REDELONG-LintasGAYO.co : Camat Bukit, Kabupaten Bener Meriah, Ismail mengatakan bahwa aksi dari warga Kampung Kute Kering, yang didominasi kaum ibu, tersulut akibat banyak persoalan.
“Ibu-ibu warga Kute Kering awalnya menyampaikan aspirasi kepada Reje setempat,” katanya saat di tanyai LintasGAYO.co, Senin 1 Juni 2020.
Ditanya aspirasi apa, Ismail menjawab banyak persoalan di Kampung Kute Kering yang disampaikan oleh ibu-ibu.
“BLT Dana Desa dan dana ketahanan pangan saya kira hanya sebagai jalan saja untuk membuat masyarakat marah, hingga merusak kantor desa. Ada beberapa persoalan lama yang belum selesai hingga saat ini. Dan kejadian hari ini akumulasinya,” terang Ismail.
Ia selaku pembina Reje Kampung di Kecamatan Bukit, akan memanggil Reje Kute Kering. “Kita akan panggil yang berdangkutan untuk melakukan pembinaan, dimana letak kesalahannya harus segera diperbaiki,” ujarnya.
“Saya mendengar ada warga yang kecewa juga terhadap pelayanan Reje, baik itu administrasi warga, surat-menyurat yang selalu terlambat diproses oleh pihak kampung,” tambahnya.
Ismail mengatakan, pihaknya sudah menghubungi seluruh Reje Kampung di Kecamatan Bukit, untuk kembali mengaktifkan semua kantor desa dan beri pelayanan maksimal kepada warga.
“Begitu juga dengan para Reje jika berpergian, minimal kasi tahu ke kita, agar masyarakat tidak tersulut emosinya saat Reje tidak berada di tempat, seperti kasus yang di Kute Kering,” tegasnya.
Terkait bantuan Ketahanan Pangan yang juga menjadi polemik saat ini tengah-tengah masyarakat, pihaknya juga sudah memberikan pemahaman kepada warga.
“Banyak warga yang sudah mulai menerima dengan apa yang kita sampaikan, kita juga sudah sampaikan agar masyarakat bersabar menunggu juknis dari Pemkab,” kata Ismail yang baru beberapa minggu menjabat Camat Bukit ini.
[Darmawan]