TAKENGON-LintasGAYO.co : Sebanyak 20 warga Kampung Nunang Antara, Kecamatan Bebesen, Aceh Tengah, mengikuti pelatihan pembuatan sirup terong belanda.
Pelaksana kegiatan tersebut, Odih Iskandar mengatakan kegiatan ini didanai oleh program Corporate social responsibility (CSR) PT. PLN (Persero) UIP Kitsum-UPP 5 PLTA Peusangan 1 dan 2.
“Ke-20 orang ini tergabung dalam Kelompok Usaha Bersama (KUBe) di Kampung Nunang Antara. Pelatihan berlangsung selama tiga hari ke depan,” kata Odih, Selasa 23 Juni 2020.
Dikatakan lagi, narasumber pelatihan ini langsung akan diisi oleh akademisi Fakultas Pertanian Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Unsyiah Banda Aceh.
Sementara itu, Manager PT. PLN (Persero) UIP Kitsum-UPP 5 PLTA Peusangan 1 dan 2, Nanda Dani Andriyanto mengatakan, bahwa program ini merupakan lanjutan dari program sebelumnya.
“Sebelumnya lewat CSR PLN kita membantu budidaya terong belanda bekerjasama dengan Dinas Pertanian, tahun ini kita lanjutkan dengan pengolahan hasil panen yang bekerjasama dengan Dinas Perdagangan dan UKM Aceh Tengah,” jelasnya.
Nanda menyebutkan melalui program CSR tersebut diharapkan dapat ikut membantu pemerintah daerah dalam memberdayakan potensi daerah dan meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat.
“Kami berharap program ini bermanfaat dan dapat membantu pemerintah daerah serta membantu mengatasi masalah ekonomi masyarakat melalui peningkatan keterampilan,” katanya.
Lain itu, Bupati Aceh Tengah, Drs. Shabela Abubakar yang membuka kegiatan tersebut menyampaikan apresiasi kepada PT. PLN selaku penggagas proyek PLTA Peusangan 1&2 yang sejauh ini sangat fokus dan berkomitmen dalam mewujudkan tanggungjawab sosial perusahaannya ke dalam program-program pemberdayaan ekonomi dan sosial kemasyarakatan.
“Agar ke depannya kegiatan-kegiatan dalam bentuk penguatan ekonomi dan keterampilan masyarakat dapat menjadi bahagian program tanggungjawab lingkungan yang berkelanjutan diluar kewajiban CSR perusahaan,” kata Shabela.
Terkait pelatihan pembuatan sirup terong belanda, Shabela mengatakan ada kendala saat daerah ini menggas pengolahan dari berbagai komoditas. Kendala itu, kata dia dari segi pemasaran.
“Makanya banyak usaha yang dirintis dari hasil pelatihan itu selalu gagal dan berhenti di tengah jalan akibat keterbatasan teknologi produksi dan pemasaran,” terangnya.
Untuk itu, dia berharap pasca pelatihan ini dapat dilakukan follow up dari dinas terkait agar kegagalan dimasa lalu tidak terjadi dan terulang kembali.
“Dari pengalaman kegagalan terdahulu, kami berharap pada pelatihan kali ini kemungkinan kegagalan dapat diantisipasi. Karena kami lihat pelatihnya (instruktur, red) sangat kompeten juga alat-alat yang dibantu PLN begitu canggih-canggih,” kata Shabela.
Dia juga mengingatkan, dalam menjalankan usaha ini, mutu produk harus dapat dijaga khususnya kualitas bahan baku. Dan Pemerintah Daerah akan mendukung perkembangan usaha, baik perizinan maupun pemasarannya.
“Bahan baku harus dijaga kualitasnya. Khususnya terong belandanya harus benar-benar matang. Dan jangan menggunakan karbit, agar kandungan dalam terong tersebut tidak hilang, dan terjaga kealamiahannya,” pesan Shabela.
“Nanti ketika produknya siap dijual, hasilnya dipasarkan minimal ke kantor-kantor pemerintah. Kami akan memberikan rekomendasi untuk memasukan barang produksi ini ke instansi-instansi dimaksud,” tambahnya.
Pantauan LintasGAYO.co, selain dilatih cara membuat sirup peserta juga diajarkan cara mengoperasionalkan mesin produksi pembuatan sirup buah oleh tim operator dari PT. Sang General Industri (SGI).
Terlihat sejumlah mesin dan peralatan produksi turut disumbangkan oleh PT. PLN (Persero) UIP UPP KITSUM 5 Proyek PLTA Peusangan 1 & 2 untuk mendukung pengembangan usaha sirup buah dimaksud.
[Darmawan Masri]