Oleh : Wen Simahgoda*
Seorang pemimpin adalah cerminan masyarakatnya, dengan kata lain bagaimana cara pandang masyarakat maka seperti itulah pemimpin yang akan lahir. Tentu ungkapan ini ttidak sepenuhnya benar, namun sebagai tambahan referensi demokrasi dan birokrasi tidak ada salahnya kita melakukan studi untuk menambah wawasan.
Dalam upaya mencari pemimpin yang baik, kita (masyarakat) perlu menjernihkan cara pandang kita tentang pemimpin. Salah satu upaya yang dapat kita ditempuh adalah dengan memahami kriteria pemimpin itu sendiri. Setiap individu tentu memiliki kriteria pemimpin yang ia inginkan. Ada yang merujuk kepada sudut pandang sejarah islam, syariat agama, kesukuan, kemajuan teknologi, ekonomi serta sudut pandang lainnya.
Dalam kesempatan ini penulis juga ingin menyebutkan kriteria pemimpin yang mudah mudahan menjadi pertimbangan kita semua dalam memilih pemimpin dimasa yang akan datang. Menurut penulis ada lima kriteria yang perlu dimiliki calon pemimpin yaitu:
Pertama; Berilmu Pengetahuan (teori dan praktik)
Penjelasan; Berilmu pengetahuan yang penulis maksud disini adalah berdasar pada tinjuan keilmuan yang alami, orang lain menilai keilmuannya tidak hanya dari sisi gelarnya saja seperti sarjana, doktor, profesor dll. Meskipun pada aturannya calon pemimpin wajib memiliki gelar. Kemudian, berilmu pengetahuan disini maksudnya ialah tidak hanya pandai berteori, bicara dan main di atas kertas saja, namun juga adalah orang yang berpengalaman (melakukan apa yang ia ketahui dan yang ia bicarakan)
Kedua: Mengetahui Sejarah
Penjelasan; Manusia yang mengetahui sejarah memiliki kriteria sebagai pemimpin. Orang yang mengetahui sejarah disini maksudnya mengetahui sejarah dirinya, orang tuanya, saudaranya. Dengan mengetahui sejarah dirinya kemudian tentu ia harus mengetahui sejarah wilayahnya dimana ia tinggal, budanya, adat dan nilai-nilai adatnya. Dengan demikian calon pemimpin seperti ini tidak akan kufur terhadap sejarahnya sendiri dan darahnya sendiri
Ketiga; Peduli Dunia Pendidikan
Penjelasan; Maksud dari kriteria yang ketiga ini adalah bagaimana seseorang peduli terhadap dirinya, seperti itulah seharusnya ia peduli terhadap pendidikan. Terjemahan dari Peduli dunia pendidikan dalam hal ini adalah peduli terhadap generasi. Pemimpin yang memperdulikan generasi sangat kita butuhkan. Karena menjadi pemimpin tidak hanya mengurus fisik, infrastruktur, daerah, geografis saja, namun yang lebih penting dari itu adalah mengurus generasinya, SDMnya, serta masyarakatnya agar dimasa yang akan datang masyarakat dan daerahnya tersebut maju dengan baik dan berperadaban.
Keempat: Memprioritaskan Transparansi danBerupaya Memahamkan Masyarakat
Penjelasan; Memang dalam hal kepemimpinan tidak segala hal harus ditunjukkan kepada masyarakat, akan tetapi ada banyak hal sensitif yang memang masyarakat wajib ketahui. Dalam hal ini pemimpin perlu berupaya menjelaskan apa yang memang perlu diketahui masyarakat agar tidak terjadi saling curiga dll. Seorang pemimpin yang terbuka akan lebih siap menjalankan roda kepemimpinan daripada yang suka menutup-nutupi hal yang seharusnya diketahui masyarakat.
Kelima; Tidak Memaksa Orang, Tidak Memaksakan Diri
Penjelasan; Bila memang perilaku kita baik, orang akan mempercayai kita dan orang akan menjadikan kita sebagai yang terbaik dan bahkan menjadi pemimpin sekalipun. Dari perspektif proses, Menjadi pemimpin sebaiknya tidak karena keinginan diri sendiri. Sebaiknya pula, jangan memaksakan orang lain untuk memilih diri kita.
Bila hal ini terjadi biasanya akan terjadi politik uang, iming-iming jabatan, membuat janji-janji kepada masyarakat secara terpaksa, dll. Disamping itu kita juga akan berkorban harta, tenaga, uang yang sudah tidak wajar lagi untuk menjadi pemimpin.
Calon pemimpin seperti ini dimasa yang akan datang akan kurang membawa manfaat terhadap masyarakat. Simpelnya, uang seratusribu pun kita pikirkan jika hilang, apalagi sampai jutaan bahkan milyaran. Fokuskah kita?
Itulah kriteria calon pemimpin dalam pandangan penulis, tentu setiap orang punya sudut pandang sendiri. Perbedaan sudut pandang mutlak adanya dan penulis adalah pecinta perbedaan pendapat. (Tabi kutuah bahgiente)
*Wen Simahgoda dengan nama asli Radensyah, merupakan youtuber dengan nama channel Gayo Mugagak