonsaian” untuk kepentingan yang akan melanggengkan dan mempertahankan ideologi negara dengan melakukan pembonsaian terhadap ajaran-ajaran yang bisa menghancurkan dasar-dasar negara.

Dalam perspektif kehidupan seorang muslim semestinya memiliki kehidupan yang baik dengan berprilaku yang sesuai dengan ajaran Islam, dengan melakukan hal-hal yang baik dan menjauhkan diri dari hal-hal yang buruk, ataupun mengembangkan potensinya namun terkadang seseorang membonsai hal-hal positif dan baik yang semestinya ditumbuh kembangkan.

Begitu juga dengan seseorang yang diberikan dengan beragam potensi lahir bathin dan juga bakat-bakat yang begitu luar biasa, seharusnyalah ditumbuh kembangkan potensi-potensi yang ada dalam diri yang dianugrahkan oleh sang Pencipta untuk kemaslahatan dan menjadi bekal hidup di dunia maupun akhirat, kendatipun seseorang tersebut mungkin tidak menyadari prilaku buruknya membonsai kan hal-hal yang baik dan positif yang ada.

Dalam dunia pendidikan dan juga pengajaran sebagai seorang pendidik dan pengajar salah satu tugas yang mesti dilakukan adalah menumbuhkan dan mengembangkan potensi-potensi peserta didik yang ada pada mereka, dengan memperhatikan dan mengarahkan potensi-potensi tersebut sesuai dengan bakat dan minat peserta didik.

Namun terkadang ketidak mampuan sang pendidik dalam mendidik bisa jadi ketidak mampuan tersebut disebabkan tidak ada motifasi yang baik dari pendidik untuk mengembangkanya, ataupun ketidakmampuan tersebut disebabkan kurang memiliki kompetensi dengan segala aspeknya.

Maka dalam pandangan penulis sadar atau tidak sadar telah melakukan pembonsaian terhadap perkembangan aspek para peserta didik, bukankah diakui betapa besarnya peran pendidik terhadap perkembangan fisik, mental, sosial, emosi dan spriatual peserta didik.

Begitu juga dengan peran penting yang semestinya diakui dan diemban oleh para orang tua dalam mendidik sang anak tercinta mereka, bagaimanapun juga rumah tangga adalah madrasah pertama bagi sang anak di mana di dalamnya orang tua mengajar, mendidik dan juga menumbuhkan dan mengembangkan potensi-potensi yang ada dalam diri sang anak.

Namun ketika orang tua tidak memiliki kompetensi dalam melakukan pekerjaan yang mulia tersebut, secara sadar maupun tidak sadar telah melakukan pembonsaian terhadap potensi-potensi anak sehingga fisik, mental, sosial, emosional maupun spriatualnya tidak tumbuh dengan baik, ketika semua aspek tersebut tidak tumbuh dengan baik maka orang tua telah melakukan pembonsaian terhadap aspek-aspek yang dimiliki sang anak.

*Penulis Adalah Dosen IAIN Takengon

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.