Hamzah, Hasilkan Jutaan Rupiah Lewat Tanaman Hidroponik di Tengah Pandemi

oleh
Hamzah (Foto : Yus)

Di tengah pandemi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) saat ini, banyak dari warga kehilangan mata pencahariannya. Bukan hanya di Gayo, bahkan di seluruh dunia kini mengalami krisis ekonomi, bahkan FAO sebuah lembaga dunia yang mengurusi pangan memprediksi akan terjadi kelangkaan pangan akibat pandemi ini.

Di masa-masa sulit seperti sekarang ini, semua kita dituntut agar mampu bertahan tanpa mengharapkan bantuan sosial pemerintah, yang hingga kini manjadi polemik di tengah-tengah masyarakat.

Terlepas dari semua konspirasi kehadiran Covid-19 yang kini mewabah di seantero donya, hingga diprediksinya wabah ini akan berakhir setelah Pemilu presiden di Amerika usai, semua kita harus mampu bertahan agar tidak terinfeksi virus ini.

Menghasilkan pundi-pundi rupiah di masa Pandemi ini, memang menjadi tantangan tersendiri bagi kita semua. Namun, ada hal yang patut di contoh dari keberhasilan salah seorang ASN di lingkungan Pemkab Aceh Tengah dalam menambah penghasilannya selama pandemi berlangsung.

Adalah Hamzah, seorang warga Asir-Asir, Kecamatan Lut Tawar, Aceh Tengah yang membuat sebuah usaha lewat sayur-sayuran yang ia tanam menggunakan metode hidroponik.

Sebenarnya, metode ini bukan hal baru dalam dunia pertanian. Metode hidroponik adalah budidaya menanam dengan memanfaatkan air tanpa menggunakan tanah dengan menekankan pada pemenuhan kebutuhan nutrisi bagi tanaman.

Kebutuhan air pada hidroponik lebih sedikit daripada kebutuhan air pada budidaya dengan tanah. Hidroponik menggunakan air yang lebih efisien, jadi cocok diterapkan pada daerah yang memiliki pasokan air yang terbatas.

Memanfaatkan pekarangan belakang rumahnya, Hamzah mengisi waktu luangnya pada malam hari untuk merawat berbagai jenis sayuran yang ia tanam.

Tak pelak, penghasilan tambahan ia peroleh dari tanaman itu hanya dengan memanfaatkan halaman belakang rumah.

Memang, saat ini masyarakat mulai menggandrungi tanaman hidroponik sebagai konsumsi rumahan. Betapa tidak, selain tampilannya yang bersih, sayuran yang dihasilkan dari metode ini bebas dari pestisida.

Saat ditemui LintasGAYO.co, beberapa waktu lalu, Hamzah mengatakan ia hanya memanfaatkan halaman belakang rumahnya yang berukuran 8 x 10 meter.

“Ini namanya sistem rakit apung, sebagai media tanam sayuran. Saya buat green housenya,” kata Hamzah.

Menurut Hamzah, sistem tersebut hanya terdiri dari bak kolam dan gabus sebagai media tanam, dengan ketinggian air 20 CM. “Saya belajarnya dengan melihat dari youtube. Alhamdulillah bisa jadi seperti ini,” ujarnya.

Atas keberhasilan itu, Hamzah mampu meraup jutaan rupiah dari hasil penjualan sayurannya. Memaksimalkan hasil penjualan, Hamzah tidak membuat tanaman sayurannya sekali tanam, ada masa jeda yang ia lakukan, agar bisa panen setiap hari.

“Jadi kalau panen setiap hari, kan penghasilan harian kita ada. Jadi jangan sekali tanam, jadwal tanamnya diatur,” katanya.

Ia berharap, di tengah pandemi saat ini, bagi masyarakat yang kehilangan penghasilan, boleh mencoba teknik tersebut.

“Karena ini sangat mudah sekali. Panennya juga cepat, itung-itung tambahan penghasilan kita. Lain itu, kita juga dapat menghidari diri dari Covid-19, karena asik mengurus tanaman kita, tanpa ada berkumpul dengan orang lain,” tandasnya.

[Darmawan]

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.